BERITAALTERNATIF.COM – Dalam beberapa hari terakhir, para pejabat AS kerap mengklaim bahwa Presiden Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina. Padahal Kremlin dan para petinggi Rusia sudah menegaskan, Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir berdasarkan doktrin militernya.
Dilansir al-Alam, New York Times edisi akhir pekan lalu kembali mengulang klaim Washington, yang menyebut bahwa Presiden Rusia mungkin akan menggunakan senjata nuklir taktis saat latihan perang di perairan Laut Hitam, atau Kutub Utara, atau di wilayah Ukraina.
Para pejabat AS mengatakan kepada harian ini, mereka memang tidak punya bukti bahwa Putin berniat memindahkan senjata nuklir atau uji coba nuklir. Namun mereka mengklaim, Presiden Rusia sedang memikirkan semacam persiapan berlipat demi merespons “kekalahan-kekalahan pasukan Rusia akhir-akhir ini”.
Menanggapi tudingan-tudingan ini, Istana Kremlin menegaskan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir berdasarkan doktrin militernya.
Kantor berita RIA Novosti mengutip Presiden Belarusia yang mengatakan, “Umat manusia di ambang perang nuklir. Washington akan menyeret Eropa untuk memerangi Rusia di tanah Ukraina.”
Kengototan AS atas sikap ini mengingatkan dunia pada hari-hari awal operasi militer Rusia di Ukraina. Di masa itu, sudah jelas bahwa AS ingin memulai perang.
Sebab itu, AS mengerahkan semua media dan petingginya untuk tujuan tersebut demi menggiring Eropa untuk berkonfrontasi dengan Rusia. Washington menempatkan Eropa berhadapan dengan Moskow melalui pergerakan-pergerakan tambahan NATO di perbatasan Rusia.
Hal serupa berlaku atas Ukraina, sebab Presidennya sudah mengenakan seragam militer sebelum dimulainya operasi militer Rusia.
Saat ini, tidak mustahil bahwa AS akan memaksa Rusia menggunakan senjata nuklir, walau hanya sebatas dalam latihan perang. AS praktis tengah mempersiapkan terjadinya perang nuklir, dengan cara mengirim senjata modern ke Ukraina dan memprovokasi Eropa, serta memanfaatkan “semangat” Zelensky, yang kian berharap lebih banyak setelah mundurnya pasukan Rusia.
Zelensky mengumumkan, perang akan terus berlanjut sampai pasukan Rusia angkat kaki dari seluruh wilayah Ukraina dan Kiev bisa merebut Krimea kembali.
Kenapa AS, dalam titik genting ini, mencari petualangan semacam ini dan menempatkan dunia di ambang perang nuklir yang menghancurkan?
Sejak masa Uni Soviet dan perang dingin dengan AS, Rusia selalu menjadi sebuah masalah bagi Paman Sam. Sebab itu, jelas bahwa AS, cepat atau lambat, akan bertindak untuk menghancurkan negara ini, atau menghalangi pertumbuhan ekonomi, persenjataan, dan keilmuannya.
Ukraina adalah dalih dan kesempatan terbaik untuk mewujudkan tujuan ini. Eropa juga merupakan pemegang bendera perang ini dan pewaris kedua dampak perang ini, setelah Rusia dan Ukraina. Dengan terus memanas-manasi situasi, AS berharap bisa menyeret Rusia untuk menggunakan senjata nuklir.
Jika itu terjadi, AS berpikir bisa mengisolasi Rusia dari negara-negara lain, terutama China. Apalagi sanksi-sanksi AS atas Rusia bukan hanya tidak membuahkan hasil, namun justru mengakibatkan krisis energi dan gas di dunia, yang membuat mata uang Rubel naik. Jika Rusia sampai menggunakan senjata nuklir, AS dan Eropa juga akan mendapatkan alasan untuk menempatkan senjata pemusnah massal di Ukraina.
Apa pun itu, permainan yang dimulai AS sangat membahayakan dunia. Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia mengatakan, “Mereka (AS) melupakan fakta jelas bahwa runtuhnya sebuah kekuatan nuklir ibarat bermain catur dengan kematian. Permainan ini hanya akan berujung pada hancurnya umat manusia.” (*)
Sumber: Poros Perlawanan