Search

Profil Ainul Aliyanti: Satu-Satunya Perempuan yang Jadi Ketua BEM di Unikarta

Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Unikarta, Ainul Aliyanti. (Berita Alternatif/Hanna) 

BERITAALTERNATIF.COM – Ainul Aliyanti menjadi satu-satunya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (Fahum) yang berjenis kelamin perempuan di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta).

Perempuan kelahiran Loa Janan pada 23 Maret 2002 yang bersuku Bugis Bone ini dibesarkan di Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan.

Ibunya bekerja sebagai petani merica dan berbagai buah-buahan seperti durian, lai, dan buah naga. Hasil kebun tersebut sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian lagi diperjualbelikan. Sejak kakek dan neneknya meninggal dunia, ayah Ainul menggantikan posisinya untuk bekerja di kebun, sedang sang ibu fokus berada di rumah dan berjualan.

Advertisements

Ia berasal dari keluarga menengah yang cukup untuk menghidupi keluarga kecil mereka.

Seperti anak lainnya, Ainul kecil menghabiskan waktunya dengan bermain bersama sepupunya, bersekolah, juga pergi mengikuti berbagai les mata pelajaran. Berasal dari ibu dan nenek yang berprofesi sebagai petani, rutinitas Ainul berada di seputar sekolah, bermain, dan pergi ke kebun membantu sang nenek.

Latar Belakang Pendidikan

Ainul menghabiskan masa Sekolah Dasar (SD) di SDN 021 Loa Janan. Saat itu Ainul seringkali berada di peringkat 10 besar.

Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMPN 2 Loa Janan. Ia berhasil masuk ke kelas unggul di sekolahnya. Meskipun saat dilakukan pertukaran kelas dia sempat pindah ke kelas B, Ainul tetap berprestasi dengan meraih peringkat 2 di kelasnya.

Setelahnya, Ainul menempuh jenjang pendidikan menengah atasnya di SMAN 1 Loa Janan.

Saat ini, dia sedang menempuh pendidikan tinggi di Fahum Unikarta. Ia kini duduk di semester 8.

Ia sebenarnya lulus SMA pada tahun 2019, namun Ainul baru memulai kembali perjalanan pendidikannya pada tahun 2021.

Sempat terbesit di benaknya untuk memilih Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda sebagai tempat ia menempuh pendidikan, namun atas rekomendasi sang kakak yang juga merupakan alumni Kampus Ungu, Ainul akhirnya memilih melanjutkan pendidikan di Unikarta.

Bagi Ainul, yang terpenting adalah berusaha semaksimal mungkin. Karena itu, dia melanjutkan pendidikannya dengan restu dari kedua orang tua dan niat yang tulus.

Dia pernah menjadi salah satu peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) ke Universitas Muhammadiyah Kendari.

Ainul pun antusias untuk belajar sekaligus mengenal budaya dari daerah lain. Sebab, di dalam program PMM terdapat Modul Nusantara yang merupakan metode untuk belajar adat dari masyarakat sekitar juga mengajarkan untuk mengeksplorasi berbagai pengetahuan baru.

Selama melaksanakan PMM, Ainul berkumpul dan bertemu dengan banyak mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Bertukar kebiasaan dari pulau masing-masing, mengenal makanan tradisional, tarian, bahkan pakaian adat mereka pelajari bersama dalam waktu satu semester.

Salah satu rekomendasi Ainul saat berkesempatan datang ke Sulawesi Tenggara adalah Sungai Tamborasi yang terletak di Kabupaten Kolaka, yang merupakan sungai terpendek di dunia dan sudah masuk dalam catatan UNESCO. Panjangnya hanya 20 meter dengan lebar 15 meter. Uniknya lagi, sungai ini berbatasan langsung dengan laut. Sungai tersebut sangat indah dan jernih. Tak berbeda dengan lautnya.

Pengalaman Organisasi

Menjadi Ketua BEM Fahum Unikarta tidak pernah terlintas di benak Ainul. Baginya, kepercayaan ini merupakan takdir yang diberikan dan tanggung jawab yang harus diembannya.

Ia menjalankan posisi ini dengan harapan agar BEM dan Fahum bisa menjadi lebih baik di masa depan. Terlepas dari posisinya, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tentu saja diperlukan kontribusi dari segenap pengurus dan mahasiswa di Fakultas Hukum Unikarta.

Ainul meyakini bahwa setiap pemimpin mampu untuk membawa perubahan dalam organisasi, namun perubahan tersebut tidak dapat tercipta hanya dalam waktu semalam dan tak bisa tercipta oleh satu orang.

Beriringan dengan nama kabinet di bawah kepemimpinannya, Abipraya yang berarti harapan, Ainul ingin menyatukan setiap harapan pengurus BEM maupun mahasiswa Fahum agar bisa bersama-sama mewujudkan cita-cita bersama.

Menghadapi berbagai tantangan dan tekanan dari berbagai pihak, sebagai seorang pemimpin, Ainul yakin harus memiliki pendirian sendiri mengenai arah gerak organisasi.

Ketika pendirian tersebut telah teguh tertanam maka setiap tekanan yang dihadapinya bisa terlewati. Berbagai pandangan yang memunculkan banyak pendapat yang berbeda seringkali menimbulkan perselisihan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus teguh dalam pendiriannya.

Ainul berharap pihak Rektorat dan Fahum Unikarta bisa memfasilitasi mahasiswa dalam mengeksplorasi berbagai keinginan mereka, terutama untuk mahasiswa Fahum yang harus diberikan ruang untuk melakukan praktek atas ilmu yang mereka dapatkan di kelas.

Menurutnya, mahasiswa hukum masih kekurangan wadah untuk menunjukkan bahwa mereka juga mampu untuk bersaing dengan kampus-kampus lain di Indonesia.

Standarnya, setiap fakultas hukum harus memiliki Lembaga Bantuan Hukum (LBH) sendiri. Semestara saat ini Unikarta belum memilikinya. Hal ini sudah pernah diusulkan, namun sampai saat ini masih belum terealisasi. Sehingga setidaknya mahasiswa Fahum diberikan ruang praktik magang untuk menutupi hal tersebut.

LBH dan program magang ini merupakan hal mendasar sehingga sudah pasti setiap pendidik sadar terhadap kebutuhan yang menjadi hal krusial tersebut. Ainul pun merasa mahasiswa di Fahum Unikarta sudah kenyang dengan teori, sehingga mereka butuh ruang untuk merealisasikan teori yang mereka dapatkan.

Meskipun lulusan Fahum memiliki banyak cabang profesi, Ainul pernah memberikan usulan untuk melaksanakan magang di kejaksaan bahkan memorandum of understanding sudah hampir dibuat namun belum diwujudkan.

Ia pun berharap para mahasiswa, khususnya mahasiswa baru, bisa turut merasakan program tersebut.

Ia menyebut LBH menjadi hal yang menarik bagi Ainul. Sebab, LBH membuat mahasiswa bisa berinteraksi langsung dengan para korban maupun dengan orang yang memerlukan pendampingan hukum.

Beberapa waktu lalu, rapat mengenai pembentukan LBH telah menjadi pembicaraan, mulai dari proses penanganan juga tujuan dari LBH tersebut. Ainul dan segenap pengurus berharap apabila LBH ini berhasil terbentuk, maka bisa menjadi wadah pembelajaran bagi mahasiswa. Mahasiswa juga bisa belajar melakukan pendampingan masyarakat.

Ainul berharap BEM Fahum Unikarta bisa terus menjadi wadah bagi mahasiswa dalam menyalurkan aspirasinya. Para pengurus juga diharapkannya bisa lebih aktif dan bangga menjadi bagian dari pengurus BEM tersebut. (*)

Penulis: Hanna

Editor: Ufqil Mubin

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA