BERITAALTERNATIF.COM – Humas Jihad Islam Daud Shahab pada 19 Juni lalu menyatakan bahwa Perlawanan Palestina telah menanggapi ancaman Rezim Zionis untuk memulai operasi militer di Tepi Barat.
Kata dia, Perlawanan menanggapi dengan tindakan, bukan omongan. Perlawanan menanggapi Israel dengan bom-bom yang baru pertama kali digunakan.
“Apa yang terjadi hari ini di Jenin adalah sebuah kejutan dalam berbagai level bagi Israel,” kata Shahab kepada al-Mayadeen sebagaimana diberitakan Fars.
Pada Senin pagi, kamp pengungsi Jenin menjadi ajang baku tembak antara Tentara Zionis dan pasukan Perlawanan Palestina. Tentara Israel menyerbu Jenin dengan dalih menangkap sejumlah pejuang yang menjadi buronan Rezim Zionis.
Saat melakukan penyerbuan, tiba-tiba Tentara Israel disergap oleh pasukan Perlawanan, sehingga menyebabkan 7 serdadu Zionis terluka. Otoritas Rezim Zionis mengakui kegagalan memalukan dalam baku tembak tersebut.
“Segala pertemuan regional dan keamanan untuk mengakhiri perlawanan telah gagal. Musuh tidak bisa melenyapkan Perlawanan di Tepi Barat. Pasukan Israel hari ini tidak bisa meraih satu pun dari tujuan mereka,” imbuh Shahab.
Ia menyinggung basis kerakyatan Jihad Islam di tengah bangsa Palestina. Dia menambahkan, “Siapa pun yang menjadi mediator untuk Israel harus menyimak bahwa jika Israel menyerbu Tepi Barat, kedamaian ini tidak akan bertahan lama.”
Sayap militer Jihad Islam, Brigade al-Quds menyebut operasi Senin kemarin dengan “Ba’s al-Ahrar (Kekuatan Kaum Merdeka)”. Faksi ini menyebutnya sebagai lembaran baru dalam catatan kepahlawanan Perlawanan di kamp pengungsi Jenin yang telah menghinakan musuh.
Dalam pernyataannya, Brigade al-Quds memperingatkan Israel bahwa jika serangan ini terus berlanjut, akan ada banyak kejutan untuk Rezim Zionis. Brigade al-Quds menyatakan dalam kondisi sangat siap dan apa yang dilihat Israel hanyalah sebagian kecil dari yang sudah disiapkan untuk mereka. (*)
Sumber: Poros Perlawanan