Oleh: Nisa, Muhamad Qusyairi, Layla Soraya Nafi’ah, dan Agung Pratama Supiaji
Pada usia anak sekolah, anak tidak hanya berada di rumah melainkan harus ke sekolah. Saat di sekolah, anak tidak terpantau oleh orang tua dalam memilih dan mengonsumsi makanan karena sebagian besar orang tua mempercayakan makanan anaknya pada kantin-kantin sekolah. Perilaku anak dalam mengonsumsi makanan di kantin sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan tentunya perilaku tersebut dapat mempengaruhi status gizi anak sekolah. Padahal makanan bergizi seimbang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
Gizi seimbang membuat tubuh sehat dan meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, hasil uji yang dilakukan oleh BPOM pada bulan Januari-Agustus 2014 mencatat sepertiga makanan anak sekolah dasar (dari 23.500 sekolah dasar) di Indonesia menggunakan bahan berbahaya dan bahan tambahan pangan yang tidak memenuhi syarat. Bahkan, pangan dari makanan menyumbang 12,5% kejadian kejadian luar biasa keracunan pangan di 25 provinsi di Indonesia.
Pengaruh makanan kantin lainnya adalah defisiensi gizi yang terkandung di dalamnya. Kekurangan gizi pada siswa di sekolah dapat menyebabkan mereka mudah lemah dan lelah, sehingga mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami proses pembelajaran di sekolah. Mereka akan mudah mengantuk dan tertidur di kelas karena kelelahan. Ketika menghadapi ujian sekolah, mereka mungkin mendapat nilai rendah karena kurang konsentrasi dalam belajar.
Salah satu upaya yang pertama kali dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap program kantin sehat di lembaga pendidikan adalah program edukasi penyelenggaraan kantin yang sehat dan bersih.
Penyelenggaraan kantin sehat di sekolah membutuhkan empat pilar dasar yang saling berhubungan, yaitu komitmen dan manajemen sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan mutu pangan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penyelenggaraan kantin sehat di suatu sekolah memerlukan dukungan orang tua siswa selain warga sekolah.
Salah satu alasan mengapa masyarakat memegang peran penting dalam program keamanan lingkungan sekolah adalah karena mereka pihak yang paling dekat dengan sekolah. Masyarakat sekitar, termasuk orang tua siswa, dapat memberikan informasi dan pengawasan yang lebih efektif terhadap kondisi lingkungan sekitar sekolah. Selain itu, mereka dapat melakukan tindakan preventif untuk mencegah masalah keamanan di sekolah.
Anak-anak sering kali tidak terpantau oleh orang tua saat memilih makanan, yang dapat menimbulkan risiko jika kantin tidak menyediakan makanan yang sehat. Gizi seimbang sangat penting untuk pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kelelahan dan kesulitan berkonsentrasi di kelas.
Hasil uji dari BPOM menunjukkan bahwa sepertiga makanan di sekolah dasar di Indonesia mengandung bahan berbahaya, yang berkontribusi pada kejadian keracunan pangan. Untuk mengatasi masalah ini, program edukasi tentang kantin sehat dan bersih perlu dilaksanakan, dengan dukungan dari orang tua dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat sangat penting, karena mereka dapat memberikan informasi dan pengawasan yang efektif terhadap lingkungan sekolah. Dengan meningkatkan kesadaran tentang gizi seimbang dan penyelenggaraan kantin sehat, semua pihak dapat berkontribusi pada kesehatan dan prestasi akademik anak. (*Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur)