BERITAALTERNATIF.COM – Masyarakat Muslim Chechnya pada umumnya bermazhab Sunni Hanbali. Ada pula aliran ekstremis wahabi. Namun, jumlah mereka relatif kecil dibandingkan penganut Sunni Hanbali.
Kelompok ekstremis di Chechnya yang masih tunduk pada kebijakan negara tetap menetap dan menjadi warga negara yang dipimpin Ramzan Kadyrov tersebut.
“Kalau yang tidak mau, mungkin melakukan serangan ataupun keluar dari daerah itu,” ungkap pengamat Rusia Albert Muhammad sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Dina Sulaeman, Kamis (26/5/2022) pagi.
Selain bersikap “keras” terhadap kelompok ekstremis, dalam hubungan geopolitik, Ramzan juga pernah bersuara terkait perang yang melanda Suriah.
Dalam perang Suriah, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi salah satu pemimpin dunia yang terdepan dalam mengirim pasukan untuk membantu pasukan Suriah.
Pengiriman pasukan Rusia ke Suriah sejatinya tidak bersifat ideologis. Kata Albert, Rusia tergolong negara yang tidak menyebarkan ideologi mereka ke negara-negara lain. Hal ini berbeda dengan negara-negara kapitalis seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Sebelum mengirim pasukan ke Suriah, Putin memang sudah lama berteman baik dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Putin juga membangun kerja sama dengan negara di Timur Tengah tersebut, namun tidak pernah menyebarkan paham yang dianut negaranya.
Kemudian, ketika terjadi aksi teror di Rusia, pemerintah Rusia tidak menganggap Islam sebagai agama teror. Meski telah berkali-kali mengalami aksi teror dari kelompok ekstremis, Putin justru acap memberikan ucapan selamat kepada umat Islam Rusia di hari-hari besar agama yang dibawa Nabi Muhammad Saw tersebut.
“Karena Islam bukan ancaman di Rusia. Apakah ada teroris? Pasti ada. Karena memang ada segelintir orang yang punya paham-paham yang berbeda itu,” ungkapnya.
Kata dia, pengiriman pasukan Rusia ke Suriah merupakan wujud komitmen negara tersebut sebagai negara sahabat bagi Suriah.
Sebelum kedatangan pasukan Rusia ke Suriah, nyaris 80% wilayah negara tersebut telah dikuasai oleh ISIS. Sebab, saat itu wilayah yang belum dikuasai oleh ISIS hanya Damaskus.
“Kalau Rusia tidak datang, Suriah pasti jatuh. Ketika militer Rusia datang ke Suriah, warga Suriah kan senang,” katanya.
Albert menyebutkan bahwa Rusia selalu komitmen apabila ada negara sahabat yang meminta bantuan. Rusia pun akan membantunya secara maksimal.
“Di luar faktor mungkin biar ISIS enggak masuk Rusia, mungkin iya. Tapi, ancaman teroris di Rusia itu kecil,” ucapnya. (*)