Kukar, beritaalternatif.com – Tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Payang Sejahtera melakukan terobosan dengan mengembangkan pupuk organik di sebuah pabrik yang dibangun di Desa Sungai Payang, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Direktur Operasional BUMDes Payang Sejahtera, Supiani mengungkapkan, pembuatan pupuk kompos ini dilakukan di pabrik yang dibangun salah satu perusahaan batu bara melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Pabrik tersebut dibangun pada Agustus 2018. Dalam prosesnya, pembangunan pabrik kompos ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Kukar.
Karena itu, kata Supi, pembangunan dan pengoperasian pabrik kompos tersebut membutuhkan anggaran besar, sehingga pihaknya melibatkan Pemkab dan perusahaan yang beroperasi di Sungai Payang.
Selain terdorong karena ingin memanfaatkan limbah pabrik kelapa sawit, pihaknya ingin mendorong para petani mengurangi penggunaan pupuk kimia serta beralih ke pupuk kompos.
“Karena untuk pupuk kan kalau kita menggunakan banyak bahan kimia, otomatis nanti unsur hara tanah itu kan rusak,” ungkap dia kepada beritaalternatif.com baru-baru ini.
Limbah pabrik kelapa sawit di Sungai Payang, lanjut dia, tersedia dengan jumlah yang sangat melimpah. Untuk mendapatkannya, BUMDes tak mengeluarkan dana sepeser pun.
“Atas dasar itu teman-teman berinisiatif membuat pabrik kompos ini,” terangnya.
Pembangunan pabrik kompos ini bertujuan untuk menyiapkan cabang usaha BUMDes Payang Sejahtera selain sejumlah sektor yang saat ini tengah dijalankan badan usaha tersebut.
“Jika bergantung saja kepada perusahaan kayak tambang misalnya, suatu saat akan tutup. Otomatis kalau tidak kami pikirkan terlebih dahulu untuk pengembangan yang berkesinambungan, ya putus usaha kita. Jadi, ini kebanggaan kami kedepannya,” tutur Supi.
Sekretaris BUMDes Payang Sejahtera, Solikin menambahkan, saat ini pihaknya mempekerjakan delapan orang untuk mengolah dan mengembangkan pupuk kompos tersebut.
Mereka berstatus sebagai pekerja harian. Hal ini dipengaruhi operasional pabrik yang belum berjalan maksimal disebabkan berbagai kendala teknis.
Salah satunya, di pabrik tersebut belum tersedia pabrik pengeringan bahan baku pupuk kompos. Bahan yang difermentasi pun masih setengah basah sehingga untuk masuk pada tahap penggilingan membutuhkan waktu tiga pekan.
“Pengeringan itu bisa sampai dua atau tiga minggu. Padahal harapan kami sih bisa produksi setiap hari,” ucapnya.
Permintaan pupuk kompos di Kukar, lanjut Solikin, relatif tinggi. BUMDes Payang Sejahtera bisa mendistribusikannya ke Kecamatan Tenggarong dan sejumlah perusahaan yang beroperasi di Kukar.
“Sebetulnya banyak sudah yang nanyakan pupuk ini. Jadi, untuk target pasar sih sejauh ini kami tidak pusing. Cuma produksi kami yang belum memenuhi jumlah yang diminta,” jelasnya.
Dalam tiga kali uji laboratorium, unsur-unsur lain untuk kompos ini sudah terpenuhi. Namun, kadar airnya masih sangat tinggi sehingga belum memenuhi standar Permentan 2019.
“Jadi, kami sangat butuh mesin pengeringan,” sebutnya.
Dia menjelaskan, jika mesin pencacah berjalan dengan optimal, maka target produksi dalam skala besar bisa terpenuhi.
Apabila belum ada bantuan mesin dari pemerintah daerah dan perusahaan setempat, pihaknya akan mengakalinya dengan menggunakan bahan baku yang memiliki sedikit kandungan air. “Jadi, itu relatif lebih kering,” ucapnya.
Solikin menjelaskan, bahan baku pupuk kompos ini meliputi jajang kosong kelapa sawit, campuran kotoran hewan ternak, dekomposer untuk bakteri pengurai, dan dolomit untuk menetralkan derajat keasaman (pH).
Pupuk kompos memiliki sejumlah manfaat, di antaranya menyuburkan tanaman, ramah lingkungan, serta tak merusak unsur tanah.
Penggunaan pupuk kimia, sambung Solikin, memang memberikan efek yang cepat untuk pertumbuhan tanaman. Namun, dalam jangka panjang dapat merusak unsur tanah.
“Kalau pupuk kompos ini proses untuk menyuburkan tanaman itu lama, tapi semakin lama semakin bagus bagi tanah dan tanaman,” jelasnya.
Ia mengatakan, pabrik ini adalah kebanggaan bagi Sungai Payang. Pasalnya, ini merupakan salah satu bidang usaha BUMDes yang dapat berjalan dalam jangka panjang.
Kata dia, saat ini BUMDes Payang Sejahtera membutuhkan bantuan mesin pengeringan. Ketersediaan mesin tersebut akan memacu peningkatan produksi.
“Saat ini untuk mencapai satu ton aja kami susah dengan keadaan mesin pencacah sekarang,” ucapnya. (*)
Penulis: M. As’ari
Editor: Ufqil Mubin