BERITAALTERNATIF.COM – Pada Jumat (10/3/2023) sore, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ahlulbait Indonesia (ABI) mengadakan kegiatan pembukaan Milad ke-13 ABI dan Rapat Pimpinan Nasional di Hotel Kaisar yang berlokasi di Jalan PLN 1 Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum DPP ABI Habib Zahir Yahya, 28 ketua DPW ABI se-Indonesia, Pimpinan dan Anggota Dewan Syura ABI, serta Muslimah Ahlulbait Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, DPP ABI juga mengumumkan tiga DPW terbaik se-Indonesia, di antaranya DPW ABI Jawa Timur, DPW ABI Jawa Barat, dan DPW ABI Kalimantan Timur.
Dalam sambutannya, Habib Zahir menyampaikan bahwa peringatan Milad ABI yang bertepatan dengan hari lahir Imam Zaman mempunyai banyak makna.
Salah satunya, kata Habib Zahir, organisasi ini memiliki tautan dengan sejarah masa lalunya. Selain itu, organisasi tersebut mempunyai keterkaitan dengan masa depannya.
Habib Zahir melanjutkan, ABI lahir dan hadir di tengah komunitas pecinta serta pengikut Ahlulbait, sehingga tersambung dengan masa lalu dan masa depan.
Menurut Habib Zahir, kehadiran ABI bertujuan mengukir masa depan yang gemilang. “Masa depan yang insyaallah ditandai dengan tegaknya kebenaran dan tegaknya keadilan di seantero dunia,” jelasnya.
Habib Zahir menegaskan, ABI adalah organisasi besar, juga kehadirannya penting untuk komunitas. ABI juga besar karena berafiliasi dengan nama besar.
Pasalnya, kata Habib Zahir, ABI terkait dengan Ahlulbait yang membawa kebesaran serta memiliki kemuliaan dan popularitas yang tak tertandingi di Dunia Islam.
“Tidak ada tokoh ataupun sosok siapa pun yang lebih populer di Dunia Islam melebihi Ahlulbait Nabi AS,” ujarnya.
Dengan demikian, kata Habib Zahir, kebesaran dan kemegahan spiritualitas yang dimiliki oleh Ahlulbait mestinya secara alami ditransformasikan kepada setiap entitas yang membawa dan mengusung nama agung tersebut.
Menurutnya, kemuliaan, keagungan, dan kebesaran Ahlulbait semestinya ditransformasikan dalam mazhab maupun organisasi yang mengusung nama pribadi-pribadi mulia tersebut.
Habib Zahir menegaskan, nama besar Ahlulbait tidak boleh hanya menjadi semacam gelar serta kosa kata indah yang menghiasi ABI.
Ahlulbait, sambungnya, mesti menjadi sarana serta penyebab bagi semua pihak yang tergabung dalam ABI untuk meraih tujuan dan hasil.
“Apa tujuan dan hasilnya? Tujuan dan hasilnya di antaranya adalah ketika kita mampu untuk menjadikan Ormas ini sebagai pusat perhatian dan pusat inspirasi bagi kaum Muslimin khususnya dan bagi bangsa dan rakyat Indonesia pada umumnya,” jelas Habib Zahir.
Habib Zahir menegaskan bahwa ABI memiliki tantangan untuk menjadi pusat serta inspirasi bagi para pencari dan pecinta kebenaran.
ABI juga mempunyai tantangan untuk menginspirasi bangsa Indonesia. Pasalnya, Ahlulbait adalah sosok-sosok teladan bagi umat manusia.
ABI juga bertugas untuk memperkenalkan keteladanan Ahlulbait kepada semua kalangan. Selain itu, semua unsur yang kompeten di ABI mesti menyampaikan ilmu-ilmu Ahlulbait tentang spiritualitas, etika, serta norma-norma kehidupan individu, masyarakat, bangsa dan negara, serta dunia.
Habib Zahir mengurai, sebagai Ormas yang terbuka, setiap pengurus dan anggota ABI dituntut untuk mengomunikasikan peran ABI kepada semua pihak: masyarakat, instansi pemerintah, NGO, dan organisasi-organisasi di Indonesia.
Semua unsur di ABI diharapkan dapat berperan dalam menyampaikan kepada semua pihak terkait ideologi, identitas, serta afiliasi kebangsaan organisasi tersebut.
Harapannya, semua pihak mengetahui pengikut Ahlulbait yang sejati. Di era ini, tak ada satu pun yang patut ditutup-tutupi dan disembunyikan dari ABI.
“Justru sebaliknya, sudah saatnya semua pihak mengenali dan mengetahui kita apa adanya. Sudah saatnya semua orang mendapatkan hak mereka untuk turut menikmati kemegahan spiritual dan intelektual yang kita punyai,” tegasnya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin