BERITAALTERNATIF.COM – Akademisi sekaligus dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Zulkifli membedah dan menakar peluang sosok yang diisukan akan bertarung dalam kontestasi Pilkada Kukar tahun 2024.
Nama-nama itu merupakan bakal calon kuat yang diisukan akan menggantikan Edi Damansyah dari kursi bupati Kukar lewat Pilkada tahun ini.
Sejumlah kandidat tersebut antara lain Awang Yacoub Luthman (AYL), Dendi Suryadi, dan Rendi Solihin.
Zulkifli menjelaskan bahwa dalam kontestasi Pilkada Kukar, keterpilihan calon bupati tidak semata bergantung pada elektabilitas, tetapi juga rekomendasi dari partai-partai politik.
Dia menyebut AYL memiliki kans yang sangat besar untuk melenggang sebagai calon bupati Kukar karena elektabilitasnya selalu stabil dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan statusnya yang notabenenya merupakan putra daerah Kukar.
Selain itu, posisinya sebagai ketua partai politik memudahkannya untuk mendapat tiket pencalonan lewat jalur partai politik. AYL hanya perlu mendapatkan lima kursi lagi untuk memuluskan langkahnya menuju kontestasi Pilkada Kukar.
Ia menjelaskan bahwa Nasdem bisa berkoalisi dengan PAN dan PKS. Dua partai tersebut memiliki enam kursi di DPRD Kukar. Jika tiga partai ini bekerja sama, mereka mempunyai 10 kursi di parlemen sehingga bisa mengusung AYL di Pilkada Kukar.
“Tinggal dia (AYL) meyakinkan para elit dan DPP,” ucapnya saat ditemui di Unikarta pada Rabu (12/6/2024).
Rendi Solihin yang saat ini menjabat sebagai Wakil Bupati Kukar juga disebutnya memiliki “privilage” karena ia digadang-gadang akan menjadi sosok yang paling tepat untuk melanjutkan program-program yang dicanangkan Bupati Edi.
Namun, sikap ngotot PDI Perjuangan untuk tetap mencari celah agar Edi kembali mencalonkan diri membuat peluang Rendi tergolong kecil untuk melenggang sebagai bupati Kukar.
“Kalau misalnya dia (Rendi) maju, akankah DPP memberikan rekomendasi ke dia? Tentunya pak Daman pun dengan kondisinya dia enggak akan nyerah. Apakah nanti dia akan legawa memberi itu ke Rendi, kan belum tentu juga,” ucapnya.
Sementara itu, Dendi Suryadi merupakan nama baru yang tiba-tiba mencuat di Pilkada Kukar. Pasalnya, ia belum pernah mengikuti kontes politik mana pun.
Namun, lanjut Zulkifli, statusnya sebagai Brigjen TNI membuatnya memiliki basis dukungan tersendiri di Kukar.
Selain itu, statusnya sebagai putra daerah yang berhasil memiliki pangkat strategis di dunia militer membuat Dendi memiliki nilai strategis tersendiri di mata publik Kukar.
Dukungan yang masif dari para tokoh juga membuat banyak pihak mendukung, mempublikasikan, dan menyosialisasikan Dendi kepada masyarakat Kukar.
Kata dia, Dendi memiliki pengalaman sebagai Dandim Kukar. “Artinya, itu satu catatan yang membuatnya dikenal oleh tokoh,” terangnya.
Walau begitu, ia menyebut Dendi memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama meyakinkan para pemilih dan elite partai politik agar mendapatkan tiket sebagai calon bupati Kukar.
Zulkifli pun menyimpulkan bahwa setiap kandidat memiliki keunggulan dan basis dukungan tersendiri di Pilkada Kukar.
Kepastian pencalonan ketiganya di Pilkada Kukar, sambung dia, akan ditentukan oleh rekomendasi dari partai politik dan dukungan elite di Kukar.
Ia menerangkan bahwa para pemilih di Kukar tidak begitu mempedulikan latar belakang, pengalaman, dan prestasi ketiga bakal calon tersebut.
Zulkifli menjelaskan, para pemilih Kukar lebih mementingkan popularitas tokoh, yang kerap ditandangan dengan entitas perbincangan publik.
Hal ini disebutnya menjadi masalah serius di Kukar karena masyarakat tidak menentukan pilihan berdasarkan visi, misi, dan program pasangan calon.
“Pemilih kita itu bukan pemilih afektif. Pemilih kita hanya mengenal nama, partai pengusung, dan yang diusung, bahkan orang-orang terdidik pun masih belum melek secara politik,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin