Search

Pemilihan Ketum HMI Kukar Periode 2025-2026: Ihwan Ingin Kemampuan Kader Meningkat dan Bermanfaat bagi Masyarakat

Calon Ketua Umum HMI Cabang Kukar Periode 2025-2026, Ihwan (Berita Alternatif/Hanna)

BERITAALTERNATIF.COM –  Demisioner Ketua Umum (Ketum) Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ihwan kembali melanjutkan karirnya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), melangkahkan kaki menuju kontestasi pemilihan Ketum HMI Cabang Kutai Kartanegera periode 2025-2026.

Diketahui, Ihwan telah menyelesaikan Basic Training (LK I) di Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2020 dan melanjutkan Intermediate Training (LK II) di Cabang Kutai Kartangera pada tahun 2022 dan berhasil menyelesaikan Senior Course (SC) di tahun 2024 ini. Ia juga telah mengikuti Sekolah Nilai Dasar Perjuangan (NDP) di HMI Cabang Kukar pada tahun 2022.

Dalam wawancara pada Selasa (31/12/2024), Ihwan menyampaikan bahwa ia menginginkan segala aktivitas yang dijalani di HMI adalah aktivitas yang menebarkan kebermanfaatan secara langsung baik untuk kader maupun masyarakat. Kegiatan yang dilakukan haruslah bisa meningkatkan kemampuan para kader dan sekaligus bermanfaat bagi masyarakat.

Advertisements

Di internal HMI, ia menyebutkan pada setiap formulir yang dikumpulkan dalam proses pelaksanaan LK I terdapat kolom bagian alasan mengapa mereka memilih untuk masuk ke dalam organisasi. Dari sana, diketahui banyak dari mereka yang ingin untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang public speaking dan lain sebagainya. Hal ini menurut Ihwan seharusnya menjadi landasan dari setiap kegiatan di awal pasca pentrainingan untuk meminimalkan kader yang pasif dan seringkali menghilang. Sebab, hal ini menjadi permasalahan utama yang dirasakan.

Hasil identifikasi dari formulir pendaftaran tersebutlah yang menjadi landasan dari setiap kegiatan bagi para kader baru sehingga bisa menarik mereka untuk tetap aktif. Kegiatan seperti public speaking tersebut juga bisa menjadi ajang bagi para kader untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas.

Selain itu, gagasan utama Ihwan dan tim pada eksternal organisasi adalah untuk menjadi lembaga atau organisasi yang mampu untuk mengadvokasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Seperti mengawal kebutuhan masyarakat seperti kelompok tani maupun kelompok nelayan kepada dinas terkait agar bisa mendapatkan bantuan yang mereka inginkan. Sebab, kelompok yang ingin mendapatkan bantuan dari dinas terkait harus mengajukan proposalnya. Di sini HMI hadir sebagai pendamping mulai dari administrasi sampai pada negosiasi.

Ia juga menginginkan untuk bisa melakukan advokasi terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi tambang untuk menampung keresahan masyarakat atas aktivitas penambangan yang ada di lingkungan mereka. Permasalahan yang didapat dari masyarakat akan disampaikan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti dan akan terus dikawal.

Terkait masalah ketidakaktifan para kader, Ihwan menyebutkan jika berdasarkan hasil pengamatannya hingga saat ini, disebabkan karena para kader tidak bisa menemukan apa yang menjadi tujuan awal mereka masuk ke organisasi di masa awal pasca mengikuti training.

Oleh karena itu, program-program yang akan dilaksanakan adalah membuat kelas-kelas khusus tersendiri. Baik itu kelas public speaking, administrasi, bahkan hingga kemampuan penunjang lainnya seperti pelatihan MC sehingga para kader benar-benar mendapatkan apa yang mereka inginkan saat masuk ke dalam Himpunan. Masalah ini juga yang menjadi tantangan terberat. Sebab, menurut Ihwan, hal ini akan terus terjadi setiap tahun dan terus berulang.

Meskipun saat ini HMI juga terus melaksakan kegiatan dalam rangka menunjang kapasitas para kadernya, menurut Ihwan yang menjadi pembeda antara program yang ia tawarkan dengan kegiatan yang ada saat ini ada pada hasil analisis kemauan kader. Kata Ihwan, banyak kegiatan yang ada saat ini dilakukan dengan menyamaratakan kemauan kader. Padahal, tidak semua kader memiliki kamauan dan keingintahuan yang sama. Ada kader yang ingin mengasah keilmuan mereka saja, ada juga kader yang hanya fokus pada pergerakan, aksi sosial, dan lain semacamnya. Sehingga program kelas ini haruslah berjalan seiring dengan keinginan kader dan didukung dengan segala fasilitas yang ada.

Program ini nantinya akan menjadi program utama cabang yang akan tetap di koordinasikan kepada setiap komisariat. Sebab, yang memiliki anggota adalah komisariat bukan cabang. Koordinasi akan dilakukan melalui PA cabang sebagai pembina anggota ke P3A Komisariat. Minimal, setiap komisariat mengirimkan beberapa delegasi mereka untuk memasuki kelas-kelas yang telah di klasifikasikan tersebut sesuai dengan kebutuhan para kader.

Kemudian, masalah lain seperti pengurus yang tidak aktif, hal ini akan ia tindak dengan menempatkan setiap calon pengurus diposisi yang sesuai dengan kemampuan mereka. Serta meminta komitmen pengurus terhadap tanggung jawab yang mereka emban. Apabila mereka tidak bisa menjalankan komitmen mereka, maka haruslah segera ditindak sesuai mekanisme organisasi, mulai dari pemberian SP 1 sampai pada pemberhentian sebagai pengurus. Sebab, pengurus yang seperti itu akan merusak semangat dari pengurus yang lain.

Selain itu, masalah yang paling ingin mereka selesaikan adalah mengenai kegiatan maupun aktivitas HMI yang hanya terfokus lebih bayak pada kegiatan internal HMI seperti kajian, follow up, hingga diskusi dan abai dan tidak mengambil alih kegiatan di eksternal yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Kalau pun menyampaikan aspirasi masyarakat, hanya sebatas turun kejalan sekali dan melakukan aksi namun tidak pernah tuntas. Yang ia inginkan adalah HMI mampu mengawal sejak awal, melakukan advokasi kawal hingga mendapatkan tindakan dari pemerintah. Sehingga aksi di jalan bukan hanya sebagai formalitas untuk menjukkan eksistensi HMI semata, tetapi benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam masa pencalonan ini, Ihwan hadir dengan membawakan jargon HMI Katalisator yang ia ambil setelah melihat kondisi saat ini. Banyak kader bahkan pengurus yang kurang sadar tentang tanggung jawabnya. Oleh karena itu jargon tersebut muncul untuk mematik para Kader untuk memiliki energi posistf, supportif, dan mampu menjadi pendorong bagi orang-orang di sekitarnya untuk bergerak maju, sehingga para kader sadar akan tanggung jawab di organisasi.

Bagi Ihwan, ia tidak bisa menilai diri dan kemampuannya, karna hal tersebut tergantung objektivitas dari setiap orang. Silakan para kader menilai para calon ketua umum dengan melihat rekam jejak mereka selama mengemban amanah di HMI ini, dan itu akan menjadi ukuran teman-teman dalam menilai para calon ketua umum. Sebab, rata-rata para kandidat sudah pernah menjadi pengurus di HMI. Lihatlah bagaimana mereka menjalankan amanah dan tanggung jawab selama mengemban tugas sebagai pengurus. Apapun yang disampaikan para kandidat hari ini akan mampu dia jalankan ketika rekam jejaknya selama menjadi pengurus di HMI selalu menjalankan tugas-tugas ke organisasinya. Itulah yang akan menjadi tolak ukur juga mampu atau tidak mereka realisasikan omongan mereka saat menjadi calon kandidat ketua umum HMI cabang Kukar hari ini.

Apabila ia diberi kepercayan untuk mengemban posisikKetua umum, hal pertama yang akan ia lakukan adalah melakukan perbaikan terhadap internal pengurus yang menjadi penggerak utama. Menyaring para calon pengurus, apakah mereka memiliki kualifikasi untuk menduduki struktural pengurus HMI Cabang Kukar atau tidak. Sebab, ini menjadi tolak ukur apakah pengurus mampu menjalankan tanggung jawab mereka dan juga menempatkan mereka di tempat yang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya masing-masing. Selanjutnya, juga aktif melakukan koordinasi bersama komisariat. Supaya aktivitas yang dilakukan di cabang sinkron dengan apa yang dilakukan di komisariat.

Saat ini, ia masih terus berikhtiar untuk mencapai tujuan saat ini. Sebab, menurutnya keinginannya untuk menjadi ketua umum untuk mengabdi di Himpunan dan bukan hanya sebagai ajang mencari nama belaka. Sehingga langkah apa yang akan ia lakukan ke depannya apabila belum diberikan kesempatan untuk menjadi ketua belum bisa ditentukan.

Terakhir, Ihwan berharap teman-teman komisariat rasional dalam memilih sosok ketua umum yang akan menahkodai HMI Cabang Kukar Periode 2025-2026 ke depannya sesuai dengan rekam jejak para kandidat.

Penulis: Hanna

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA