Search

Petahana Kalah di Pilkades Kukar, Pengamat: Faktor Kinerja!

BERITAALTERNATIF.COM – Pilkades Kukar 2022 menghadirkan banyak kejutan bagi para petahana yang kembali bertarung dalam kontestasi tingkat desa tersebut.

Satu sisi, tak sedikit petahana yang harus menelan kekalahan di Pilkades yang berlangsung 14 September 2022 di Kukar. Di lain sisi, ada pula incumbent yang berhasil mengantongi suara yang cukup fantastis di Pilkades Kukar.

Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong, Zulkifli menjelaskan, kekalahan maupun kemenangan petahana di Pilkades 2022 dipengaruhi kinerja mereka selama menjabat sebagai kepala desa lima tahun sebelumnya.

Advertisements

Ia menyebutkan bahwa saat ini masyarakat yang bermukim di desa-desa se-Kukar sudah pandai menilai kinerja kepala desa mereka. Zulkifli menilai hal ini salah satunya dipengaruhi informasi yang kian mudah diakses masyarakat.

Informasi tersebut bisa saja diolah oleh kelompok-kelompok yang kontra terhadap petahana, kemudian dimanfaatkan untuk menyerang incumbent. Kondisi ini diperparah dengan kinerja kepala desa yang tidak memuaskan masyarakat.

“Faktornya adalah kinerja. Kemampuan untuk memenuhi keinginan masyarakat dan janji politik saat Pilkades 2017,” jelas Zulkifli kepada beritaalternatif.com pada Senin (3/10/2022).

Namun, dia tidak menutupi fakta bahwa terdapat petahana yang memiliki kinerja yang cukup mentereng, namun tidak terpilih kembali di Pilkades 2022. Ia mencontohkan kondisi demikian terjadi di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu.

“Ini bukan hanya faktor kinerja dan finansial. Tapi juga kepentingan bisnis. Kita tahu Sungai Payang hari ini BUMDes-nya sudah sangat maju. Saya melihat faktor itu menjadi catatan orang untuk mengincar jabatan kepala desa,” jelasnya.

Zulkifli juga melihat fenomena lain seperti kesalahan petahana dalam melihat lawannya. Ada beberapa kepala desa di Kukar yang justru memberikan kesempatan kepada “lawan beratnya” di Pilkades untuk berkarier dalam posisi strategis di pemerintahan desa.

Dia menyebut fenomena ini sebagai bentuk salah asuh terhadap lawan. Hal ini mencitrakan bahwa petahana tidak mampu memahami psikologi lawan jauh sebelum tahapan Pilkades berlangsung.

Bagi kepala desa yang cerdas, ia akan menempuh berbagai cara untuk menghentikan langkah lawannya yang potensial menang di Pilkades. Salah satunya, sejak awal petahana mendorong calon lawannya agar tidak mencalonkan diri sebagai kepala desa.

Cara seperti ini merupakan bagian dari negosiasi yang dilakukan kepala desa untuk meminimalkan jumlah lawan potensialnya. “Ada beberapa kepala desa yang kemudian saya perhatikan seperti itu,” bebernya.

Langkah ini, sambung dia, tidak salah dalam persaingan politik. Pasalnya, kontestasi politik merupakan seni menaklukkan lawan tanpa memunculkan perasaan tersingkir dari gelanggang pertarungan.

“Jadi, dalam Pilkades itu strateginya macam-macam,” sebutnya.

Secara umum, Zulkifli menyimpulkan faktor kinerja merupakan penyebab utama yang mengakibatkan para petahana yang bertarung di Pilkades 2022 menelan kekalahan.

“Faktor-faktor lain tadi hanya sekian persen saja pengaruhnya. Persentasenya kecil. Yang paling berpengaruh itu kinerja,” urainya. (um)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA