Kukar, beritaalternatif.com – Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Akhmad Taufik Hidayat didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kukar Maslianawati Edi Damansyah beserta jajaran pengurus KPAD Kukar melaksanakan studi tiru ke Pemerintah Kota Surabaya, Jumat (12/4/21).
Rombongan itu diterima Handoko, Kepala Bidang Dinas Kesehatan, didampingi Yohana Sussie Emissa beserta jajaran pengurus KPAD Surabaya di Aula Dinas Kesehatan Surabaya yang berlokasi di Jalan Jemur Sari.
Tampak hadir dalam acara tersebut Sekretaris KPAD Suprianto, Kabag Kesra Setkab Kukar Mulyadi dan jajaran pengurus KPAD Kukar.
Menurut Akhmad Taufik Hidayat, tujuan studi tiru ini dalam rangka meningkatkan peta Komisi Penanggulangan AIDS Daerah dan TP PKK Kukar tentang produk-produk hukum daerah (Perda dan Perkada) di bidang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, serta kebijakan Wali Kota Surabaya dalam proses penutupan lokalisasi Dolly Surabaya dan pasca penutupannya.
Selain itu, Pemkab Kukar mempelajari kebijakan Pemkot Surabaya dalam peran serta keterlibatan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah terhadap penanganan orang yang terdampak HIV/AIDS ODHA serta berbagai regulasi lainnya untuk kemajuan KPAD Kukar ke depan.
Rahmat, yang mewakili Dinas Kesehatan Surabaya, mengucapkan selamat datang kepada rombongan KPAD Kukar yang sudah jauh-jauh datang ke Pemkot Surabaya untuk berbagi pengetahuan tentang kebijakan Pemkot menutup Dolly yang sudah masuk level internasional.
Kata dia, kebijakan ini merupakan biasa kerja bakti bersama masyarakat, berkat tekad, perjuangan serta dan kemauan yang keras dari Rismawati yang melibatkan seluruh stakeholder, yang akhirnya membuahkan hasil, walaupun banyak pro dan kontra yang harus dihadapi bersama.
Banyak langkah yang telah dilakukan oleh Pemkot Surabaya, di antaranya membentuk tim khusus yang menangani masalah ini dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Selama bertahun-tahun Pemkot Surabaya melakukan sosialisasi tentang kesehatan, memberikan pelatihan atau keterampilan bagi mantan pekerja seks dan memberikan modal usaha bagi mereka untuk mencukupi kebutuhan perekonomian dan kelangsungan rumah tangga mereka.
Berbagai macam keterampilan diberikan baik di bidang salon, rumah makan, kuliner dan lain sebagainya. Dalam rangka meningkatkan usaha mereka, Pemkot Surabaya menginstruksikan kepada seluruh instansi terkait apabila ada kegiatan, seluruh makanan ataupun snack, cinderamata, pusat oleh-oleh melibatkan hasil karya mereka atau UMKM di masyarakat.
Pemkot Surabaya juga bersama tim khusus KPAD rutin melakukan sosialisasi, memantau perkembangan sekaligus dampak dari penyakit masyarakat ini. Hal ini sudah terbentuk di semua kecamatan di Pemkot Surabaya.
Sedangkan mengenai dana operasional, selain mendapatkan bantuan sosial dari Pemkot Surabaya, pihaknya melibatkan semua OPD dalam penganggaran kegiatan-kegiatan KPAD.
Pertemuan ini semakin dialogis karena diisi dengan diskusi dan tanya jawab dan diakhiri dengan saling tukar cinderamata. (adv)