BERITAALTERNATIF.COM – Pada konferensi pers pada Rabu (7/2/2024), juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric menekankan bahwa sejak dimulainya perang Israel di wilayah Palestina, badan dunia tersebut telah memperingatkan mengenai kekurangan pangan yang parah di wilayah Jalur Gaza yang terkepung.
“Empat bulan sejak meningkatnya permusuhan, OCHA (Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan) memperingatkan bahwa di Gaza, kekurangan pangan yang parah, gangguan layanan kesehatan dan tidak memadainya fasilitas air, sanitasi dan kebersihan menyebabkan anak-anak berada di bawah umur, serta ibu hamil dan menyusui, berisiko lebih tinggi mengalami malnutrisi,” ungkap dia.
Dalam laporan hariannya, Dujarric juga memperingatkan bahwa risiko kekurangan gizi sangat tinggi bagi sekitar 300.000 orang di Gaza utara yang sebagian besar tidak mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Mengutip Program Pangan Dunia, OCHA melaporkan bahwa jumlah bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza di bagian utara tidak cukup untuk mencegah kelaparan, seperti terakhir kali Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) berhasil mendistribusikan makanan di utara wilayah itu pada tanggal 23 Januari.
Komentar Dujarric muncul hampir seminggu setelah dia mengatakan bahwa mitra kemanusiaan PBB mendistribusikan bantuan nutrisi tambahan kepada hampir 42.000 anak di bawah usia lima tahun, dan hampir 4.000 wanita hamil dan ibu menyusui.
Namun, ia mengatakan pada pemeriksaan baru yang dilakukan oleh mitra kemanusiaan pihaknya menunjukkan peningkatan tajam dalam kekurangan gizi akut, dengan peningkatan 12 kali lipat dibandingkan dengan angka yang tercatat sebelum permusuhan.
Sementara itu, Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, mengatakan pada hari Selasa bahwa rezim pendudukan mempersenjatai kelaparan dalam serangannya terhadap penduduk Jalur Gaza.
“Israel jelas dan sistematis menghalangi akses pangan bagi seluruh warga sipil di Gaza,” kata dia mengingatkan.
Angka terbaru yang dikeluarkan PBB menunjukkan bahwa hampir seperempat dari dua juta penduduk Gaza menderita kelaparan, sementara sisanya kekurangan gizi.
Israel mengobarkan perang brutalnya di Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober melakukan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejauh ini, rezim Tel Aviv telah membunuh sedikitnya 27.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 67.000 lainnya.
Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap wilayah berpenduduk padat tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana. (nsa)
Sumber: Purna Warta