BERITAALTERNATIF.COM – Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan lebih baik tidak ada gelaran pemilu jika hanya menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
Dia menilai jalan meraih kekuasaan dengan mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kerugian besar.
“Terlalu pendek akal kita dan terlalu tinggi nafsu kita, jika untuk memenangkan pemilu kita harus mempertaruhkan persatuan dan kesatuan bangsa ini. Bagi saya pribadi, lebih baik tidak ada pemilu jika itu hanya memberikan konsekuensi pada perpecahan bangsa ini,” kata Paloh saat menyampaikan orasi ilmiah di Universitas Brawijaya, Malang, Senin (25/7/2022).
Menurut Paloh, pemilu dalam 10 tahun terakhir tampak berpotensi menimbulkan perpecahan. Dia berpendapat bahwa semua pihak merasa berhak melakukan apa pun untuk memenangkan pemilu, termasuk dengan mengorbankan kerukunan masyarakat.
Ia berujar, dua kali gelaran pemilihan presiden telah memberikannya pengalaman bahwa kompetisi dalam pemilu bukanlah segalanya. Menurut dia, pemilu hanya wadah untuk mencari sosok pemimpin yang terbaik.
Karena itu, dia menyayangkan jika untuk mencari sosok pemimpin tersebut harus mengorbankan sesuatu yang lebih besar.
Paloh pun menyoroti politik identitas yang kerap menjadi senjata salah satu kelompok untuk menjatuhkan kelompok lain.
Padahal dalam sejarah, lanjut Paloh, politik identitas tak selamanya buruk. Politik identitas dulu digunakan untuk melawan diskriminasi dan ketidakadilan.
“Politik identitas sesungguhnya tidaklah selalu negatif. Dalam sejarahnya, politik identitas lahir dari perjuangan melawan diskriminasi dan ketidakadilan,” ujarnya.
Mengutip pernyataan cendekiawan Yudi Latif, Paloh menyebut politik identitas dibedakan dalam tiga jenis, yaitu good, bad, and ugly.
Dalam pengertian baik atau good, politik identitas menjadi pembeda antara satu partai atau kelompok masyarakat dengan kelompok yang lain. Namun, perbedaan itu tak membuat satu kelompok merasa ekslusif dan benar sendiri.
Lalu, dalam pengertian buruk atau bad, politik identitas hanya membuat satu kelompok merasa eksklusif dan tak mau mengenal kelompok lain. Mereka membatasi diri atau enggan bekerja sama.
Sementara dalam pengertian ugly, politik identitas digunakan untuk menyerang kelompok lain. Politik identitas dalam posisi ini membuat satu kelompok merasa paling benar dan menganggap kelompok lain salah.
“Paham dan praktik politik semacam ini, selain tidak mencerdaskan kehidupan bangsa, juga membuat kita lupa seolah manusia adalah makhluk yang hanya memiliki satu identitas belaka,” kata Paloh.
“Kerusakan model ini pada gilirannya akan membawa politik identitas menjadi politik kebencian,” imbuh dia. (*)
Sumber: Berita CNN Indonesia berjudul Surya Paloh: Lebih Baik Tidak Ada Pemilu Jika Hanya Bawa Perpecahan