Kukar, beritaalternatif.com – Hingga kini kelangkaan minyak goreng menjadi masalah yang belum terselesaikan di sebagian wilayah Kutai Kartanegara (Kukar), seperti Kecamatan Tenggarong dan Loa Kulu.
Hari ini, di beberapa tempat viral di Media Sosial (Medsos) sejumlah ibu-ibu ramai mendatangi toko seperti Alfamidi dan Indomaret untuk mengantre minyak goreng dengan harga standar. Hal itu menimbulkan kerumunan.
Untuk mencegah kemunculan klaster-klaster varian baru Covid-19, Kepala Desa (Kades) Sepakat Jamli menginisiasi penjualan minyak goreng dengan harga standar, yakni Rp 14 ribu per liter.
Dia mengaku bahwa pihaknya telah bertemu dengan Kades Loa Kulu Kota untuk mendistribusikan minyak goreng yang sebelumnya dikelola oleh toko seperti Indomaret dan Alfamidi. Hal itu dilakukannya agar pembagian minyak goreng bisa merata sehingga mengurangi kerumunan di masyarakat.
“Pemdes Sepakat dan kecamatan sudah bertemu untuk membantu pengusaha untuk menjualkan minyak. Harganya standar. Satu liter sekitar Rp 14 ribu,” terang Jamli kepada beritaalternatif.com, Rabu (16/3/2022).
Pengelola Abimart mengaku sudah berkomunikasi dengan manajemennya. Bila ada stok minyak goreng, maka akan segera diberitahukan kepada Pemdes Sepakat. Pemdes Sepakat juga bertujuan membantu Abimart mendistribusikan minyak goreng kepada masyarakat.
Sejumlah warga Sepakat memang mengeluhkan kelangkaan minyak goreng kepada Jamli. Ia pun mencoba berkomunikasi dengan manajemen Abimart. Pemdes Sepakat akhirnya mendapat empat dus minyak goreng.
Pihaknya akan menjual satu paket yang berisi dua liter minyak goreng tersebut dengan harga Rp 28 ribu. “Mungkin nanti sebagian warga yang tidak dapat,” katanya.
“Tapi kami sudah coba komunikasikan dengan perusahaan Abimart dan Indomaret, kalau ada minyak datang nanti kita akan kelola supaya tidak terjadi kerumunan,” lanjutnya.
Ia juga mendapat laporan, akibat banyak pengunjung yang berebutan minyak goreng di minimarket, beberapa barang dari toko tersebut hilang. “Ketika hilang, otomatis yang menggantinya adalah karyawan di sana. Kan kasihan,” ujarnya.
Sebagian masyarakat menuding minimarket seperti Indomaret dan sejenisnya sengaja menimbun minyak untuk kepentingan tertentu.
Jamli menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar. Ia beserta Camat Loa Kulu telah mendatangi tiga minimarket untuk mengecek stok minyak goreng.
Jamli berpendapat, bila masyarakat sebagai konsumen membeli minyak goreng secara wajar dan sesuai kebutuhan sehari-hari, maka kelangkaan tidak akan terjadi di Kukar.
“Ini kan karena ada isu yang merebak sehingga masyarakat kita sistemnya borong, apalagi menjelang bulan puasa,” pungkasnya. (*)
Penulis: Arif Rahmansyah