Oleh: Ibrahim Amini*
Ada masanya anak harus disapih atau dihentikan dari mengonsumsi asi, yaitu: Pertama, ketika ibu terjangkit penyakit menular.
Kedua, ketika ibu menderita gangguan kesehatan serius, seperti serangan jantung, dan dokter menganjurkannya tidak menyusui.
Ketiga, ketika ibu menderita penyakit mental, atau menderita epilepsi.
Keempat, ketika ibu menderita anemia dan memberikan asi akan membahayakan keduanya (ibu dan anak).
Kelima, ketika ibu ketagihan narkoba dan atau minuman beralkohol, karena asinya akan menjadi beracun dan berbahaya bagi anak.
Dalam kondisi-kondisi seperti ini, di mana bayi dapat terancam penyakit ataupun racun melalui asi, maka sebaiknya ibu menghindari pemberian asi.
Sementara itu, ketika seorang ibu menyusui memperoleh kehamilan, maka ia mesti menyapih anaknya, dan bersamaan dengan itu memperkenalkan makanan-makanan lain kepada anaknya.
Menyapih Anak
Idealnya, bayi memperoleh asi selama dua tahun. Ini sebagaimana difirmankan Allah Swt, “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh.” (QS. al-Baqarah: 233)
Ibu diizinkan menyapih anaknya sebelum dua tahun, asalkan tidak kurang dari 21 bulan. Imam Ja’far Shadiq berkata, “Periode penyusuan bayi haruslah minimum 21 bulan. Bila seorang ibu menyusui kurang dari periode itu, maka itu akan menyebabkan kesulitan bagi anak.”
Dalam dua tahun penyusuan oleh ibu, anak secara perlahan juga dibiasakan mengonsumsi makanan lainnya. Dalam periode ini, ibu dapat mulai mengurangi frekuensi penyusuan, dan menggantinya dengan makanan bergizi lainnya.
Setelah masa penyusuan berakhir, bayi pun harus disapih. Sehingga bayi pun sekarang siap mengonsumsi nutrisi lainnya. Seorang ibu yang perhatian mestilah mengetahui tipe makanan apa yang dapat diberikan kepada anaknya. Makanan ini harus sesuai dengan karakter anak dan memiliki nilai gizi yang baik.
Namun demikian, penyapihan anak bukanlah tugas yang mudah. Selama beberapa hari, bayi akan menangis dan terus meminta asi. Pada kondisi ini, ibu hendaklah bersabar dan bijaksana.
Para ibu biasanya menaruh sesuatu yang pahit di puting susunya atau mewarnai hitam payudaranya, agar bayi enggan menetek darinya.
Namun, tindakan-tindakan yang diambil jangan sampai membuat anak ketakutan. Anak tidak semestinya merasa ketakutan selama masa penyapihan, karena hal itu dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan fisik dan psikologinya. (*Tokoh Pendidikan Islam)