Search
Search
Close this search box.

Periode Pertama Pendidikan Anak

Ilustrasi. (CNN Indonesia)
Listen to this article

Oleh: Ibrahim Amini*

Peranan orang tua dalam mendidik anak bukan hanya dimulai setelah anak lahir tetapi telah dimulai pada dua periode sebelum anak dilahirkan: pada saat memilih istri dan pada saat istri hamil.

Memilih Istri

Advertisements

Seseorang yang memikirkan masa depan anaknya dan ingin anaknya cantik, sehat dan berakhlak baik, sebelum menikah ia harus menaruh perhatian kepada hal ini. Seorang laki-laki pada saat hendak memilih istri ia harus benar-benar sadar kepada wanita yang bagaimana ia akan letakkan nasib anaknya kelak, dan begitu juga sebaliknya seorang wanita harus benar-benar teliti laki-laki yang bagaimana yang ia harus pilih untuk menjadi bapak bagi anak-anaknya kelak.

Seorang anak, pada umumnya mempunyai sifat-sifat fisik dan kejiwaan dan bahkan jenis penyakit yang mirip dengan ayah dan ibunya. Sumber pembentuk janin adalah dua sel hidup yang berasal dari ayah dan ibu yang bersemayam dalam rahim ibu, yang kemudian membentuk menjadi sebuah makhluk baru yang berkembang dengan cepat sehingga menjadi seorang manusia dalam rupa yang baik dan sempurna.

Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes air mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. al-Insan: 2)

Oleh karena itu, pada umumnya seorang anak dalam warna kulit, bentuk badan, tinggi badan, bentuk mata, hidung, dan bahkan dalam kecerdasan dan sebagian perilaku mirip dengan ayah dan ibunya atau salah seorang keluarga dekatnya.

Kesehatan dan keseimbangan fungsi tubuh, begitu juga kelemahan dan ketidakmampuan ayah dan ibu dapat memberikan pengaruh yang besar kepada bentuk seorang anak.

Islam sangat menaruh perhatian kepada masalah yang sangat penting ini dan menyebut rahim ibu sebagai sumber dan permulaan bagi kebahagiaan dan kesengsaraan seorang anak manusia.

Rasulullah Saw bersabda, “Orang yang beruntung adalah orang yang beruntung ketika berada dalam perut ibunya, dan orang yang sengsara adalah orang yang sengsara ketika berada dalam perut ibunya.”

Pada hadis yang lain Rasulullah Saw bersabda, “Pilihlah wanita yang baik bagi tempat spermamu.”

Rasulullah Saw juga bersabda, “Nikahilah wanita yang sederajat denganmu, dan pilihlah tempat yang baik bagi spermamu.”

Rasulullah Saw bersabda, “Hindarilah olehmu menikahi wanita dungu, karena bergaul dengan istri yang seperti ini adalah bencana dan anak-anak yang lahir darinya akan lenyap.”

Seorang ilmuwan menulis, “Biasanya seseorang lebih mirip kepada kedua orang tuanya dibandingkan kepada orang-orang yang tidak mempunyai hubungan nasab dengannya. Kemiripan ini lebih banyak bersumber dari kesamaan faktor genetik di antara mereka. Karena lima puluh persen gen seorang anak sama dengan gen ayahnya dan lima puluh persen lagi sama dengan gen ibunya. Oleh karena itu, dapat diperkirakan di antara seorang anak dan kedua orang tuanya terdapat beberapa kemiripan yang dapat terlihat dengan jelas.”

Periode Hamil

Pendidikan di dalam janin adalah periode yang sangat sensitif dan menentukan, baik bagi si wanita itu sendiri maupun bagi bayi yang ada dalam kandungannya. Pada periode ini seorang wanita harus memperhatikan dua hal berikut:

Masa-Masa Awal Kehamilan

Seorang wanita harus sadar bahwa sejak masa hamil ia telah menjadi seorang ibu dan mempunyai tanggung jawab yang berat sebagai seorang ibu. Sesungguhnya umur seorang manusia telah dimulai sejak masa ini.

Seorang ilmuwan menulis, “Ketika seorang manusia lahir ke dunia berarti dia telah menjalani sembilan bulan dari umurnya, dan perjalanan masa sembilan bulan ini dari seluruh rangkaian hidupnya akan sangat berpengaruh dalam menentukan kehidupan selanjutnya. Di China, sudah biasa seorang anak yang baru lahir dihitung telah berumur setahun, dan periode satu tahun ini ditambahkan kepada jumlah umurnya.”

Seorang wanita yang hamil harus sadar bahwa ia sedang mendidik makhluk hidup dalam rahimnya dan sangat berpengaruh bagi masa depannya, karena rahim ibu adalah lingkungan pendidikan pertama bagi seorang anak yang akan sangat berpengaruh bagi masa depannya.

Benar, bahwa sperma ayah dan ibu dan gen-gen berpindah kepada makhluk baru ini melalui hukum genetika dan mempunyai pengaruh pada pembentukan fisik dan rohaninya namun demikian makhluk hidup ini harus tumbuh dalam rahim ibu dan bagaimana pertumbuhannya pun sampai batas tertentu berada dalam genggaman seorang ibu.

Oleh karena itu, seorang wanita hamil jangan menganggap masa yang sedang dilaluinya ini sebagai masa biasa dan bersikap tidak peduli. Ia harus sadar jika ia lengah sedikit saja atau menganggap sebagai sesuatu yang enteng bisa saja ia akan kehilangan kesehatannya atau akan melahirkan seorang anak yang cacat, sakit dan lemah, seorang anak yang terpaksa menjalani hidup di dunia ini dengan kesengsaraan.

Seorang ilmuwan menulis, “Badan seorang ibu dan segala peristiwa yang menimpa padanya sangat berpengaruh pada lingkungan perkembangan seorang janin. Setiap wanita mempunyai tanggung jawab menyediakan lingkungan terbaik bagi rumah pertama anaknya, dan itu baru akan berhasil apabila ia mengetahui peristiwa-peristiwa apa dari hidupnya yang akan berpengaruh pada perkembangan anaknya. Seorang ibu yang sedang hamil tidak boleh sedih karena itu akan menyebabkan perkembangan anak menjadi tidak normal dan merenggut kebahagiaannya. Kelalaian dan ketidaktahuan akan faktor-faktor-faktor ini akan menyebabkan penyakit ini sulit diobati.”

Ilmuwan lain menulis, “Engels mengatakan, dari penelitian ilmiah akhir-akhir ini dapat diketahui secara pasti bahwa faktor lingkungan yang menjadi penyebab asli dari timbulnya berbagai bentuk kecacatan dan kelumpuhan anak. Oleh karena itu, perhatian harus lebih diberikan kepada lingkungan sebelum anak lahir, karena lingkungan manusialah yang dapat diubah, bukan gen dan kromosom.”

Seorang ilmuwan menulis, “Ketidaknormalan yang terjadi pada seorang anak dapat disebabkan benih yang baik namun berada pada lingkungan yang buruk atau benih yang buruk yang berada pada lingkungan yang baik. Banyak sekali fenomena cacat fisik yang terjadi pada anak, seperti bibir sumbing dan wajah Mongolia, yang dahulu dianggap sebagai akibat turunan, namun kini diketahui bahwa penyebabnya adalah faktor lingkungan terutama karena kekurangan oksigen pada masa kehamilan.”

Seorang ilmuwan lain menulis, “Perlu diketahui bahwa lingkungan pada masa perkembangan awal janin memberikan pengaruh kepada janin yang pengaruhnya lebih besar dari pengaruh lingkungan luar.”

Pekanya Masa Kehamilan

Seorang wanita hamil harus menyadari akan pentingnya masa kehamilan bagi pertumbuhan janin yang ada dalam rahimnya. Ia harus tahu bahwa ia sedang mendidik seorang manusia kecil dalam rahimnya yang sama sekali tidak mempunyai peranan sekecil apa pun bagi pertumbuhan dan perkembangan dirinya dan sepenuhnya bergantung kepada ibunya.

Janin memperoleh makanan dari makanan ibunya, ia memperoleh kehangatan dan oksigen dari kehangatan dan oksigen yang dihirup ibunya. Benar, janin bukan merupakan anggota tubuh seorang ibu namun meski begitu ia memperoleh makanan dari tubuh ibunya.

Oleh karena itu, seorang wanita hamil dalam mengonsumsi makanan harus memperhatikan dirinya dan juga memperhatikan janin yang bergantung kepadanya. Makanan yang dimakan seorang ibu hamil harus kaya dengan gizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuhnya dan memelihara kekuatan dan kesehatan dirinya, sehingga ia dapat menyediakan lingkungan yang baik dan aman bagi janin yang hidup dalam rahimnya dan pada sisi lain dapat memberikan zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental si janin, sehingga ia dapat tumbuh dengan baik dan mengaktualisasikan segenap potensi yang ada pada dirinya.

Ia harus mengatur dan memprogram makanan yang dikonsumsinya secara teliti, karena kekurangan beberapa jenis zat makanan dan vitamin yang dibutuhkan dapat merusak kesehatannya dan menjadikan janin yang ada dalam kandungannya berada dalam bahaya.

Coba perhatikan keterangan berikut, “Berdasarkan survei, 80% anak yang cacat fisik di dunia dan anak-anak yang mempunyai keterbelakangan perkembangan otak adalah disebabkan tidak memperoleh makanan secara baik pada masa kehamilan.”

Sudah sejak lama diketahui bahwa makanan yang dimakan seorang ibu pada saat mengandung dan masa menyusui sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Seorang ibu harus menyediakan semua jenis vitamin, hidrokarbon, lemak dan berbagai zat besi yang dibutuhkan bagi perkembangan sel-sel hidup yang ada dalam tubuh anak.

Penelitian menunjukkan bahwa seorang ibu harus menjamin ketersediaan dalam jumlah yang cukup vitamin-vitamin yang diperlukan untuk aktivitas sel-sel hidup dalam tubuh janin, karena janin lebih sensitif dari kekurangan berbagai jenis vitamin dibandingkan ibunya.

Oleh karena itu, bisa saja seorang ibu pada masa mengandung sehat-sehat saja namun janin yang ada dalam rahimnya mengalami kekurangan vitamin dan terhambat pertumbuhannya.

Ketika individu baru memulai hidupnya ia membawa segenap energi dan karakteristik yang diperlukan, namun pertumbuhan semua itu hanya dapat terjadi manakala plasenta memperoleh makanan yang cukup. Meskipun faktor-faktor yang menjadikan janin menjadi manusia telah disediakan oleh ovum dan sperma namun sempurna dan tidak sempurnanya pertumbuhannya bergantung kepada cukup atau tidak cukupnya plasenta mendapat makanan.

Janin bukanlah bagian anggota tubuh ibu, ia adalah sebuah tubuh yang untuk sementara waktu berdiam dalam rahim ibu. Esensi genetik seorang anak tidak identik dengan esensi genetik seorang ibu, karena terciptanya seorang anak di antara gen-gen ibu dan juga gen-gen ayah. Sangat mungkin kedua faktor gen tersebut sangat berbeda.

Oleh karena itu janin senantiasa dalam keadaan mengalami perubahan. Kebutuhan-kebutuhan janin berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan ibu yang telah sempurna pertumbuhannya. Sehingga bisa saja zat-zat makanan yang bermanfaat bagi ibu malah berbahaya bagi janin.

Di plasenta perbedaan-perbedaan ini berhadapan dengan sel-sel pemberi makanan janin, dan sel-sel inilah yang menentukan mana zat-zat yang boleh masuk dari ibu ke janin atau sebaliknya dari janin ke ibu.

Segala sesuatu yang berpengaruh pada kesehatan ibu akan berpengaruh pada kesehatan janin. Jika seorang ibu kekurangan zat kalsium maka keadaan itu akan berpengaruh pada pembentukan tulang dan gigi anak. Kelelahan berlebihan yang dialami ibu akan menyebabkan banyak zat racun di dalam darah, dan darah yang merupakan pembentuk makanan bagi janin tentunya akan berpengaruh pada pembentukan anak.

Seorang ibu hamil harus melakukan olahraga yang ringan, istirahat yang cukup, menghirup udara yang segar, dan mengonsumsi makanan yang sesuai yang sebagian besarnya terdiri dari susu dan hijau-hijauan. Suasana emosi yang berlebihan dan tekanan-tekanan batin yang dialami seorang ibu sudah barang tentu akan berbahaya bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.

Karena, kondisi-kondisi yang seperti ini akan merusak sistem syaraf. Sangat mungkin satu-satunya sebab yang menyebabkan seorang anak labil emosinya dan rawan terkena penyakit-penyakit kejiwaan adalah tekanan-tekanan emosi yang dialami ibu pada saat hamil. Oleh karena itu, pada saat hamil seorang ibu harus benar-benar menjaga dan memperhatikan kesehatan dirinya, makanan yang dimakannya, melakukan istirahat yang cukup dan memperoleh udara yang segar, karena yang demikian itu sangat berpengaruh bagi kesehatan anak yang dikandungnya.

Seorang ilmuwan menulis, “Jika aliran darah ibu tidak bisa menyuplai zat kalsium yang dibutuhkan kepada tubuh anak maka itu akan menyebabkan kerapuhan pada kerangka tulang anak. Jika seorang ibu menderita penyakit gula dan zat gula darahnya melebihi batas normal maka ini akan memaksa pankreas janin bekerja lebih keras, dan jika keadaan ini terus berlanjut setelah janin itu lahir maka gula darah anak menjadi sedikit, dan manakala tidak diobati maka anak itu akan mati karena kekurangan zat glukogen.”

Dr. Ali Akbar Syi`ari menulis, “Makanan yang dimakan ibu akan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya terutama pada masa menjelang dekat dengan kelahiran saat tingkat kebutuhannya pada jumlah dan kualitas makanan bertambah. Oleh karena itu, seorang ibu yang tidak mengonsumsi makanan sehat dan cukup pada masa kehamilan biasanya anak yang dilahirkannya akan mengalami kekurangan dari sisi fisik dan mental atau menderita penyakit-penyakit kejiwaan.” (*Tokoh Pendidikan Islam)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA