Search
Search
Close this search box.

Quraish Shihab Beberkan Kesalahpahaman terhadap Islam

Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Islam tengah trending di jagat Twitter. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw ini kerap mendominasi perbincangan masyarakat di jagat maya. Di antara penyebabnya adalah “penyalahgunaan agama” oleh sebagian orang yang disematkan dalam dirinya sebagai ulama.

Pakar Alquran yang juga ulama Indonesia, Muhammad Quraish Shihab menjelaskan, penafsiran tunggal terhadap agama Islam adalah kekeliruan besar.

Semua Muslim berpegang pada Alquran dan Sunah. Namun, penafsiran terhadap Alquran bisa berbeda-beda. “Jangankan interpretasi Alquran, interpretasi apa yang saya ucapkan bisa beda-beda,” jelas Quraish sebagaimana dikutip beritaalternatif.com di kanal YouTube Najwa Shihab pada Sabtu (11/6/2022) siang.

Advertisements

“Kalau saya belum, ‘Saya belum makan’. Apa maknanya? Lapar. Ada makna lain? Saya masih kenyang. Iya kan? Ada makna lain? Jangan habiskan makanan itu. Bisa bermacam-macam interpretasinya,” lanjut dia.

Karena itu, dalam memaknai sesuatu, dia menyarankan setiap orang untuk melihat situasi, pembicara, dan konteks lainnya.

Hal ini pun masih menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Menurutnya, perbedaan tidak selalu bermakna pertentangan. Dua hal yang berbeda tidak berarti bertentangan.

Penafsiran yang berbeda-beda tersebut meniscayakan setiap Muslim untuk melihat kondisi masyarakat dan seseorang dalam memaknai Islam.

Meski begitu, hal ini tak berarti setiap Muslim terbebas dari kesalahan. “Yang benar saja bisa disalahpahami, apalagi yang salah,” ucapnya.

Dalam mencari penafsiran Alquran ataupun Hadis yang benar, Quraish menyarankan agar setiap Muslim berpegang pada penafsiran yang paling mendekati kemaslahatan.

Kata dia, ajaran Islam bukan berasal dari Nabi Muhammad. Putra Abdullah dan Aminah tersebut hanya menyampaikan dan memberikan contoh penerapan ajaran Islam.

“Ajaran itu dari Tuhan. Itu keyakinan umat Islam. Bagaimana penerapan contohnya? Itu adalah Nabi Muhammad,” jelasnya.

Kemudian, Qurash menegaskan, banyak hal yang disalahpahami terkait Nabi Muhammad karena pelakunya tak berusaha mengerti terkait Nabi yang membawa ajaran Islam tersebut.

Salah satu kesalahpahaman terhadap Nabi Muhammad adalah perkawinannya dengan beberapa orang perempuan sehingga dituding sebagai “seseorang yang hiperseks”.

“Satu hal yang harus kita ingat. Orang yang tidak kawin bukan berarti underseks. Kalau begitu, orang yang kawin banyak belum tentu hiperseks,” urainya.

Ia menjelaskan, hingga usia ke-53 tahun, Nabi Muhammad masih menerapkan monogami. Istrinya yang kedua berusia 66 tahun. Lalu, istri Nabi yang ketiga adalah Aisyah. Nabi baru mencampurinya ketika berada di Madinah.

Istrinya yang lain adalah seorang wanita yang gugur di medan perang. Ia dinikahi Nabi karena perempuan tersebut beserta anaknya tak ada yang memeliharanya.

“Janda-janda yang dinikahi Nabi. Hanya satu yang gadis. Lainnya janda. Ada satu yang dikawini Nabi, suaminya murtad. Dia berada di Etiopia. Nabi kirim surat, ‘Saya kawini dia’,” terangnya. (*)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA