BERITAALTERNATIF.COM – Seniman teater asal Kutai Kartanegara (Kukar) Dedi Nala Arung menggelar pertunjukan dramatic reading pada Jumat (14/4/2023).
Ia mengangkat situasi kekinian wong cilik melalui naskah cerpen berjudul Perihal Orang Miskin yang Bahagia.
Naskah itu merupakan cerpen karya sastrawan Agus Noor yang telah diadaptasi oleh Nala.
Dia sengaja memilih Unikarta sebagai tempat pertunjukan untuk menyindir sekaligus mengingatkan kalangan mahasiswa pada tanggung jawab sosialnya terhadap nasib orang kecil di sekitar mereka.
“Kaum intelektual kampus adalah corong kepentingan bagi orang-orang kecil yang minim perhatian dan tuna akses di negara ini,” katanya.
Menurut Nala, kampus harus kembali pada fitrahnya sebagai kontrol sosial dan sahabat terdekat masyarakat kelas bawah.
Pertunjukan berdurasi sekitar 25 menit ini juga rencananya dipertunjukkan di Amphy Theatre Ladang Budaya pada 8 April lalu.
Namun, karena cuaca yang tidak memungkinkan, pertunjukan ini pun urung digelar.
Selama ini, Nala memang dikenal sebaga sutradara bagi aktor panggung. Beberapa tahun terakhir, ia juga kerap berakting di beberapa film pendek produksi lokal.
Yang cukup menarik, dalam pertunjukan kali ini Nala berkolaborasi dengan Congkil G7, sebuah orkes keroncong tingkilan asal Tenggarong yang beranggotakan remaja-remaja berusia belia.
Mereka berperan sebagai pemusik latar yang mengiringi pertunjukan Nala.
“Sangat menyenangkan berkolaborasi dengan mereka. Masih muda, fresh, dan punya motivasi tinggi untuk berkesenian,” ujarnya.
Kata dia, bakat seni para remaja di Congkil G7 harus diapresiasi dengan cara menyediakan ruang yang lebar untuk mereka agar tidak lekas layu.
Mereka mempunyai tantangan tersendiri di era digital saat ini. “Jadi, kita harus bantu mereka menyiapkan diri,” saran Nala.
Ia juga berharap pertunjukan semacam ini lebih sering diadakan dan difasilitasi oleh semua kalangan, baik kalangan kampus maupun pemerintah daerah.
Nala berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung pertunjukannya.
Dalam acara ini, Nala disponsori oleh Komunitas Kampong Kuliner Tenggarong dan produk makanan Nasbrik yang merupakan produk nasi olahan khas Kukar. (*)
Penulis: Ufqil Mubin