Oleh: Ustaz Muhammad Musa*
Sayid Hasan Nasrullah (SHN) pernah bilang apa soal kepedulian kepada kaum tertindas? Salah satu panglima Poros Resistensi ini bilang bahwa seluruh umat Islam wajib, wajib dan wajib peduli nasib bangsa Palestina, meskipun hanya bisa sebatas tahu kabar dan perkembangannya. Sedemikian wajibnya sehingga orang yang tergeletak sakit pun perlu diberitahu oleh keluarga atau temannya yang sehat.
Dan ini bertolak dari hadis Nabi saw, “Siapa bangun pagi dalam keadaan tak peduli kepada urusan Muslimin maka dia bukan golonganku.”
Bayangkan sampai segitunya kepedulian SHN dan Poros Resistensi, sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas di benak kita seumur-umur untuk isu Palestina, urusan dan isu yang diakui sebagai nomor wahid dalam umat dan Dunia Islam kontemporer.
Karena itu, ketika kita berpikir bahwa kawanan Zionis harus dibereskan karena sudah terlampau jauh melanggar batas kemanusiaan, maka ketahuilah bahwa Poros Resistensi sejuta kali lebih paham dan sadar akan keharusan dan urgensi itu, apalagi mereka sendiri juga telah banyak mengorbankan jiwa dan raganya. Pihak Hizbullah bahkan sudah kehilangan sekira 400 nyawa, belum lagi korban luka dan materi. Pihak-pihak lain juga telah banyak berkorban.
So, kita sebagai penonton yang masih dapat makan enak dan tidur nyenyak, dan tak segitunya dalam memberikan kepedulian kepada bangsa Palestina, hanya patut berharap para pejuang dapat menemukan jalan-jalan terbaik dalam proses pengendalian atau penumpasan musuh.
Sejauh ini sudah tercipta “mawazin al-rada” (perimbangan deterensi) atau aturan keterlibatan (rules of engagement/ROE) di mana musuh, sebesar apa pun kekuatan mereka, tidak berani bertindak fatal di zona strategis terhadap Poros Resistensi sebagai satu-satunya pihak yang berikrar dan bersumpah untuk terus membela Palestina dengan aksi-aksi konkret dan nyata hingga tercapainya pembebasan Palestina dan musnahnya rezim okupasi. Apa yang dilakukan musuh selama ini masih berkisar di zona taktis.
Karena itu, dalam menghadapi monster sebesar NATO, perhitungan harus matang, dan jangan sampai ROE tadi berantakan, karena jika sampai berantakan maka akan terjadi kekejaman yang jauh lebih mengerikan, karena akan jauh melampaui teritori Palestina. Tren ROE selama ini masih terus mengalami pergeseran yang menguntungkan pihak Poros Resistensi, dan ini harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.
So, seburuk apa pun keadaan dewasa ini, segala sesuatunya tetap harus disiasati dengan realistis, dan tidak mengandalkan faktor emosional atau perasaan belaka, dan kalaupun faktor ini kita rasakan begitu menguat dalam diri kita maka ketahuilah bahwa para pejuang Poros Resistensi sejuta kali lebih peka dan tajam daripada kita, namun mereka tidak hanya punya emosionalitas, melainkan juga menganut realisme sekaligus merawat optimisme.
Keadaan memang sedang tidak baik-baik saja, tapi dunia mengakui bahwa Poros Resistensi terus melejit dan berkembang pesat, dan energi panas dari magma perjuangan yang terus dikelola oleh poros ini akan meledak. Dan semua pengamat tahu bahwa saat itu akan datang, cepat ataupun lambat. (*Cendekiawan Muslim)