Oleh: Ibrahim Amini*
Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan pendidikan kita perlu mengkaji masalah genetik dan peranannya dalam pendidikan dan pembentukan pribadi seseorang, namun sebelum itu ada beberapa pertanyaan yang perlu dikemukakan di sini:
Pertama, apakah sebagian dari sifat dan karakter seorang anak itu mereka warisi dari kedua orang tuanya dan dari kakek-kakek mereka atau tidak?
Kedua, jika jawabannya positif, lantas mana yang merupakan sifat bawaan dan mana yang bukan merupakan sifat bawaan?
Ketiga, apakah sifat dan karakter genetik itu dapat dicegah?
Keempat, apakah dengan pendidikan seluruh sifat dan pengaruh genetik dapat diubah?
Kelima, apakah faktor genetik dapat bekerja secara sendirian atau untuk memberikan pengaruhnya ia memerlukan kepada faktor-faktor lain?
Yang kami maksud dengan genetik ialah sifat-sifat dan karakter-karakter individu—yang biasa terlihat pada manusia—yang terdapat pada sel-sel sperma kedua orang tua yang berpindah kepada anak-anak mereka. Karakteristik-karakteristik yang terdapat pada sperma inilah yang menentukan perjalanan, perkembangan dan pembentukan kepribadian masa depan anak, baik di dalam maupun di luar rahim.
Sudah sejak lama manusia mengetahui masalah faktor genetik. Mereka mengetahui bahwa seorang anak dalam bentuk tubuh, bentuk wajah, warna kulit dan beberapa sifat fisik dan kejiwaan mempunyai kesamaan dengan kedua orang tuanya, kakek-kakeknya, dan famili-familinya yang lain.
Kelak, berdasarkan bentuk wajah mereka akan menentukan seseorang itu dari kelompok atau suku mana. Oleh karena itu, ilmu tentang wajah mempunyai kedudukan yang penting. Dalam pernikahan pun karakteristik fisik dan akhlak suatu suku dan kelompok menjadi bahan pertimbangan.
Secara umum keberadaan faktor genetik tidak dapat dipungkiri, karena sejak pertama kali seorang manusia dilahirkan dia sudah mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang membedakannya dari seluruh hewan yang lain, seperti potensi untuk bisa berpikir, potensi untuk bisa berbicara, potensi untuk bisa berdiri dan berjalan, dan berbagai potensi lainnya.
Tidak diragukan bahwa karakter-karakter ini mereka warisi dari ayah dan ibu dan kakek-kakek mereka. Maksudnya, sel-sel sperma ayah dan ibu yang merupakan sumber pembentuk manusia, mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang akan membentuk dan mengembangkannya menjadi manusia, dan yang pada waktunya akan mengubah berbagai potensi yang tersembunyi dalam dirinya menjadi kemampuan nyata sehingga ia menjadi manusia sempurna. Seluruh binatang yang lain pun mempunyai karakteristik yang seperti ini, sehingga dengan begitu masing-masing dapat menjaga dan mempertahankan spesiesnya.
Demikian juga dengan keberadaan karakteristik genetik pada ras-ras manusia, sampai batas-batas tertentu manusia sudah mengetahuinya. Manusia etnis kulit hitam, sudah barang tentu mereka mewarisi warna kulit dan karakteristik-karakteristik etnisnya dari kedua orang tuanya dan kakek-kakek mereka. Demikian juga dengan etnis kulit merah dan etnis kulit kuning. Di sini kita harus katakan, bahwa sifat-sifat yang merupakan karakteristik etnis seseorang terpelihara di dalam sperma ayah dan ibu.
Yang menjadi pembahasan kita hanya mengenai perbedaan dan karakteristik-karakteristik di antara individu-individu manusia. Di antara individu-individu manusia sejak lahir sudah ada perbedaan-perbedaan, dan semakin besar mereka semakin tampak kelihatan perbedaan-perbedaan tersebut. Yang menjadi pembahasan kita ialah, apakah yang menjadi sumber berbagai perbedaan ini adalah faktor genetik atau faktor-faktor lain?
Kita dapat membagi perbedaan-perbedaan individu ke dalam beberapa kelompok: perbedaan lahir, perbedaan kecerdasan dan daya ingat, dan perbedaan akhlak. Di sini kami akan memberikan penjelasan kepada masing-masingnya.
Perbedaan Lahir
Yang dimaksud perbedaan lahir atau fisik ialah seperti perbedaan warna rambut, warna mata, bentuk wajah dan bentuk tubuh, bentuk mata, bentuk alis, bentuk mulut, bentuk hidung, bentuk telinga, bentuk jari-jari, bentuk kuku tangan dan kaki, bentuk telapak tangan, golongan darah, tinggi badan, dan karakteristik-karakteristik fisik lainnya yang dapat dilihat pada individu-individu manusia.
Sekali lagi, yang menjadi pembahasan kita ialah, apakah yang menjadi sumber semua perbedaan ini adalah faktor genetik atau faktor-faktor lain? Apakah karakter seorang individu telah ditentukan dalam sperma kedua orang tua, atau apakah sperma semua orang itu sama lalu disebabkan pengaruh faktor-faktor lain tercipta perbedaan?
Satu hal yang tidak diragukan ialah bahwa anak-anak lebih mirip ayah ibu dan keluarganya dibandingkan orang lain meskipun mereka dididik dalam sebuah lingkungan dan kondisi yang sama. Semua orang mengetahui hal ini dan para ayah dan ibu mengharapkan anak-anak mereka serupa dengan mereka.
Seorang ilmuwan menulis, “Biasanya orang lebih mirip kepada kedua orang tuanya dibandingkan orang yang tidak mempunyai hubungan darah dengannya. Kemiripan ini lebih banyak disebabkan faktor kesamaan genetik di antara mereka. 50% gen anak mirip dengan ayahnya dan 50% lagi mirip dengan ibunya. Oleh karena itu, di antara anak dan kedua orang tuanya mempunyai kesamaan dalam beberapa sifat. Sebagai contoh, saya mempunyai hidung yang mancung, mata yang biru dan rambut yang pirang, dan kedua orang tua saya pun mempunyai sifat-sifat yang sama.”
Ilmuwan yang sama mengatakan, “Setiap individu manusia mempunyai tabiat yang berbeda dengan tabiat individu-individu manusia lainnya. Setiap manusia tidak dilahirkan seperti sebuah lembaran kertas yang putih.”
Dia juga mengatakan, “Sifat-sifat seperti bentuk wajah, mata, warna dan bentuk rambut dan sifat-sifat lahir lainnya, yang dengan itu kita dapat mengenali orang per orang, sangat dipengaruhi oleh faktor genetik.”
Biasanya anak-anak mempunyai kemiripan dengan ayah dan ibunya, dalam beberapa sifat mirip ayahnya dan dalam beberapa sifat yang lain mirip ibunya, alhasil mereka mewarisi sifat-sifat kedua orang tuanya. Namun, seorang anak tidak senantiasa hanya mewarisi sifat-sifat dari kedua orang tuanya, karena terkadang terdapat beberapa sifat yang sama sekali tidak ada pada kedua orang tuanya. Di sini, berarti anak-anak mewarisi sifat-sifat tersebut dari kakek dan neneknya.
Seorang ilmuwan menulis, “Individu-individu manusia, meskipun mereka mempunyai perbedaan-perbedaan individu di antara mereka namun mempunyai beberapa sifat dan karakter yang sama yang dipindahkan melalui mata rantai keluarga dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sifat-sifat biologis makhluk hidup yang baru lahir—sebagaimana telah kita katakan—merupakan hasil susunan gen-gen yang terdapat dalam sel-sel sperma. Adapun mana di antara sifat-sifat ini yang akan muncul pada anak, itu bersifat probabilitas. Maksudnya, sampai sekarang manusia belum mampu memperkirakannya. Seorang anak tidak mewarisi seluruh sifat genetiknya secara langsung dari kedua orang tuanya, melainkan ½ dari kedua orang tuanya, ¼ dari kakeknya, dan ¼-nya lagi dari kakek-kakek buyutnya. Oleh karena itu, ia juga mewarisi sifat-sifat dari kakek-kakek jauhnya. Hukum tabiat ini menjelaskan kepada kita mengapa pada beberapa kasus seorang anak berbeda dengan kedua orang tuanya, dengan saudara laki-lakinya dan saudara perempuannya.”
Alhasil, para ilmuwan biologi dan para pakar genetik setelah mereka melakukan penelitian dan percobaan selama bertahun-tahun mereka sampai kepada kesimpulan bahwa masalah genetika adalah masalah yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Mereka menjelaskan bahwa tumbuhan, binatang dan manusia memperoleh karakteristik-karakteristik spesiesnya dan sebagian sifat-sifat individunya dari generasi sebelumnya melalui turunan.
Mereka menjelaskan, “Yang dimaksud dengan turunan (genetik) ialah perpindahan alami beberapa sifat dan karakteristik badan atau pikiran kedua orang tua dan kakek kepada anak, dan perpindahan ini berlangsung melalui sel-sel yang ada dalam sperma kedua orang tua. Pada setiap sel sperma ini terdapat kromosom-kromosom yang berpasangan yang terkait dengan terjadinya proses genetik.
Menurut para pakar biologi, kromosom-kromosom itu sendiri mengandung sel-sel yang sangat kecil yang disebut dengan “gen”. Gen-gen inilah yang menentukan karakteristik-karakteristik badan, pikiran dan akal seseorang. Kromosom-kromosom ini terdapat di dalam pusat sel-sel sperma secara berpasang-pasangan, dan pasangan-pasangan ini serupa satu sama lainnya.
Jumlah kromosom pada setiap hewan berbeda-beda. Setiap makhluk hidup sejenis mempunyai jumlah kromosom yang sama, sebagai contoh, pada setiap sel tikus gurun terdapat 36 kromosom, pada sel sapi terdapat 38 kromosom, dan pada setiap sel manusia terdapat 46 kromosom yang membentuk 23 pasangan.
Gen-gen setiap kromosom berbentuk dua rangkaian yang berada di samping satu sama lain, dan berbentuk rangkaian biji tasbih yang berpasang-pasangan dan saling berhadapan. Dari 23 pasangan kromosom yang ada pada setiap laki-laki dan perempuan terdapat sepasang kromosom penentu jenis kelamin.
Sepasang kromosom ini, pada laki-laki berbentuk dua kromosom yang berbeda, yang satu disebut kromosom x dan yang lainnya disebut kromosom y, namun pada perempuan sepasang kromosom ini berbentuk sama yaitu kromosom x. Jadi, jika dalam pembuahan kromosom laki-laki itu kromosom y maka janin akan berjenis kelamin laki-laki, dan jika kromosom laki-laki kromosom x maka janin berjenis kelamin perempuan.
Sebelumnya para pakar memandang bahwa kromosom itulah yang memindahkan sifat-sifat kedua orang tua kepada anaknya, namun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut dan pengkajian lebih teliti para ilmuwan sampai pada kesimpulan bahwa gen-genlah yang memikul tanggung jawab ini dan dialah yang mengontrol pertumbuhan badan baik pada masa sebelum lahir maupun sesudah lahir. Mereka memperkirakan pada setiap kromosom terdapat lebih dari 15.000 gen.
Munculnya sifat genetik kepada anak adalah ketika dua gen dari kedua orang tua itu sampai ke anak, jika keduanya mempunyai kesamaan dalam sifat tersebut maka sifat tersebut akan muncul pada anak. Di sini, kita katakan bahwa kedua gen itu muncul.
Namun jika kedua gen itu mempunyai sifat yang berbeda, sebagai contoh, pada gen warna mata, warna mata ayah hitam sementara warna mata ibu biru, maka di sini gen yang kuat yang akan muncul dan gen itu disebut sebagai gen yang menang, sementara gen yang lemah yang tidak dapat menampakkan dirinya disebut gen yang tersembunyi atau gen yang kalah, namun ia tidak akan pernah lenyap melainkan tetap akan berpindah dari generasi ke generasi, dan ada kemungkinan ia akan menjadi gen yang menang pada generasi-generasi yang sesudahnya, namun sampai sekarang ilmu pengetahuan belum mampu mengungkap sebab dari semua ini.”
Ilmuwan lain menulis, “Yang dilakukan gen-gen dalam cytoplasma ialah mengubah bentuk dan karakteristik sel-sel. Gen-gen bersama syarat-syarat internal menyebabkan sel-sel berubah dari bentuk asalnya menjadi bentuk yang bermacam-macam, seperti daging, tulang, saraf dan lainnya.”
Ilmuwan lain menulis, “Faktor-faktor genetik yang berpindah dari satu generasi ke generasi berikut disebut gen. Gen-gen inilah faktor pokok munculnya sifat-sifat pada makhluk hidup, dan ia terdapat pada setiap sudut molekul yang disebut DNA.” (*Tokoh Pendidikan Islam)