BERITAALTERNATIF.COM – Pengamat pertanian Kukar Prof. Ince Raden memberikan penilaian terkait dengan program pertanian di daerah.
Secara umum, ia menilai bahwa program-program pertanian yang dijalankan oleh Pemkab Kukar sudah cukup bagus.
Misalnya, program pemerintah daerah yang ingin menjadikan Kukar lumbung pangan dengan membangun lima kawasan pertanian terintegrasi.
Lima kawasan tersebut diperuntukkan untuk fokus mengembangkan sektor pertanian, terutama tanaman padi .
“Walaupun di dalamnya ada tanaman-tanaman holtikultura. Kemudian ada peternakan dan ada juga perikanan ya. Sehingga bisa kita katakan itu memiliki integrasi subsektor pertanian tanaman pangan, holtikultura, maupun perikanan, bahkan peternakan,” ucap dia saat diwawancarai awak media ini, Senin (21/10/2024).
Selain itu, terdapat program bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang dapat digunakan oleh para petani mengolah lahan mereka.
“Alat-alat pengolahan lahan baik itu John deere, kemudian alat-alat untuk mengolah tanah, membalikkan tanah. Kemudian alat tanam. Terus alat untuk menyemprot pupuk dan sebagainya,” kata Ince.
Bahkan, lanjut dia, sampai pada bantuan alsintan pasca panen pun diberikan demi mengolah hasil-hasil pertanian para petani.
“Nah itu sebenarnya bantuan diberikan untuk petani kita supaya bisa berdaya lah. Menghasilkan hasil panenan yang perlu kita siang yang semakin baik,” ujarnya.
Rektor Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) itu menyebut bahwa dari hasil evaluasi Badan Riset dan Inovasi Daerah mengenai program tersebut, banyak kebermanfaatan yang didapatkan para petani.
“Mereka merasakan bahwa itu bisa meningkatkan pendapatan mereka. Bisa meningkatkan produktivitas pertaniannya. Kemudian juga itu bisa membantu mereka untuk bertani bisa lebih menggunakan teknologi-teknologi yang saat ini diperlukan,” terang dia.
Meskipun sudah cukup baik, ia mengatakan bahwa program pertanian dari pemerintah daerah juga memerlukan evaluasi yang lebih lanjut. Pasalnya, tidak semua program yang dijalankan itu berhasil.
“Kita ada beberapa wilayah-wilayah yang masih perlu dioptimalkan, masih perlu untuk dimonitoring dan evaluasi. Karena bercocok tanam itu kan tidak selalu hasil produktivitas itu selalu meningkat terus kan. Kadang-kadang bisa tinggi, kadang-kadang bisa rendah,” ungkap Ince.
Menurut dia, ada beberapa aspek yang juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah dalam mengelola pertanian di Kukar. Seperti aspek pasar, pengolahan hasil pertanian, hingga hilirisasi industri hasil pertanian.
“Itu kan yang perlu untuk ditingkatkan supaya (hasil pertanian) bisa memiliki nilai value yang tinggi,” pungkasnya. (*)
Penulis & Editor: M. As’ari