Kukar, beritaalternatif.com – Pemuda kreatif pembuat film yang menceritakan tentang kearifan lokal Kutai Kartanegara (Kukar) di tingkat nasional, Muhammad Almunanda, tengah menunggu pengumuman kelolosan film yang sedang dinilai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kepala Bidang Kewirausahaan dan Kepramukaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, Aji Ali Husni mengatakan, juara pemuda kreatif tingkat nasional tersebut kemungkinan akan diumumkan pada 28 Oktober mendatang.
Almunanda beserta tiga orang tim lainnya adalah pemuda kreatif Kukar yang sebelumnya mengikuti lomba pembuatan film yang diadakan oleh salah satu kafe di Jakarta.
Ia keluar sebagai juara pertama di tingkat nasional dan mendapatkan penghargaan berupa uang pembinaan sebesar Rp 50 juta. Kegiatan tersebut diikuti beberapa peserta dari kota-kota besar di Indonesia.
Film yang telah dikirim pihak Dispora Kaltim tersebut mewakili Bumi Etam dalam kejuaraan di tingkat nasional. “Mudah-mudahan mereka yang terbaik dan menjadi juara di nasional,” harap Ali, Selasa (26/10/2021).
Ia menyebutkan, film tentang kearifan lokal yang menjelaskan tentang istilah kepuhunan, tuhing, dan hantu urang tersebut menceritakan tentang beberapa pemuda yang tengah melakukan survei lokasi syuting untuk pembuatan film sehingga sebelum meninggalkan rumah, seorang pemuda ditawari oleh orang tuanya untuk menyicipi roti gembong. Pemuda tersebut mengabaikan ajakan menyantap makanan itu. Dia langsung bergegas menuju lokasi syuting.
Ali melanjutkan, sesampainya di lokasi syuting, pemuda yang ditawari makanan itu tiba-tiba melihat sosok yang mirip temannya. Padahal, sebenarnya temannya masih di rumah. Sementara di perjalanan sosok tersebut tiba-tiba menghilang.
“Itulah yang disebut kepuhunan. Padahal, sebenarnya bukan temannya, tetapi orang sini (sosok). Jadi, judul filmnya Orang Sini,” jelasnya.
Dia melanjutkan, sembari mencari temannya yang hilang, pemuda yang kepuhunan itu kemudian kebelet pipis. Ia masuk di suatu rumah dan pipis di kuburan orang tua. Kuburan inilah yang disimbolkan dengan istilah tuhing.
Dengan adanya film yang lolos di provinsi tersebut, Ali berharap hal itu bisa memberikan semangat dan motivasi kepada pemuda Kukar. Sebab, ia optimis, pembuatan film tidak hanya bisa dilakukan orang Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia.
“Kita ini memiliki kearifan lokal yang bisa kita gali menjadi suatu cerita yang mengedukasi masyarakat kita. Ternyata kita tidak boleh meninggalkan hal-hal yang seperti itu,” tuturnya.
Ali juga berharap ke depan muncul pemuda-pemuda lain di Kukar yang bisa memproduksi film yang lebih besar yang hadir di layar-layar lebar. Karena ia mengakui masih banyak generasi muda di Kukar yang belum digali potensinya.
Hal itu juga yang menjadi pekerjaan rumah bagi Klinik WPM Kukar agar bisa ditunjukkan di dunia luar bahwa pemuda juga bisa melakukan sesuatu untuk kemajuan daerah, apalagi sebentar lagi Kukar menjadi Ibu Kota Negara (IKN).
“Jadi, kita juga harus bisa memposisikan diri kita seperti orang Jakarta. Minimal dari pendidikan, kreatifitas pemuda, apa pun kreatifitas bisa kita tunjukkan,” pungkasnya. (adv/ar)