BERITAALTERNATIF.COM – Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Meski begitu, Nasdem tak bisa mengusung sendiri Anies sebagai calon presiden. Pasalnya, partai tersebut hanya memiliki 7 persen suara nasional di Pemilu 2019. Sedangkan ambang batas pencalonan presiden minimal 20 persen.
Karena itu, Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain untuk dapat mengusung calon presiden di pemilu mendatang.
Direktur Eksekutif Semar Political Institute (SPIN) Mawardin Sidik menyebutkan bahwa Nasdem digadang-gadang berkoalisi dengan PKS dan Partai Demokrat untuk mengusung Anies sebagai calon presiden.
“Walaupun itu masih dinamis, karena problemnya dalam politik ini siapa mendapat apa. Itu semacam rukun politik dari para politisi,” jelasnya baru-baru ini kepada beritaalternatif.com.
Jika koalisi partai tersebut mengusung Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden, maka PKS juga akan menuntut posisi yang sama.
“Nanti yang muncul di PKS, ‘loh kami dapat apa ini?’. Sementara PKS kan cukup kompetitif juga elektabilitasnya, kadang-kadang empat besar atau lima besar,” terangnya.
Sebaliknya, bila calon wakil presiden berasal dari PKS, maka Partai Demokrat juga akan menuntut posisi yang sama.
Namun, simulasi calon wakil presiden Anies tergolong beragam, salah satunya muncul nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Masih terbuka lebar Anies ini nanti akan dipasangkan dengan siapa. Nama-nama yang beredar di media massa ada banyak,” katanya.
Koalisi ini juga dinilai oleh Mawardin sebagai koalisi yang tergolong “unik”. Pasalnya, elektabilitas Partai Nasdem berada di bawah PKS dan Demokrat.
“Jadi, memang itu tergantung kalkulasi masing-masing partai politik, dan perkembangannya akan semakin fluktuatif ke depannya,” terang Mawardin. (um)