BERITAALTERNATIF.COM – Iran membantah dugaan keterlibatan negara dalam penikaman penulis kontroversial Salman Rushdie di New York, Amerika Serikat, pada pekan lalu.
Teheran justru menyalahkan penikaman itu gara-gara ulah sang penulis sendiri lantaran “telah menghina Islam dalam novelnya The Satanic Verses (Ayat-ayat Setan).”
“Kami dengan tegas menyangkal hubungan apa pun dengan serangan itu dan tidak ada yang berhak menuduh Republik Islam Iran,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, pada Senin (15/8/2022).
“Dalam serangan ini, kami tidak menilai siapa pun selain Salman Rushdie sendiri dan pendukungnya yang layak disalahkan dan bahkan dikutuk,” paparnya menambahkan dalam jumpa pers mingguan seperti dikutip AFP.
Kanani menilai “dengan menghina hal-hal suci Islam dan melewati batas umat Muslim dan semua pengikut agama Ilahi, Salman Rushdie telah mengekspos dirinya pada kemarahan orang-orang.”
Rushdie, sastrawan kontroversial keturunan India, ditikam oleh pria tak dikenal saat hendak memberikan kuliah umum di salah satu acara di New York, AS, pada Jumat pekan lalu.
Dia ditikam berulang kali oleh tersangka pelaku, Hadi Matar, di leher dan bagian area torso di atas panggung saat diperkenalkan oleh pembawa acara. Rushdie disebut mengalami 15 luka tikaman di leher, lengan, hingga mata.
Jaksa Wilayah menilai penyerangan terhadap Rushdie “sudah direncanakan” oleh Hadi Matar, terduga pelaku yang membuat penulis Ayat Ayat Setan itu terluka serius.
Selain itu, jaksa Jason Schmidt menyebut dalam sidang dakwaan pada Sabtu (13/8/2022) waktu setempat, Hadi Matar telah melakukan percobaan pembunuhan atas Rushdie.
“Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan,” kata Schmidt, seperti diberitakan AP.
Setelah menjalani serangkaian operasi darurat, Rushdie kini disebut tidak lagi menggunakan ventilator dan sudah mampu berbicara bahkan bercanda.
Diberitakan AP pada Minggu (14/8/2022) waktu Indonesia, seorang kerabat Rushdie, penulis Aatish Taseer, Taseer berkicau di media sosialnya bahwa Rushdie “dikeluarkan dari ventilator dan bicara (juga bercanda)”.
Rushdie menjadi penulis kontroversial setelah The Satanic Verses memicu kecaman terutama dari umat Muslim dunia. Karyanya itu bahkan telah dilarang beredar dan dipublikasikan di Iran sejak 1988.
Buku Rushdie “The Satanic Verses” telah dilarang di Iran sejak 1988, karena banyak Muslim menganggapnya sebagai penghujatan. Setahun kemudian, mendiang pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa, atau dekrit, yang menyerukan kematian Rushdie.
The Satanic Verses adalah novel keempat karya Rushdie. Pertama kali diterbitkan pada September 1988, buku ini terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad, tapi dengan plot cerita dan gambaran yang negatif, cenderung menghina.
Hadiah lebih dari US$ 3 juta juga telah ditawarkan bagi siapa saja yang dapat membunuh Rushdie.
Pemerintah Iran telah lama menjauhkan diri dari keputusan Khomeini itu, tetapi sentimen anti-Rushdie tetap ada. Pada 2012, sebuah yayasan keagamaan semi-resmi Iran memperbesar jumlah hadiah bagi pihak yang dapat membunuh Rushdie dari US$ 2,8 juta menjadi US$ 3,3 juta. (*)
Sumber: Berita CNN Indonesia berjudul Iran soal Penikaman Salman Rushdie: Dia Pantas Menerimanya