Search
Search
Close this search box.

Nasihat Imam Ali As untuk Putranya (Imam Hasan As) sekembalinya dari Perang Shiffin

Ilustrasi. (Istimewa)
Listen to this article

Oleh Sayid Jamaluddin Din Cirur

1.

Anakku, aku telah menjelaskan kepadamu wajah dunia, yang buruk dan yang indahnya. Aku juga sampaikan kepadamu apa yang akan menjadi abadi dan apa yang akan sirna dari dunia ini. Juga telah kuceritakan kepadamu tentang kampung akhirat dan apa yang telah dipersiapkan untuk para penghuninya. Kadang-kadang aku juga menjelaskan dengan tamsil (perumpamaan-perumpamaan), tidak lain agar engkau lebih mengikuti cara hidup orang-orang yang saleh dan lebih berhati-hati.

Advertisements

Sesungguhnya orang-orang yang bisa melihat kehidupan dunia dengan jernih dan selalu selamat dari jebakan-jebakannya. Ibarat para musafir yang melintasi dataran gersang, tenggelam dalam musim paceklik berkepanjangan.

Hati para musafir ini menjadi sempit dan membeku tapi kemudian mereka mendengar keberadaan daerah lain yang subur dan dilimpahi kesejahteraan, akhirnya mereka bergerak ke daerah tersebut yang dipenuhi oleh kebun-kebun yang rindang dan oase yang selalu melimpah airnya. Di tengah-tengah perjalanan itu, mereka dihadapkan pada berbagai kesulitan; harus berpisah dengan orang- orang yang disayangi, kekurangan makanan sebelum menginjakkan kaki di daerah baru yang nyaman.

Mereka tak menghiraukan penderitaan apa pun yang ditemui dalam perjalanan dan tidak merasa rugi dengan biaya yang telah dikeluarkan, karena tidak ada yang lebih membahagiakan selain secepatnya sampai di tujuan tersebut.

Sementara mereka yang terseret dalam permainan duniawi, ibarat orang-orang tinggal  di daerah yang subur dan tiba-tiba diusir darinya agar mengungsi ke tempat yang penuh penderitaan; yang siang harinya adalah kegelapan dan malam harinya tanpa ada akhirnya. Tiada yang lebih dibenci daripada perpisahan dengan keadaan mereka semula dan memasuki tempat baru.

2.

Wahai anakku, dalam kegiatan bermasyarakat, jadikan dirimu sebagai neraca yang adil di sekitarmu.

Berperilakulah yang baik terhadap yang lain sebagaimana engkau juga ingin mendapatkan penghormatan yang baik dari mereka.

Senangilah bagi orang lain apa yang kausenangi bagi dirimu sendiri, bencilah untuknya apa yang engkau benci untuk dirimu sendiri.

Janganlah berbuat zalim terhadap yang lain sebagaimana engkau juga tidak suka orang lain bertindak zalim terhadapmu.

Banyaklah berbuat kebajikan sebagaimana engkau juga ingin orang lain berbuat kebajikan terhadapmu.

Jangan sekali-kali membenarkan dirimu  berbuat sesuatu  yang engkau tidak membenarkannya dari orang lain dan relakan hatimu menerima sesuatu yang kaurelakan bagi orang lain.

Nilailah buruk dari dirimu , juga apa yang engkau nilai itu buruk dari yang lain, juga jangan terlalu membebani orang lain dengan sesuatu yang dirimu sendiri juga tidak suka dibebani dengannya.

Hentikanlah menyatakan sesuatu tanpa ilmu pengetahuan, meskipun sebenarnya engkau mengetahuinya sedikit sekali.

Janganlah mengucapkan sesuatu yang kau tidak ingin orang lain mengucapkannya padamu.

3

Anakku, ujub terhadap diri sendiri adalah menyesatkan juga racun bagi akal. Bekerjalah dengan membanting tulang tapi jangan biarkan  engkau hanya menjadi juru simpan bagi yang lain. Saat engkau mencapai tujuanmu, jadilah manusia yang paling tawadlu dan rebahkan dalam haribaan ketaatan pada-Nya.*

(Sumber: Dinukil dari Buku “Nasihat Abadi: Surat Ali kepada Putranya”.Penerbit Al-Huda)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA