Kukar, beritaalternatif.com – Sejumlah penjual gorengan di Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), mengeluhkan harga minyak goreng yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Selain harganya naik, minyak goreng juga langka di pasar. Para penjual gorengan yang mestinya membutuhkan minyak goreng dalam jumlah puluhan liter pun kesulitan mendapatkannya.
Baru-baru ini, pemerintah mengumumkan akan menyeragamkan harga minyak goreng serta memastikan stoknya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun, kelangkaan disertai harga yang tinggi belum sepenuhnya terurai. Nyatanya, harga minyak goreng tetap meningkat dibanding bulan sebelumnya. Kelangkaan minyak goreng juga masih ditemukan di Tenggarong.
Media ini menemui seorang penjual gorengan di Gunung Belah, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong. Penjual yang tak ingin disebut namanya itu mengaku kesulitan mendapatkan minyak goreng.
Memang harga minyak goreng turun. Saat ini, minyak tersebut dijual dengan harga Rp 15 ribu per liter. “Sempat naik sekitar Rp 30 ribu per liter,” ucap dia kepada beritaalternatif.com, Jumat (4/2/2022) siang.
Sebelum harga minyak goreng turun, ia juga pernah membelinya dengan harga Rp 40 ribu per liter. Hal ini pun berpengaruh terhadap harga gorengan yang dijualnya.
Setiap hari perempuan tersebut menghabiskan 4 liter minyak goreng untuk menggoreng gorengan. Ia tak membeli minyak di swalayan, melainkan di toko-toko besar.
Dia berharap pemerintah dapat menurunkan harga minyak goreng di pasar sehingga harganya turun seperti di bulan-bulan sebelumnya.
Meski begitu, laki-laki yang berusia sekira 30 tahun itu mengatakan, sebagai bagian dari “masyarakat kecil”, ia akan tetap patuh atas apa pun kebijakan yang diambil pemerintah.
“Tapi kalau bisa, diturunkan kembali. Seperti tepung, minyak goreng dan barang-barang yang lain juga. Karena semua harga barang naik walaupun tidak banyak,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, selain minyak goreng yang harganya naik, harga tepung juga meningkat drastis. Sebelumnya, harganya berkisar Rp 140 ribu per karung. Kini, naik jadi Rp 195 ribu per karung.
Terpisah, seorang penjual gorengan di Jalan Danau Aji, Kelurahan Melayu, juga mengeluhkan hal yang sama. Kata dia, pemerintah memang telah menjamin tidak akan ada lagi kelangkaan minyak goreng, namun kenyataannya berbanding terbalik dengan kondisi yang dihadapinya.
Perempuan berusia sekira 35 tahun tersebut mengaku setiap hari menghabiskan 20 liter minyak goreng. Sebelumnya, ia membeli minyak goreng dengan harga Rp 14.500 per liter. Saat ini naik menjadi Rp 15 ribu per liter.
Meski harganya turun, minyak goreng tak tersedia dalam jumlah yang banyak di pasar. Di swalayan, setiap keluarga hanya boleh membeli 2 liter minyak goreng.
“Sedangkan kami paling sedikit pemakaian 20 liter dalam satu hari,” ucapnya.
Kelangkaan minyak goreng, kata dia, berdampak pada harga gorengan. Sebelumnya, ia menjual empat gorengan dengan harga Rp 5 ribu. Saat ini, jumlahnya diturunkan menjadi tiga gorengan. Harga gorengan ini akan dipertahankannya hingga harga minyak goreng dan tepung kembali normal.
“Harapan kami mudahan-mudahan bisa normal kembali. Stok minyak gorengnya juga harus ada karena kami penjual gorengan sangat membutuhkannya,” tutup dia. (*)
Penulis: M. As’ari