BERITAALTERNATIF.COM – Organisasi masyarakat (ormas) Ahlulbait Indonesia (ABI) menggelar seminar dalam penyelenggaraan Musti II dan Muktamar IV di Hotel Arcadia Mangga Dua, Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2024).
Kegiatan ini dihadiri Ketua Umum Pengurus Pusat ABI Habib Zahir bin Yahya, Ketua Dewan Syura Ijabi Miftah Fauzi Rakhmat, Ketua Dewan Syura ABI Umar Shihab serta peserta seminar dari pengurus pusat ABI, wilayah, hingga daerah.
Seminar tersebut mengusung tema Organisasi Berbudaya dan Berkearifan untuk Khidmat Keumatan dan Kebangsaan.
Untuk mengisi seminar ini, panitia menghadirkan narasumber dari Anggota Dewan Syura ABI Musa Kazim dan Peneliti Badan Riset Inovasi Nasional Ahmad Najib Burhani.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat ABI Habib Zahir bin Yahya menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pengurus, kader, anggota, dan simpatisan ABI atas kesuksesan penyelenggaraan seminar dan pembukaan kegiatan tersebut.
Acara ini merupakan momentum berharga yang diharapkannya dapat memperkuat solidaritas dan semangat kebersamaan antara semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
“Semoga kegiatan Musti dan Muktamar akan berjalan lancar seperti yang direncanakan tanpa ada hambatan atau gangguan apa pun,” harap Habib Zahir.
Dia mengatakan, keberadaan ribuan ormas di Indonesia merupakan manifestasi sekaligus membuktikan bahwa Indonesia sebagai negara hukum benar-benar menjunjung tinggi prinsip kebebasan.
Ia menyebut setiap individu atau kelompok yang memiliki kesamaan keyakinan, budaya, visi, tujuan, kepentingan, atau kesamaan apa pun bisa dan berhak untuk berserikat.
“Dalam rangka kemudian membutuhkan membangun komunitasnya sendiri dan juga membangun kerja sama dengan ormas-ormas lainnya dan juga dengan pemerintah. Tentu dalam rangka membangun bangsa dan negara dalam koridor aturan dan norma sesuai Pancasila,” tuturnya.
Habib Zahir menjelaskan bahwa ormas keagamaan, khususnya yang berbasis Islam, memiliki pengikut yang mencapai puluhan juta orang. Pengaruh mereka sangat besar dalam proses pengambilan kebijakan di berbagai tingkat pemerintahan.
Oleh karena itu, lanjutnya, ormas keagamaan harus mampu memanfaatkan pengaruh ini untuk membangun kebaikan bersama.
“Selain jumlah yang besar, yang mencapai puluhan juta sebagaimana yang sampai kepada kita, ormas ini juga membutuhkan konsistensi untuk tetap tampil sebagai gerakan kebudayaan dan keagamaan,” ujarnya.
Dia mengingatkan setiap anggota ABI agar tetap fokus pada misi utama mereka serta tidak tergoda untuk terlibat dalam bidang yang bukan menjadi ranahnya.
Ia menegaskan, basis peradaban adalah kebudayaan. Kebudayaan merupakan fondasi yang membentuk identitas dan karakter suatu bangsa.
Ormas keagamaan, sambung Habib Zahir, harus memprioritaskan pembangunan dan penguatan budaya dalam setiap kegiatannya.
Dia juga menekankan agar ormas keagamaan memprioritaskan misi mereka dalam membangun dan memperkuat budaya. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa mereka dapat berkontribusi secara positif dalam membangun peradaban manusia.
“Itulah kenapa ormas keagamaan utamanya agama Islam mereka seyogianya menjadikan pembangunan budaya dan penguatan budaya sebagai prioritas misi mereka dan juga prioritas program-program mereka,” tuturnya.
Ormas keagamaan juga diharapkannya bisa berperan aktif dalam membangun peradaban manusia yang lebih baik. Mereka harus menjadi pelopor dalam mempromosikan nilai-nilai kebudayaan dan keagamaan yang positif.
“Di sisi lainnya kita semua tentu menyaksikan betapa kemerdekaan untuk mengekspresikan budaya dan keyakinan sebagaimana yang dijamin oleh Konstitusi Negara Republik Indonesia dalam fakta dan data kita masih menyaksikan berbagai kendala dan rintangan,” pungkas Habib Zahir. (*)
Penulis: Ahmad Rifai
Editor: Ufqil Mubin