Moskow, beritaalternatif.com – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut misi Amerika Serikat (AS) di Afghanistan gagal.
Sementara mantan Presiden AS George W. Bush mengecam keras penarikan pasukan AS dan sekutunya dari Afghanistan.
Dikutip Sputnik, Jumat (16/7/2021), dalam jumpa pers Lavrov menyebutkan, Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa pasukan AS sedang ditarik dari Afghanistan setelah misinya membuahkan hasil.
Namun, lanjut Lavrov, semua orang, termasuk masyarakat AS, mengetahui bahwa misi itu sebenarnya kandas.
Dia menjelaskan, kelompok teroris ISIS dan Al-Qaeda justru menguat di Afghanistan, dan kini keduanya bahkan semakin menggila dalam memroduksi dan menyelundupkan bahan-bahan narkoba.
Menurutnya, sekira 90% bahan narkoba yang dipasarkan secara gelap di dunia berasal dari Afghanistan, sehingga ada asumsi bahwa produksi bahan narkoba merupakan salah satu sumber utama pendapatan berbagai kelompok di Afghanistan, tak terkecuali Taliban.
Menteri Luar Negeri Rusia juga menyebutkan, meski AS keluar dari Afghanistan, Rusia siap melanjutkan kerja samanya dengan AS, China, dan berbagai negara lain untuk berperan positif di Afghanistan.
Dalam hal ini, lanjutnya, Iran dan India di masa mendatang bisa ditambahkan pada segi tiga tersebut untuk bersama-sama membantu menyelesaikan krisis Afghanistan.
Sebelumnya, Lavrov memperingatkan dampak meluasnya gejolak Afghanistan pada negara-negara jirannya.
Dalam beberapa hari terakhir pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan meningkat drastis, para petinggi Taliban kemudian mengklaim pihaknya telah berhasil mengendalikan 85% wilayah negara ini.
Proses penarikan pasukan AS dan negara-negara sekutunya dari Afghanistan dimulai usai penandatanganan perjanjian damai antara AS dan Taliban pada Februari 2020.
AS di masa kepresidenan George W. Bush dan sejumlah negara sekutunya yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2001 melancarkan invasi militer ke Afghanistan dengan dalih sebagai reaksi atas serangan 11 September yang terjadi di tahun yang sama.
Sejak itu, militer AS dan sekutunya bercokol di Afghanistan hingga ditarik secara bertahap setelah terlibat perang yang paling berkepanjangan bagi AS.
Penarikan ini mendapat kecaman dari George W. Bush yang menyebutnya sebagai kesalahan yang akan berdampak “sangat buruk”, terutama bagi kaum perempuan Afghanistan.
“Saya pikir konsekuensinya akan sangat buruk,” kata Bush beberapa hari lalu kepada lembaga pemberitaan Jerman Deutsche Welle ketika ditanya apakah penarikan itu merupakan suatu kesalahan. (liputanislam/ln)