BERITAALTERNATIF.COM – Dilansir dari Press TV, pejabat senior PBB serta Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa menyatakan terkejut dan ngeri atas pembunuhan seorang pemuda Palestina oleh pasukan Israel di sebuah kota dekat kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Kedua lembaga ini menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland mengatakan pada Jumat bahwa dia merasa ngeri dengan adegan seorang tentara Israel membunuh pemuda Palestina di kota Hawara, Tepi Barat, dekat Nablus.
“Ngeri dengan pembunuhan hari ini terhadap seorang pria Palestina, Ammar Mefleh, selama perkelahian dengan seorang tentara Israel di dekat [kota] Hawara di Tepi Barat yang diduduki,” Wennesland menyebut dalam sebuah tweet.
Koordinator PBB itu menambahkan insiden semacam itu harus diselidiki secara menyeluruh dan segera, dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.
Dia juga menyatakan belasungkawa yang tulus kepada keluarganya yang berduka.
Mefleh ditembak mati menyusul dugaan serangan penusukan terhadap pasukan rezim di sebuah pos pemeriksaan di kota Hawara di Tepi Barat utara pada Jumat lalu.
Rekaman yang dirilis di media sosial menunjukkan dia ditembak empat kali dari jarak dekat saat ia terbaring di tanah.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk “kejahatan keji” yang dilakukan oleh “tentara Israel yang rasis” dan meminta pertanggungjawaban langsung rezim Israel.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel menghalangi petugas tanggap darurat untuk menjangkau korban.
Kematiannya menjadikan lebih dari 210 orang warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini.
Pada Sabtu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, juga bereaksi terhadap pembunuhan terbaru warga Palestina oleh Israel.
Dia mengatakan Uni Eropa “sangat prihatin” dengan peningkatan kekerasan di Tepi Barat, termasuk pembunuhan warga Palestina berusia 22 tahun oleh pasukan pendudukan Israel.
“Pembunuhan seorang warga Palestina berusia 22 tahun pada hari Jumat oleh pasukan keamanan Israel adalah contoh terbaru dari peningkatan kekerasan baru-baru ini,” kata Borrell.
“Di bawah hukum internasional, kekuatan mematikan hanya dibenarkan dalam situasi di mana ada ancaman serius dan segera terhadap kehidupan,” sambungnya.
Borrell menyerukan penyelidikan atas insiden tragis itu dan meminta pertanggungjawaban penuh. (*)
Sumber: Poros Perlawanan