BERITAALTERNATIF.COM – Sopan Sopian merupakan seorang politisi yang saat ini masih aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kukar. Saat ini, dia ditugaskan di Komisi IV yang fokus pada bidang kesejahteraan rakyat.
Sopan memiliki wewenang untuk ikut dalam merumuskan kebijakan daerah yang menyentuh berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kepemudaan, penanggulangan bencana, perlindungan anak, komunikasi dan informatika, hingga keagamaan.
Pada pileg tahun 2024, ia kembali dipercaya oleh sebagian besar masyarakat di Dapil VI, yang meliputi Kecamatan Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis, Kota Bangun, Kota Bangun Darat, dan Muara Muntai.
Sebelum berada di posisinya saat ini, Sopan bisa dibilang membangun kariernya dari bawah. Berawal dari seorang teknisi yang piawai di bidang pengaliran listrik, ia kemudian sedikit demi sedikit merangkak ke kursi pemerintahan dengan lebih dulu menjabat sebagai kepala desa.
Untuk mengenal lebih dekat dan mendalam mengenai sosok Sopan, berikut profil singkat dan kisah perjuangannya.
Latar Belakang, Pendidikan, dan Karier
Sopan lahir di Kota Bangun Ulu pada 7 Februari 1975. Dia tumbuh dan dibesarkan dari keluarga sederhana yang menjunjung tinggi pendidikan. Ayahnya, Elham Ja’far, juga merupakan seorang guru di kampung halamannya. Sementara ibunya, Hj. Majri, merupakan seorang ibu rumah tangga.
“Saya besarnya di Desa Kota Bangun Ulu. Kampung saya itu namanya Tepian Tebor. Jadi, Tepian Tabor itu adalah kampung yang infrastruktur jalannya itu longsor. Sekarang kita coba ubah jadi tempat wisata. Maka diubahlah namaya itu jadi Tepian Indah, “ jelasnya kepada awak media Berita Alternatif baru-baru ini di Kantor DPRD Kukar.
Sejak kecil, ia terbiasa dengan kehidupan yang penuh perjuangan. Pendidikan dan pengalaman hidup menempanya menjadi pribadi yang gigih dan berdedikasi dalam setiap tugas yang diembannya.
Sopan menjalani dan menghabiskan masa-masa sekolahnya di SDN 006 Kedang Murung Kecamatan Kota bangun. Sementara pendidikan menengah pertama dirampungkannya di MTs Al-falah di kecamatan yang sama.
Sejak menginjak usia remaja, ia pernah terlibat di berbagai organisasi kepemudaan: anggota KNPI dan Karang Taruna di tingkat desa.
Pada tahun 1997, dia mengawali kariernya sebagai seorang teknisi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Profesi yang diembannya itu mengharuskan Sopan untuk merantau cukup jauh dari tanah kelahirannya karena ia ditempatkan di Kecamatan Muara Muntai.
Selama bekerja di PLN, ia menyadari banyak waktu luang yang dapat digunakannya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Dengan keinginan kuat untuk berkontribusi kepada masyarakat, ia pun mengawali kiprahnya sebagai seorang pengajar di lembaga pendidikan setingkat SD dan SMP yang terletak di tempatnya bekerja.
Meski tanpa dibayar sepeserpun, profesi sampingan sebagai seorang guru dijalaninya dengan keikhlasan dan sepenuh hati. Keputusan ini merupakan bentuk nyata yang berangkat dari niat tulusnya untuk dekat dan mengabdi kepada masyarakat di daerahnya.
“Kalau PLN itu kan banyak liburnya. Ada siang libur. Jadi, saya selingi untuk mengajar, mengajar di SD, mengajar di SMP. menggunakan kemampuan yang ada agar bisa bersosialisasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Ia percaya bahwa ilmu yang dibagikannya bisa menjadi bekal bagi generasi mendatang. Meski dibebani berbagai tugas dan kesibukan, hal itu tak membuatnya lupa untuk memperhatikan karier akademis serta peningkatan kapasitas dirinya. Karena itu, Sopan mengikuti program belajar jarak jauh dan berhasil meraih gelar sarjana pendidikan di Unikarta.
Dia menyebutkan, dahulu terdapat banyak tenaga pengajar berstatus honorer maupun PNS di wilayah hulu yang merupakan alumni kampus yang berlokasi di jalan Gunung Kombeng Tenggarong tersebut.
Singkat cerita, seiring waktu berjalan, tekad untuk membangun daerahnya semakin besar. Pada tahun 2013, ia mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa. Sopan terpilih dalam kontestasi tersebut.
Selama melaksanakan tugasnya menjadi kepala desa, ia mengurus 5 desa di sekitarnya untuk menyediakan kebutuhan para penyandang disabilitas. Untuk memenuhi kebutuhan itu, ia dengan kesadaran penuh membangun komunikasi dengan Dinas Sosial Kukar agar para penyandang disabilitas mendapatkan fasilitas berupa alat pendengaran, kursi roda, dan berbagai fasiltas lain. Ia pun rela menyewa serta menggunakan kendaraan pribadinya demi membantu mereka untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
“Waktu itu tidak ada yang namanya alat transportasi untuk mengambil alat. Ada sepuluh kursi roda saya tumpuk di dalam mobil sampai di atas mobil saya bawa. Saya yang mendata orang-orang,” ungkapnya.
Selama lima tahun menjabat, Sopan berhasil menuntaskan dan merealisasikan seluruh target pembangunan yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional serta pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
Kiprah dan kesuksesan Sopan selama melaksanakan tugas sebagai kepala desa dalam menggapai target pembangunan sedikit banyak telah banyak mengubah kehidupan warga Muara Muntai Ulu ke arah yang lebih baik.
Karena itu, meski periode menjabatnya belum sepenuhnya selesai, kinerjanya yang terlampau baik membuatnya didesak dan direkomendasikan oleh warganya untuk segera mengikuti bursa pemilihan anggota legislatif Kukar.
Alhasil, berkat dorongan serta suntikan moral dari beberapa tokoh dan masyarakat setempat, ia pun memutuskan mengikuti kontestasi tersebut sebagai perwakilan Dapil VI.
“Kalau tidak ada (dorongan) dari masyarakat, saya mungkin tidak akan maju jadi anggota DPRD. Artinya, dari tokoh-tokoh masyarakat menginginkan adanya perwakilan,” ucapnya.
Langkah ini diambilnya dengan mempertimbangkan berbagai faktor, salah satunya keinginannya menjadikan daerah yang dipimpinnya semakin maju. Ia menganggap keterbatasan wewenang sebagai kepala desa membuatnya merasa perlu memperjuangkan kepentingan masyarakat dalam skala yang lebih luas.
Keputusan ini juga didasari atas kebutuhan mendesak terhadap infrastruktur yang lebih baik di wilayah hulu, yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah. Dengan modal kepercayaan masyarakat, ia pun mengikuti pemilu dan berhasil terpilih dengan perolehan 1.259 suara.
Selama kampanye, Sopan mengaku tidak mengandalkan kekuatan finansial, apalagi sampai memainkan skema politik uang untuk meraih simpati masyarakat. Perolehan suara tinggi yang didapatkannya hanya bermodal membangun kepercayaan melalui komunikasi yang baik dengan warga.
“Ini hanya bermodalkan kepercayaan masyarakat aja pada waktu itu. Orang (banyak) pakai uang, kita pakai kepercayaan saja,” terangnya.
Kunci Kemajuan dan Kesuksesan
Sektor infrastruktur dinilainya sebagai elemen paling utama dan sentral dalam ikhtiar untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Sebab, pemberdayaan yang dilakukan pemerintah di sektor ini akan berdampak signifikan dalam meningkatkan sektor pendidikan, ekonomi, hingga pariwisata.
Latar belakangnya sebagai teknisi mendorongnya untuk lebih peka terhadap penyediaan fasilitas fisik untuk menunjang kebutuhan masyarakat. Pembangunan pada aspek ini juga sudah disuarakannya sejak ia menjabat sebagai kepala desa.
Setelah terpilih sebagai anggota DPRD Kukar, ia menjadi lebih leluasa untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan yang selama ini menjadi masalah utama di wilayahnya. Ia memahami betul bahwa akses yang baik akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam perjalanan panjangnya sebagai seorang teknisi PLN, tenaga pengajar sukarela, kepala desa, hingga legislator, ia membuktikan bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak selalu membutuhkan jabatan, tetapi niat tulus dan kerja keras.
Kini, ia terus berjuang agar setiap aspirasi masyarakat dapat direalisasikan demi kemajuan daerahnya. Komitmen serta kesungguhan dalam mengemban amanah membuatnya menorehkan berbagai capaian positif.
Hal ini kemudian membawa pria berusia 48 tahun ini kembali dipercaya dan didukung oleh masyarakat di daerah tempatnya mengabdi untuk duduk di kursi legislatif di tingkat daerah.
Kiprah dan perjuangan seorang tokoh asal Kota Bangun ini menunjukkan bahwa pengabdian dapat dimulai dari hal-hal kecil. Perjalanan karier yang dimulai Sopan dari bawah tak disangka dapat membawa perubahan besar.
Dia membuktikan bahwa tekad dan kepedulian untuk mengabdi kepada masyarakat dapat berbuah manis dan menjadi modal utama untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan.

Ia pun menyampaikan nasihat dan saran kepada para pemuda-pemudi yang ingin berhasil dalam menggapai cita-cita dan impian mereka. Kuncinya adalah rasa ikhlas dalam melayani dan terus bergerak tanpa menghiraukan pandangan negatif orang lain.
Seorang pemimpin dinilainya perlu memberi contoh yang terbaik agar dapat dijadikan teladan oleh orang lain. Tak cukup kemampuan retorika dan berbicara, namun juga perlu diwujudkan dalam bentuk konkret berupa aksi nyata.
Hal ini terbukti ketika Sopan yang sering ikut membantu masyarakat melaksanakan tugas-tugas yang bersifat fisik seperti mengaspal jalan serta terlibat aktif bersama masyarakat dalam membersihkan lingkungan.
“Saya masuk kolong jembatan. Masuk kolong rumah tanpa harus malu dengan masyarakat saya. Ketika saya sudah hadir di pasar, orang-orang sudah nyapu sendiri di depan pasar,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ulwan Murtadho
Editor: Ufqil Mubin