BERITAALTERNATIF.COM – Sayid Hassan Nasrallah adalah seorang Sekretaris Jenderal Hizbullah Libanon. Pada umur 16 tahun ia pergi ke Najaf untuk melanjutkan pelajaran agamanya.
Hubungannya dengan Sayid Muhammad Baqir al-Shadr di Najaf dan Sayid Abbas Musawi menyebabkan ia masuk ke ranah peperangan dengan Israel.
Pada tahun 1982, dia bersama dengan beberapa ruhani Libanon yang lain membentuk Hizbullah. Selama beberapa waktu ia menjabat sebagai ketua umum Hizbullah dan pada tahun 1992 setelah kesyahidan Sayid Abbas Musawi ia terpilih sebagai sekjen Hizbullah.
Pada masanya, Hizbullah telah menjadi kekuatan yang tangguh dan setelah melaksanakan beberapa operasi militer, pada tahun 2000 mampu mematahkan serangan Israel dan mampu membebaskan tawanan-tawanan Libanon.
Pada tahun-tahun terakhir, Sayid Nasrallah karena adanya ancaman keamanan terhadap jiwanya, jarang hadir dalam perkumpulan umum, meskipun tetap hadir di peperangan dengan cara yang tidak diketahui oleh umum.
Putranya yang bernama Sayid Hadi telah syahid pada tahun 1997 ketika terjadi konflik senjata dengan Israel.
Sayid Nasrallah adalah salah satu anggota Dewan Tertinggi Lembaga Internasional Ahlulbait as.
Kelahiran dan Pendidikan
Sayid Nasrullah lahir pada 31 Agustus 1960 di kota al-Bazuriyah, sebuah daerah miskin di bagian timur Sur, Libanon Selatan. Ibundanya bernama Mahdiyyah Shafiyuddin dan ayahandanya bernama Sayid Abdul Karim. Ia bekerja di toko kelontong ayahandanya.
Sayid Nasrullah menempuh pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atasnya di tempat kelahirannya.
Pada tahun 1976 dengan dorongan Sayid Muhammad Gharawi, Imam Jumat Sur, pindah ke Najaf untuk melanjutkan pelajaran-pelajaran keagamaan.
Setelah dua tahun tinggal di Najaf, ia kembali ke Libanon dan melanjutkan pelajaran Hauzahnya di Madrasah Imam Muntadzar Ba’albak.
Pada tahun 1989 ia melanjutkan ke kota Qom untuk melanjutkan pelajarannya dan pada tahun 1999 karena Hizbullah membutuhkan kehadirannya, maka ia kembali ke Libanon.
Aktivitas Kemasyarakatan dan Politik
Sayid Nasrallah semenjak awal-awal kehidupannya telah aktif dalam aktivitas politik.
Setelah menamatkan SMA pada tahun 1975, ia menjadi ketua partai Amal di kota kelahirannya, Albazuriyah.
Setelah kembali dari Najaf pada tahun 1979, ia menjadi anggota partai Amal dan menjabat sebagai wakil dalam partai tersebut untuk wilayah lembah Biqa’.
Pada tahun 1982 bersama kelompok ruhani lain memisahkan diri dari partai Amal dan membentuk Hizbullah.
Pada rentang waktu antara 1982 hingga 1992 ia berkonsentrasi di Hizbullah. Dia di samping aktif di Hizbullah pusat juga sebagai penanggung jawab untuk mempersiapkan kekuatan perlawanan dan mendirikan pangkalan militer.
Selama beberapa waktu, Sayid Nasralah menjadi wakil Ibrahim Amin al-Sayid (Penangung jawab Hizbullah di kota Beirut) dan beberapa waktu menjadi wakil eksekutif Hizbullah.
Pada tahun 1992, setelah syahidnya Sayid Abbas Musawi, ia terpilih menjadi Sekjen Hizbullah hingga sekarang.
Syahadah Sang Putra
Pada 12 September 1997, Sayid Hadi, putra Sayid Nasrallah, gugur sebagai syahid karena bentrok dengan tentara Israel ketika sedang patroli. Jenazahnya berada di tangan zionis dan diberikan ke pasukan Hizbullah Libanon setelah satu tahun kemudian dalam operasi pertukaran dengan serdadu Israel.
Sayid Nasrallah pada hari pertama syahadahnya dalam acara peringatan syahadahnya berkata, “Syahadah Sayid Hadi adalah tanda bahwa dalam memimpin Hizbullah, kami tidak membesarkan anak-anak untuk menjadi pemimpin Hizbullah. Kami bangga dengan anak-anak kami yang pergi ke garis depan dan akan bangga dengan kesyahidan mereka.”
Teror yang Gagal
Selama Sayid Nasrallah menjadi sekjen Hizbullah, telah berkali-kali diancam nyawanya. Upaya-upaya pembunuhan yang telah gagal itu antara lain teror dengan makanan yang telah diracuni (2004) dan pengeboman tempat tinggalnya oleh pesawat tempur Israel (2006).
Selain itu, penangkapan kelompok teroris yang menargetkan serangan terhadap Sayid Nasrallah (2006) dan ledakan konstruksi bangunan yang diduga Sayid Nasrallah berada di sana oleh pesawat Israel (2011).
Karena ancaman ini, Sayid Nasrallah jarang terlihat dalam beberapa tahun terakhir. Dan tim pengawalnya yang berjumlah 150 orang akan bertanggung jawab untuk melindunginya. Tim ini dibentuk oleh Imad Mughniyah. Saat ini ketua tim ini diketuai oleh Abu Ali.
Dia adalah menantu Sayid Nasrallah, terkenal dengan perisai Sayid dan telah menyelesaikan berbagai kursus militer yang rumit di Iran.
Karya-Karya terkait Sayid Nasrallah dan Hubungannya dengan Iran
Kepribadian Sayid Hasan Nasrullah telah dikenal oleh orang-orang, baik di Iran maupun di luar Iran, melalui karya-karya dalam bentuk tulisan, film, lagu-lagu yang menceriterakan dan menggambarkan tentang beliau.
Pada tahun 1360, Sayid Nasrallah meminta izin kepada Imam Khomeini untuk menggunakan keuangan dan urusan syari’ah. Dengan demikian, ia adalah ulama Libanon pertama kali yang mendapatkan izin dari Imam Khomeini.
Sayid Nasrallah kemudian melakukan perjalanan ke Iran beberapa kali dan melakukan perjalanan ke berbagai wilayah Iran, termasuk bagian wilayah utaranya.
Dia berpidato di berbagai pertemuan dan mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang Iran. Ia memiliki hubungan persahabatan dengan beberapa komandan militer Iran dan bahkan telah hadir di rumah mereka.
Dalam berbagai pidatonya, ia berulang kali menekankan dukungan Iran terhadap Hizbullah. Dalam pidatonya, Sayid Nasrallah membela Iran dan menilai bahwa hal itu adalah kewajiban berdasarkan undang-undang dan sebagai bentuk kesetiaannya kepada Iran. (*)
Sumber: Wikishia