BERITAALTERNATIF.COM – Suasana halaman Masjid Agung Aji Muhammad Sultan Sulaiman kian ramai, bukan hanya karena dikunjungi oleh para pengunjung UMKM tapi juga anak-anak yang bermain di wahana yang telah disediakan pengurus masjid tersebut.
Keberadaan wahana tersebut bertujuan untuk menarik minat anak-anak agar gemar mengunjungi dan mencintai masjid.
Kepala Sekretariat Masjid Agung Sultan Sulaiman Hairil Anwar menjelaskan bahwa selain wahana tersebut, pihaknya akan mengadakan sebuah pusat pembelajaran Alquran yang diberi nama Baitul Quran.
Saat ini, mereka telah membuka kelas tilawati dan iqro. Kegiatan ini dipimpin oleh Ikatan Remaja Masjid (Irma). Irma pun diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Dia menyebut Baitul Quran merupakan solusi di tengah fakta yang menunjukkan bahwa 60 persen umat Islam buta huruf Alquran.
Kehadiran Baitul Quran disebutnya bisa menjadi wadah bagi anak-anak untuk mempelajari dan mendalami Alquran.
“Paling tidak mereka bisa baca karena anak-anak sekarang bagus-bagus. Nanti bapaknya enggak bisa, anaknya bisa,” katanya.
Baitul Quran, kata Hairil, tak hanya memberikan peluang untuk belajar bagi anak-anak, tetapi juga bagi para remaja dan dewasa.
Khusus anak-anak, selain wahana bermain, mereka akan diajarkan cara membaca Alquran di Baitul Quran Masjid Agung Sultan Sulaiman.
Wahana yang terbangun atas kerja sama Masjid Agung dengan PT MHU tersebut diharapkannya bisa dimeriahkan anak-anak agar mengenal masjid sejak dini.
Pengurus Masjid Agung, kata dia, tak mengenakan biaya sepeser pun kepada para pengguna wahana tersebut.
“Kita enggak ada cari untung. Sudah cukup. Sekarang yang kita lakukan adalah bagaimana caranya memeriahkan rumah Allah,” katanya.
Ia berencana mengadakan kegiatan nonton bareng bersama anak-anak. Film yang ditayangkan akan berisi seputar kisah-kisah Nabi Muhammad saw, sejarahnya, serta sahabat-sahabat Nabi.
Hairil menginginkan anak-anak dan remaja mengenal fungsi rumah ibadah serta mencintainya, sehingga masjid megah yang dibangun oleh pemerintah daerah ini diwarnai semangat keagamaan yang tinggi. (*)
Penulis: Hanna
Editor: Ufqil Mubin