Search
Search
Close this search box.

Pemerhati Budaya Kukar Awang Rifani Tanggapi Rencana Pemisahan Disdikbud Kukar

Pemerhati budaya Kukar, Awang Rifani. (Istimewa)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Pemerhati budaya Kukar Awang Rifani mendukung pemisahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar.

Awang menjelaskan, sebelumnya kebudayaan pernah tergabung dalam Dinas Pariwisata Kukar. Belakangan dialihkan ke Dinas Pendidikan Kukar.

Setelah digabung dengan Disdikbud Kukar, aspek kebudayaan tetap dinomorduakan dari segi penganggaran.

Advertisements

“Penganggaran untuk kebudayaan itu cukup kecil. Kita di Kasi juga cuma dapat masing-masing satu kegiatan,” jelas dia, Senin (21/8/2023).

Ia mengaku pernah menangani Perbup Muatan Lokal, yang terkait dengan pemeliharaan dan pengembangan bahasa Kutai. Namun, anggarannya cukup kecil. Hal itu berdampak pada tingkat efektivitas pembinaan bahasa dan budaya Kutai yang sangat rendah.

Awang menilai kepedulian Pemkab Kukar terhadap budaya tercermin pada anggaran yang digelontorkan di bidang kebudayaan.

Pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan di Kukar harus lebih difokuskan. Karena itu, ia sepakat dengan kebijakan pemisahan Disdikbud Kukar, sehingga menjadi Dinas Pendidikan Kukar dan Dinas Kebudayaan Kukar.

Kata dia, sejumlah kabupaten/kota di Kaltim sudah memisahkan dua dinas tersebut. Pemisahannya di Kukar pun sudah memenuhi sejumlah syarat, termasuk jumlah museum dan situs-situs peninggalan leluhur.

Awang mengatakan, apabila aspek kebudayaan sudah diurus oleh dinasnya tersendiri, maka pengelolaan bidang tersebut bisa lebih difokuskan di Kukar.

“Kerja kebudayaan itu hasilnya tidak terlihat langsung seperti kegiatan dinas-dinas yang lain, seperti pemeliharaan cagar budaya itu tidak dilihat langsung oleh masyarakat; seolah-olah kita tidak bekerja,” jelasnya.

“Ada banyak sekali kerja-kerja wajib kita termasuk warisan budaya tak benda yang ditetapkan di Jakarta itu sudah banyak,” tambahnya.

Atas dasar itu, ia berharap rencana pemisahan dua dinas tersebut segera diwujudkan Pemerintah Daerah Kukar.

“Harapannya nanti ketika Dinas Kebudayaan berdiri sebagai OPD, anggarannya bisa lebih besar agar kita bisa membina kelompok kesenian sampai pada pengadaan alat kesenian,” ucapnya.

Awang berpendapat, sebagai daerah dengan kerajaan tertua di Indonesia, Kukar merupakan jantung kebudayaan Kaltim.

Kata dia, jika aspek kebudayaan di Kukar tidak maju dan berkembang, bidang ini juga tidak akan pernah mengalami kemajuan di daerah-daerah lain di Kaltim.

Ia pun menyarankan pemerintah daerah terus memperhatikan kebudayaan di Kukar.

Dengan begitu, sambung Awang, daerah-daerah lain di Kaltim bisa menjaga kekayaan intelektual komunal dan warisan budaya bukan benda serta cagar budaya peninggalan nenek moyang masyarakat Kaltim.

Sebelumnya, Pansus DPRD Kukar menyepakati pemisahan Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan Kukar. Alasannya, saat berada di bawah naungan Disdikbud Kukar, aspek kebudayaan terkesan menjadi anak tiri. (rh/fb)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA