Search
Search
Close this search box.

Profil Anggota DPRD Kukar Desman Minang Endianto: Aktivis Jalanan, Jurnalis, hingga Anggota Legislatif

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kutai Kartanegara dari Fraksi PKB, Desman Minang Endianto. (Istimewa)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Dalam prosesi pelantikan anggota DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) baru-baru ini, 45 orang tokoh yang berhasil terpilih sebagai perwakilan masyarakat mengikuti prosesi pelantikan pada bulan Oktober lalu.

Sejumlah wajah berpengalaman sebagai anggota dewan kembali menduduki kursi DPRD Kukar. Namun tak sedikit pula nama-nama baru di periode ini mendapatkan kesempatan menempati kursi legislatif.

Di antara nama-nama baru yang dilantik tahun ini, ada mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Kukar periode 2021-2022, Desman Minang Endianto, yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Advertisements

Desman yang baru beberapa bulan lalu juga dilantik sebagai ketua PAC Gerakan Pemuda Anshor Kukar membawa sejumlah gagasan besar. Gagasan yang dibawanya ke parlemen mencakup pengawasan terhadap anggaran daerah dan infrakstuktur publik seperti jalan dan fasilitas penerangan.

Pria yang sempat menduduki posisi sebagai pimpinan redaksi media ternama di Kaltim tersebut berhasil menang dalam perebutan kursi legislatif di Dapil I Kukar pada Pileg 2024 dengan meraup 1.406 suara.

Terpilihnya Desman sebagai anggota DPRD Kukar semakin menambah panjang daftar para tokoh berprofesi sebagai jurnalis yang berhasil menduduki posisi sebagai anggota legislatif.

Dia yang pernah dikenal luas sebagai mahasiswa yang kritis sekaligus hobi dalam menyuarakan aspirasi rakyat kecil diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat selama menjadi anggota parlemen.

Tentunya menarik menantikan kiprah Desman selama 5 tahun menjabat sebagai anggota dewan. Keterlibatan Desman di dalam Komisi I DPRD Kukar diharapkan pula mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang kian menghimpit masyarakat Kukar.

Latar Belakang

Desman lahir di Surabaya pada 13 Desember 1984. Dia dilahirkan dari pria keturunan Minang. Darah Minangnya mengalir dari sosok sang ayah yang berasal dari Padang, Sumatera Barat. Sedangkan ibunya seorang perempuan asal Jombang.

Tahun 1997 merupakan tahun pertama Desman menginjakkan di Kalimantan. Ia menyusul kedua orang tua serta keluarganya yang terlebih dahulu merantau ke Tanah Borneo. Kota Samarinda menjadi tempat pertama di Kaltim yang diinjaknya.

Baru sebentar berdiam di Samarinda, setelah lulus sekolah dasar, Desman harus merantau ke Kalimantan Selatan untuk mengenyam pendidikan agama di sebuah pesantren.

Sebagian besar masa kecilnya dihabiskannya di lingkungan pondok pesantren. Desman menjalani masa-masa pendidikan sebagai santri di sebuah pondok pesantren yang terletak di Banjarbaru. Pendidikan di pesantren dijalaninya selama 7 tahun.

Pendidikan dan Karier

Setelah lulus di pondok pesantren, ia memutuskan untuk kembali ke Samarinda. Dengan hati yang teguh, dia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Islam Negeri (STAIN) sebagai seorang mahasiswa dengan mengambil S1 jurusan hukum.

Desman beberapa kali menorehkan prestasi yang gemilang di kampus. Pria yang gemar berorganisasi ini memiliki pamor yang cukup populer dan berpengaruh di kampusnya, sehingga pada tahun 2007, kepercayaan tinggi yang diberikan oleh rekan-rekannya di kampus menghantarkan salah satu kader organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ini sebagai presiden mahasiswa di STAIN.

Pada tahun yang sama, dia yang berstatus sebagai Presiden Mahasiswa STAIN bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya melakukan aksi protes terhadap keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kala itu, presiden SBY merencanakan untuk mengambil kebijakan yang dinilai mahasiswa kontroversial, yakni kembali menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Wacana kenaikan harga BBM membuat geram sebagian besar mayarakat, termasuk kalangan aktivis dan mahasiswa. Menanggapi hal itu, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di sejumlah daerah di Indonesia bereaksi keras. Mereka pun bersepakat melakukan aksi dengan mengumpulkan massa di berbagai titik strategis di beberapa daerah guna membatalkan wacana tersebut.

Pengalaman itu memberikan kebanggaan tersendiri bagi Desman, mengingat keringat dan suara yang selama ini mereka curahkan saat aksi protes membuahkan hasil yang manis. Perjuangan mahasiswa akhirnya terbayarkan dengan kebijakan pemerintah yang tak menaikkan harga BBM.

Keberhasilan Desman bersama rekan-rekan mahasiswa lainnya dalam aksi protes massal di berbagai titik di Indonesia untuk menjaga stabilitas harga BBM memberi kesan tak ternilai baginya.

Terlebih pada masa itu, ia mengemban tanggung jawab sebagai pimpinan tertinggi organisasi kemahasiswaan di STAIN. Prestasi yang membanggakan ini ikut mendorong perkembangan kariernya sebagai aktivis jalanan.

Gebrakannya selama menjadi aktivis di parlemen jalanan membuatnya mulai dikenal banyak orang. Aksi-aksinya menyuarakan aspirasi pun sering beredar dan muncul di berbagai media massa.

Kecintaannya yang amat besar dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat menjadi titik awal dari keteguhan hatinya untuk berkecimpung di dunia jurnalistik. Ia mengawali karir kewartawanannya di keredaksian Koran Kaltim pada tahun 2008.

Keputusan dalam menjalani karir sebagai wartawan dilatarbelakangi oleh spiritnya memberikan dampak yang lebih luas terhadap perubahan di masyarakat.

Desman berpendapat, aspirasi yang dituangkan dalam produk pemberitaan berupa media massa akan berdampak signifikan dalam memberi arah positif terhadap penyelenggaraan kehidupan bernegara, terutama hal-hal yang menyangkut isu-isu sosial dan pembangunan daerah. Topik-topik tersebut cukup sering diangkatnya dalam tugas-tugas keredaksian.

Menetapkan pilihan dengan bergabung di redaksi Koran Kaltim dianggapnya sebagai langkah yang bijaksana. Selain sebagai media massa terbesar di Kaltim, Koran Kaltim juga cukup kredibel, konsisten, dan mampu menarik perhatian publik hingga pelosok Bumi Etam.

Ia menjiwai setiap peran yang dijalankannya sebagai jurnalis sehingga selama menyelami profesi tersebut, Desman sering mendapatkan kesempatan untuk menempati posisi-posisi strategis di internal perusahaan.

Konsistensi Koran Kaltim dalam aspek pemberitaan membuat pria berusia 40 tahun ini cukup betah menyelesaikan pekerjaannya di media massa tersebut. Loyalitas tanpa batas yang ditunjukkannya selama 16 tahun di redaksi media tersebut menghantarkannya ke posisi pimpinan redaksi.

Kiprah di DPRD Kukar

Setelah puas merasakan hiruk pikuk di dunia jurnalistik, Desman pun berniat mengambil tantangan yang berbeda dalam perjalanan karirnya.

Hal itu dilatari niat murninya untuk menciptakan perubahan yang lebih besar di masyarakat. Karirnya yang gemilang dan nyaman sebagai wartawan terpaksa ia tanggalkan sementara waktu demi menciptakan perubahan yang lebih besar dengan cara terlibat langsung dalam mempengaruhi dan merumuskan kebijakan publik.

Karena itu, pada Pileg tahun 2024, Desman mencoba peruntungan untuk mengikuti bursa pemilihan calon anggota legislatif Kukar dengan memilih PKB sebagai kendaraan politiknya.

Singkat cerita, dengan niat dan tekad yang kuat, yang dibekali dengan perasaan tulus dan ikhlas, serta atas restu dari rakyat Kukar, Desman pun berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu anggota dewan terpilih di Dapil 1 Kukar—wilayah yang dikenal cukup sulit dimenangkan.

Namun, perjuangan Desman hingga menduduki kursi di DPRD Kukar tak membuatnya besar kepala dan berhenti untuk belajar, terlebih statusnya sebagai anggota DPRD baru pertama kali dirasakannya.

Saat ini, ia tengah fokus mendalami mekanisme dan proses kerja dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai penyambung lidah masyarakat Kukar.

Desman berkomitmen menjalankan amanah yang diberikan kepadanya dengan sebaik-baiknya. Sebagai kader PKB, dia mendukung penuh setiap kebijakan yang pro terhadap rakyat. Dengan menerapkan sikap responsif dalam menginventaris setiap aspirasi yang diterimanya, ia berharap kehadirannya dapat menciptakan angin segar yang mengubah keadaan masyarakat, khususnya bagi kalangan masyarakat di wilayah Kukar yang belum mendapat sentuhan dari pemerintah.

“Insyaallah saya akan berusaha lebih maksimal ke depannya dalam mewujudkan aspirasi masyarakat yang belum terdengar dan belum terwujud,” ucapnya.

Kisah Desman telah memberikan gambaran tersendiri yang sarat makna. Konsistensinya memperjuangkan aspirasi masyarakat perlu dijadikan pelajaran oleh para pemuda Kukar.

Meski telah menduduki berbagai posisi strategis nan nyaman di dalam karirnya, hal itu tak membuatnya berpuas diri apalagi berpikir individualis sehingga membuatnya abai terhadap kepentingan orang lain.

Memperjuangkan aspirasi masyarakat yang telah  menjadi kebiasaannya sejak dulu, alih-alih memudar, keinginannya justru semakin kuat. Hal ini terlihat tak pernah surut dan lekang oleh waktu. Bahkan hobinya tersebut berkembang dan bertransformasi, sehingga menghantarkan pria asal Samarinda itu sebagai salah satu unsur terpenting di pemerintahan daerah.

Meski tergolong baru, pengalaman Desman sebagai jurnalis diharapkan dapat memberikan suntikan positif, khususnya bagi kalangan masyarakat kecil yang ingin teriakan atas permasalahan yang mereka alami dapat dijawab dan diselesaikan oleh pemerintah. (*)

Penulis: Ulwan Murtadho

Editor: Ufqil Mubin

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA