Search
Search
Close this search box.

Nahkodai PP ASTA Indonesia, Rony Abdurrahman Komitmen Kembangkan Seni Tarung Tradisi 

Ketua Umum PP ASTA Indonesia, Rony Abdurrahman. (Istimewa)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Rony Abdurrahman akan menahkodai Pengurus Pusat (PP) Asosiasi Seni Tarung Tradisi (ASTA) Indonesia periode 2024-2029.

Ia secara resmi terpilih menjadi Ketua Umum PP ASTA Indonesia secara aklamasi pada pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) yang digelar di Samarinda pada Senin (7/10/2024).

Munas tersebut dihadiri oleh 14 dari 27 provinsi se-Indonesia yang telah memiliki SK, di antaranya Kaltim, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Lampung, Sumatera Utara, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta.

Advertisements

Belasan provinsi yang hadir itu sepakat memilih Rony Abdurrahman sebagai Ketua Umum PP ASTA Indonesia.

14 provinsi ini sepakat memilih dia sebagai ketua umum PP ASTA indonesia.

“Alhmdulillah saya diberi mandat dari kawan-kawan provinsi yang hadir. Dan Ketum terdahulu master Bambang Nugraha untuk menahkodai Asta Indonesia,” ucap Rony, Kamis (10/10/2024).

Pria asal Kabupaten Kukar itu berkomitmen akan terus mengembangkan Inorga Seni Tarung Tradisi tersebut.

Langkah pertama yang akan dilakukannya ialah membenahi pengurus-pengurus provinsi yang telah memiliki SK.

“Bagi Pengprov tidak aktif akan segera kami bekukan dan bentuk kepengurusan yang baru. Saya lebih tegas dalam hal ini agar Inorga Asta Indonesia bisa lebih tertib dalam menjalankan tugasnya masing-masing,” kata dia.

Setelah ini, lanjut Rony, tugas mereka adalah untuk menyukseskan pelaksanaan Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat (FORNAS) di NTB.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) pusat terkait 30 kelas tanding terdiri dari 4 kategori, mulai dari pra junior, junior, senior dan elit.

“Senior akan kami batasi hanya sampai usia 20 tahun,” bebernya.

Ia mengungkapkan bahwa tujuan pembatasan usia tersebut ialah untuk memberikan peluang lebih bagi penggiat ASTA menorehkan prestasi di FORNAS.

“Karena atlet senior dari Cabor-cabor prestasi lain yang sudah juara di PON turun ke FORNAS, akhirnya penggiat kita yang baru muncul enggak bisa berprestasi,” ujar Rony.

“Tapi kami memberi luang untuk usia di atas 20 tahun yaitu kategori elite yang merupakan kategori sudah tidak pakai pelindung seperti kategori pra junior, junior, dan senior,” tambah dia.

Kata Rony, hal tersebut dilakukan demi keberlanjutan pembinaan Inorga ASTA Indonesia. “Mencetak generasi muda yang selalu berbuat positif terhindar dari pergaulan bebas dan narkoba. ASTA Indonesia berbudaya, bermartabat, dan beretika,” pungkasnya. (*)

Penulis & Editor: M. As’ari

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT