BERITAALTERNATIF – Ferdi dilahirkan di Kecamatan Muara Kaman Kabupaten Kukar pada 20 Januari 1985. Ia menghabiskan sebagian besar usianya di kampung halamannya.
Anak ketiga dari enam bersaudara ini dilahirkan dan dibesarkan di Dusun Delta Mahakam, Desa Muara Kaman Ulu Seberang.
Selama hidup di kampung, ia menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman sebayanya.
Dia masih mengingat kenangan masa kecil di kampungnya, salah satunya berenang menyeberangi sungai setelah pulang dari sekolah.
Sejak kecil, Ferdi dididik untuk membantu orang tuanya berjualan berbagai macam makanan seperti gorengan, kue basah, kue kering, bubur ayam, mihun, olahan sayur atau gangan dalam bahasa Kutai, dan berbagai masakan lain.
Ibunya dikenal oleh warga di kampungnya sebagai perempuan yang sangat pandai memasak. Beragam makanan yang dibuat ibunya pun menjadi makanan rutin warga kampung.
Ferdi kerap membawa dagangan ibunya untuk dijual di sekolah. Aktivitas itu dilakoninya setiap hari hingga duduk di kelas 3 SMP.
“Sudah kelas 3 SMP, baru ekonomi orang tua mulai naik. Jadi, tidak jualan lagi (di sekolah),” ucapnya kepada awak media beritaalternatif.com, Sabtu (6/1/2024).
Selama menempuh pendidikan di tingkat dasar hingga tingkat atas, Ferdi tergolong anak yang memiliki prestasi bagus di sekolah.
Enam tahun menempuh pendidikan di SDN 010 Muara Kaman, dia selalu masuk di peringkat 1 ataupun 2. Di SMPN 1 Muara Kaman Ferdi juga selalu masuk 3 besar.
Setelah lulus SMP, saat itu belum ada sekolah negeri di kampungnya. Ia pun memutuskan masuk SMA Martadipura Muara Kaman.
Prestasinya di SMA tak sebagus saat dia duduk di bangku SD dan SMP. Namun, Ferdi masih bisa masuk 5 besar. “Cuman enggak sebaik waktu SD dan SMP,” ungkapnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah atas di Muara Kaman, Ferdi melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Di kampus negeri ternama di Provinsi Kaltim tersebut, ia mengambil Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
“Pendidikan itu ya basic-nya di kampung. Paling kuliah saja di Samarinda,” tuturnya.
Selama menempuh perkuliahan, dia memilih berjuang secara mandiri untuk membiayai kuliahnya hingga lulus pada tahun 2010.
Di sela-sela kuliah, Ferdi bekerja sebagai loper koran di Tribun Kaltim. Selain itu, dia bekerja sebagai helper di salah satu perusahaan minyak di Kaltim. Pekerjaan itu membantunya membiayai pendidikan tinggi hingga lulus.
Dalam menjalankan tugas sebagai pekerja, ia selalu memegang teguh pesan orang tuanya untuk bekerja secara jujur serta menjaga kepercayaan dan silaturahmi.
Selain menjalani rutinitas perkuliahan di kelas, ia mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara Unmul Samarinda. Dia pernah diamanahi jabatan Majelis Permusyawaratan Organisasi.
Ferdi juga mengikuti organisasi Forum Pemerhati dan Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Muara Kaman yang berbasis di Kecamatan Tenggarong.
“Sampai saya vakum itu jabatan saya sekretaris,” ungkapnya.
Dia juga pernah mengikuti organisasi yang fokus membahas isu-isu terkini di Kukar.
“Terakhir saya gabung itu 2009-2010. Karena waktu itu dapat kerjaan di Bontang, jadi saya memutuskan untuk vakum,” terangnya.
Ferdi pernah menjadi tim sukses di Pilkada Kukar 2019. Namun, calon yang didukungnya gugur di tengah jalan. “Calonnya enggak jadi naik,” sebutnya.
Setelah lulus kuliah, ia memutuskan untuk menikahi ibu dari anak-anaknya. Di tengah kondisi demikian, dia memutuskan mencari pengalaman kerja di tempat lain.
Dia juga menimba pengalaman sebagai pekerja di perusahaan pembiayaan motor dan mobil, bank, dan sales barang industri hingga supervisor. “Makanya sempat ke luar negeri,” ujarnya.
Setelah berhenti dari pekerjaan tersebut, Ferdi mulai merintis usaha secara mandiri seperti membuka konter hingga pelayanan jasa CCTV dan pengerjaan baja ringan di Kaltim.
“Sampai hari ini (usaha pelayanan jasa masih aktif). Sampai ada kerjaan-kerjaan lain juga di Samarinda-Tenggarong” ucapnya.
Ia memulai perjuangannya di panggung politik daerah pada tahun 2014 hingga 2021 di Partai Perindo.
Di partai tersebut, dia pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Belakangan, ia merasa tak cocok dengan Partai Perindo.
Ferdi pun pindah ke Partai Nasdem. Di partai tersebut, ia sudah lolos pada tahap verifikasi, tetapi dia menganggapnya belum cocok sebagai perahu untuk bertarung di Pileg 2024.
Akhirnya, ia mencalonkan diri sebagai wakil rakyat dari Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia di Dapil II, yang meliputi Kecamatan Muara Kaman, Sebulu, dan Tenggarong Seberang.
“Kebetulan rekomendasi dari Sekjen DPW (Gelora Kaltim), Pak Sarwono,” pungkasnya. (mt/fb)