Search
Search
Close this search box.

Tantangan dalam Mendidik Anak-Anak Berkebutuhan Khusus di Kabupaten Bima

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Usaha para guru mendidik para peserta didik pada umumnya jauh lebih mudah dibandingkan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.

Praktisi pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Bima Burhan mengungkapkan bahwa pihaknya menghadapi banyak tantangan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.

Sarjana pendidikan ini menguraikan beberapa tantangan dalam mendidik anak-anak “istimewa” tersebut, salah satunnya datang dari orang tua yang belum memiliki kesiapan untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Advertisements

Sebagian orang tua siswa, sambung dia, kerap menganggap anak-anak berkebutuhan khusus sebagai “generasi yang tidak berguna”.

Padahal, menurut Burhan, anak-anak berkebutuhan khusus adalah titipan dari Allah yang sangat luar biasa. “Itu rezeki, karena tidak ada satu orang pun yang mau anaknya tidak normal,” ujarnya kepada beritaalternatif.com pada Selasa (4/10/2022).

Ia menguraikan bahwa sebagian orang tua menganggap anak-anak yang berkebutuhan khusus tidak memiliki masa depan cerah.

“Mereka beranggapan anak yang normal saja enggak bisa jadi PNS, apalagi yang tidak normal. Itu tantangannya,” jelas Burhan.

Selain itu, menurut dia, para guru yang mengajar dan mendidik anak-anak berkebutuhan khusus di SLB menghadapi tantangan keterbatasan alat peraga.

Keterbatasan alat tersebut, sambung Burhan, dihadapi seluruh jenjang pendidikan SLB di Kabupaten Bima. “Di Bima ini masih terbatas sekali alatnya. Ini berbeda dengan di kota-kota besar,” sebutnya.

Kata Burhan, keterbatasan alat peraga untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Bima salah satunya karena sebagian orang tua tidak memberikan dukungan maksimal dalam menyukseskan pendidikan anak-anak mereka.

Hal ini berbeda dengan di kota-kota besar di Indonesia. Sebagian besar orang tua memberikan dukungan khusus untuk kelangsungan pendidikan anak-anak mereka. “Sarana dan prasarananya juga mendukung,” urainya.

Sebagai salah satu praktisi pendidikan di SLB, Burhan mengaku bahwa pihaknya tidak tinggal diam. Beberapa tahun terakhir, ia bersama rekan-rekannya di SLB secara rutin mengundang orang tua siswa, kepala desa, camat, Kapolsek, dan Koramil untuk menyosialisasikan pendidikan anak-anak di SLB.

“Alhamdulillah sedikit demi sedikit orang tua mulai memahami pendidikan anak-anak di SLB. Ternyata memang selama ini hanya mis-komunikasi dengan orang tua anak,” katanya.

Sebelumnya, pihaknya harus bersusah payah mencari siswa di Kabupaten Bima untuk dididik di SLB. Namun akhir-akhir ini, masyarakat kian memahami pentingnya pendidikan anak di SLB.

“Masyarakat mulai menyadari ternyata pendidikan di SLB itu asyik, nyaman, dan bisa dikoordinasikan dengan lingkungan sekitar,” sebutnya.

Dia berharap pemerintah daerah meningkatkan sarana dan prasarana di 14 SLB di Kabupaten Bima, sehingga anak-anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang nyaman dan aman di sekolah.

Burhan juga berharap orang tua para siswa memberikan dukungan penuh kepada anak-anak mereka selama menjalani proses pendidikan di SLB.

Anak-anak berkebutuhan khusus, lanjut dia, sejatinya memiliki potensi yang sama untuk menjadi pribadi-pribadi yang sukses seperti anak-anak pada umumnya.

Ia mencontohkan seorang anak tunanetra yang berhasil menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kota Bima. Begitu juga di Kota Mataram, yang jumlahnya jauh lebih banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang sukses berkarier di pemerintahan.

“Ada yang tunarungu juga jadi PNS di Kota Mataram. Karena sekarang sudah ada kuliah khusus di berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk lulusan SLB,” ungkapnya.

Kata dia, lulusan SLB tidak hanya berkarier di pemerintahan sebagai PNS. Mereka juga bisa memperbaiki motor, membuat meja, juga melukis.

“Tiga tahun lalu ada siswa kita yang tunarungu yang juara satu di bidang melukis di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat,” bebernya.

Ada pula siswa SLB yang mampu menenun pakaian khas Bima, sehingga ia menerima penghargaan dari pemerintah pusat.

“Itu hanya beberapa. Alhmadulillah banyak anak-anak kita yang sukses dari hasil pendidikan di SLB,” pungkasnya. (um)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA