Search
Search
Close this search box.

Masalah Higiene dan Sanitasi pada Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima sedang berjualan di pinggir jalan. (Istimewa)
Listen to this article

Oleh: Kaysaa Alimah Wahab, Astrid, Anggrian Alif Pratama, Ariel, dan Tia Eka Savitry

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan juga dijadikan sebagai mata pencaharian bagi sebagian orang. Kebiasaan pedagang kaki lima dalam menyajikan makanan tidak memperhatikan higiene dan sanitasi makanan. Apabila makanan tidak ditangani dan diolah sesuai standar higiene dan sanitasi dengan benar, makanan tersebut akan menjadi sumber penyakit, terutama bagian pencernaan.

Realitanya banyak pedagang berjualan di jalan yang kondisinya berdebu sehingga makanan terkontaminasi oleh debu, asap kendaraan, aroma sampah, dan lalat yang berasal dari sampah hinggap di makanan. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit, di antaranya penyakit diare.

Advertisements

Menurut BPS kota Samarinda tahun 2023, penyakit diare termasuk salah satu kasus penyakit terbanyak di Samarinda. Sebanyak 6.442 orang menderita penyakit ini. Sedangkan jumlah penduduk yang meninggal akibat penyakit diare dari tahun 2017 hingga 2023 sebanyak 5 orang.

Makanan yang terkontaminasi dapat menjadi penyebab penyakit diare. Masalah higiene dan sanitasi yang sudah jelas tidak aman karena makanan dijual secara terbuka sehingga cenderung mudah terkena debu dan polusi lingkungan. Selain debu dan polusi, lalat juga menjadi penyebab makanan terkontaminasi. Lalat yang hinggap dapat menyebabkan makanan tersebut terkontaminasi oleh bakteri hanya dalam waktu 1-2 detik.

Alasan di balik higiene dan sanitasi yang kurang di pedagang kaki lima disebabkan pengetahuan dan kesadaran yang minim tentang dampak yang akan timbul jika lingkungan sekitar area berjualan kotor.

Pedagang memiliki kebiasaan menyentuh makanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan tidak memakai sarung tangan, kuku tangan panjang, memiliki kebiasaan merokok, peralatan tidak utuh, tempat sampah tidak tertutup, dan tempat pencucian tidak higienis.

Perbaikan higiene dan sanitasi makanan sangatlah penting bagi pedagang kaki lima agar dapat mencegah makanan dari kontaminasi semua media penularan penyakit. Pedagang kaki lima dapat menerapkan higiene dan sanitasi mulai dari selalu berjualan menggunakan masker, menggunakan peralatan yang bersih agar tidak mengontaminasi makanan yang dijual, lokasi berjualan sebaiknya tidak di pinggir jalan yang rentan asap kendaraan, debu, dan aroma sampah. Pedagang yang menjaga kebersihan memiliki daya tarik bagi pembeli untuk singgah membeli makanan yang dijual karena keadaan sekitar tempat berjualan bersih.

Mengenai higiene dan sanitasi yang minim dalam penjualan makanan dari pedagang kaki lima ditandai dengan banyak pedagang kaki lima tidak menerapkan standar kebersihan yang memadai. Hal ini mengakibatkan kontaminasi makanan. Kondisi tempat penjualan sering kali tidak bersih, dengan sampah yang tidak terkelola, sehingga meningkatkan risiko penyakit. Penggunaan peralatan masak yang tidak higienis dan tidak terawat juga memperburuk sanitasi. Selain itu, pengetahuan dan kesadaran pedagang yang minim tentang higiene menjadi tantangan utama.

Kolaborasi antara pedagang, pemerintah, dan masyarakat sangat krusial untuk mencapai higiene dan sanitasi yang lebih baik. Dengan kerja sama yang erat, kita dapat meningkatkan kesadaran tentang kebersihan, menjamin penerapan standar sanitasi yang lebih tinggi, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua. Kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan pedagang dalam hal reputasi dan kepercayaan konsumen, tetapi juga melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. (*Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT