BERITAALTERNATIF.COM – Dengan dukungan koalisi “Mata Lima”, hubungan antara rezim Zionis dan negara-negara Barat semakin mendalam di bidang keamanan, ekonomi dan teknologi.
Menurut kantor berita Mehr, hubungan rezim Zionis dengan negara-negara Barat memiliki kemitraan strategis yang melampaui pertimbangan tradisional dalam politik internasional.
Ikatan mendalam ini, yang diperkuat oleh kepentingan bersama dalam bidang keamanan, ekonomi, teknologi, dan pertimbangan strategis, terus berkembang meskipun semakin banyak kritik terhadap pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan yang dilakukan Israel.
Hubungan ini berkembang secara mendalam dan berkelanjutan karena berbagai alasan yang mencakup pengaruh politik, kepentingan ekonomi, dan kerja sama keamanan strategis.
Salah satu alasan utamanya adalah pengaruh lobi pro-Zionis di Amerika. Misalnya, lobi AIPAC memainkan peran besar dalam mempengaruhi kebijakan Amerika, dan laporan menunjukkan bahwa lobi-lobi ini mengalokasikan sekitar 4 miliar dolar setiap tahun untuk dukungan finansial dan politik kepada rezim Zionis.
Kerja sama ekonomi negara-negara Barat dengan rezim Zionis mencakup bidang teknologi, pertahanan, serta penelitian dan pengembangan, yang selain menciptakan lapangan kerja, juga bermanfaat bagi perekonomian Barat. Selain itu, negara-negara Barat juga menganggap rezim Zionis sebagai sekutu utama dalam menghadapi ancaman keamanan, dan kerja sama intelijen dan militer antar pihak terus berkembang.
Indikator dan statistik juga menunjukkan kedalaman kerja sama kedua belah pihak. Menurut statistik Kementerian Ekonomi rezim Zionis, sekitar 4,9% produk domestik bruto rezim ini didedikasikan untuk penelitian dan pengembangan, yang dikaitkan dengan investasi 60% negara-negara Barat di bidang ini.
Selain itu, bantuan militer AS kepada rezim Zionis selama perjanjian 10 tahun dari tahun 2016 hingga 2026 berjumlah 38 miliar dolar dan akan meningkatkan kemampuan militer rezim ini.
Pasca peristiwa 7 Oktober 2023, hubungan rezim Zionis dan Barat memasuki babak baru kerja sama strategis. Inggris, salah satu negara pendukung rezim Zionis, telah memperkuat kerja sama militernya dengan meningkatkan dukungan militer dan keuangan, termasuk mengirimkan armada angkatan laut dan pesawat pengintai ke Mediterania.
Selain itu, Departemen Pertahanan AS telah memulai kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Israel untuk mengembangkan sistem kecerdasan buatan untuk menganalisis data pengawasan real-time dengan biaya tahunan sebesar $500 juta.
Sejak awal perang di Gaza, dukungan militer AS terhadap rezim Zionis meningkat secara signifikan. Amerika Serikat telah mengalokasikan setidaknya $12,5 miliar bantuan militer kepada rezim tersebut, termasuk $3,8 miliar pada Maret 2024 dan $8,7 miliar pada April 2024.
Bantuan tersebut antara lain memperkuat sistem pertahanan Iron Dome dan menyediakan peralatan canggih untuk menghadapi ancaman drone dan rudal.
Menurut Al Jazeera, koalisi intelijen “Lima Mata”, yang mencakup Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru, memainkan peran penting dalam mendukung rezim Zionis di bidang keamanan dan intelijen.
Kerja sama intelijen ini, yang didukung oleh penggunaan teknologi kecerdasan buatan dan analisis data real-time, membantu rezim Israel dalam mendeteksi ancaman secara dini dan memungkinkan negara tersebut mengidentifikasi kemungkinan target dengan metode peperangan modern.
Hubungan ini semakin diperkuat karena adanya konvergensi kepentingan strategis di bidang keamanan regional, penanganan perlawanan Palestina, dan kerja sama teknologi.
Rezim Zionis, sebagai basis Barat di Timur Tengah, membantu negara-negara anggota koalisi “Lima Mata” untuk menghadapi ancaman bersama dengan menyediakan informasi dan teknologi keamanan siber.
Laporan Departemen Luar Negeri AS menunjukkan bahwa pemisahan hubungan ekonomi dengan rezim Zionis akan merugikan perekonomian AS sebanyak 50 miliar dolar setiap tahun, yang tampaknya hampir mustahil karena letak geografis yang strategis dan kepentingan bersama.
Meski mendapat kritik internasional, aliansi ini masih dianggap sebagai kemitraan strategis yang penting untuk menjaga keamanan dan kepentingan ekonomi Barat. (*)
Sumber: Mehrbews.com