BERITAALTERNATIF.COM – Sejumlah faktor harus dipertimbangkan oleh seseorang sebelum memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon bupati atau wakil bupati Kukar di Pilkada 2024.
Pengamat politik dari Universitas Kutai Kartanegara Zulkifli menjelaskan bahwa syarat-syarat itu meliputi latar belakang dan pengalaman politik bakal calon bupati dan wakil bupati Kukar.
Pengalaman di dunia politik lokal, keterlibatan dalam organisasi kemasyarakatan, serta rekam jejak dalam bidang pelayanan publik juga dapat menjadi modal penting bagi seorang calon sebelum mengikuti kontestasi demokrasi lima tahunan tersebut.
Selain itu, dia menyebut keberhasilan bakal calon dalam membangun daerah. Hal itu dapat memberikannya penilaian positif dari masyarakat.
“Bukan sebatas modal mau saja. Semua orang pasti mau,” ujarnya saat diwawancarai awak media ini di Kampus Ungu pada Sabtu (20/4/2024).
Ia menyebut seseorang juga harus mempertimbangkan tingkat keterpilihan atau elektabilitasnya sebelum penyelenggaraan Pilkada Kukar.
Dukungan dari partai politik pun dinilainya menjadi salah satu faktor krusial yang mempengaruhi seseorang untuk mencalonkan diri di Pilkada tahun ini.
Menurutnya, keterkaitan dan hubungan yang baik bakal calon dengan partai politik di parlemen dapat membuka peluangnya untuk mendapatkan rekomendasi sebagai calon bupati atau wakil bupati Kukar.
Pasalnya, sambung Zulkifli, dukungan partai politik menjadi salah satu faktor kunci sebelum seseorang mencalonkan diri sebagai orang nomor satu atau nomor dua di kabupaten kaya sumber daya alam ini.
“Mau maju independen juga berat. Ibaratnya kalau mau nyebrang sungai, harus punya perahu dulu. Kalau enggak, berenang pasti,” tegasnya.
Dia menjelaskan, faktor finansial juga tak kalah penting karena bisa memainkan peran kunci dalam menentukan seseorang untuk menjadi calon peserta dalam kontestasi Pilkada 2024.
Kondisi finansial seseorang, lanjut dia, termasuk kemampuan untuk mendapatkan dukungan dana dan sumbangan dari berbagai pihak, dapat menjadi faktor kunci dalam menentukan kesiapan seseorang untuk mencalonkan diri dalam kontestasi politik seperti Pilkada.
“Sebagus apa pun orang itu punya karya, kalau secara finansial kurang, tentu bakal sulit. Karena pemilih kita ini adalah pemilih yang parokial. Mereka tidak mengenal visi misi, track record, dan seterusnya. Itu enggak akan menjadi perhatian mereka,” jelasnya.
Ia menerangkan bahwa seorang peserta di Pilkada harus melakukan kampanye politik yang memerlukan biaya yang tak sedikit. Hal itu untuk mendanai pemasangan spanduk, iklan media, dan kegiatan-kegiatan sosialisasi selama Pilkada 2024.
Karena itu, Zulkifli menegaskan, seorang calon yang mempunyai dukungan finansial yang kuat cenderung memiliki keunggulan selama mempersiapkan dan melaksanakan kampanye, bahkan bisa memenangkan Pilkada Kukar tahun 2024.
“Kita lihat pemilu-pemilu sebelumnya. Rata-rata duit menjadi faktor utama,” ucapnya. (*)
Penulis: Junaidin
Editor: Ufqil Mubin