BERITAALTERNATIF.COM – Setelah 57 tahun sejak pembunuhan Robert F. Kennedy, dokumen baru tentang kasus ini dirilis atas perintah Trump. Kini muncul pertanyaan apakah Sirhan Sirhan adalah satu-satunya pembunuh atau kebenarannya lebih rumit?
Kamis lalu, 23 Januari, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk melepaskan semua dokumen rahasia yang tersisa dari Robert F. Kennedy, senator dan adik laki-laki John F. Kennedy, mantan Presiden AS. Urutan kasus pembunuhan John F. Kennedy dan aktivis sipil Martin Luther King juga terlihat.
Tahun 1960-an merupakan dekade yang penuh gejolak bagi Amerika. Negara ini sedang berjuang melawan gerakan hak-hak sipil, Perang Vietnam, dan protes sosial besar-besaran. Robert F. Kennedy, setelah pembunuhan saudaranya John F. Kennedy pada tahun 1963, Kennedy menjadi salah satu suara terkemuka yang menganjurkan keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, dan mengakhiri Perang Vietnam.
Dengan popularitasnya yang luas di kalangan berbagai lapisan masyarakat, khususnya kaum muda, ia bermaksud melakukan perubahan mendasar dalam politik Amerika melalui kampanye pemilihan presiden tahun 1968.
Pada 5 Juni 1968, setelah memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat California, Kennedy ditembak mati di Hotel Ambassador di Los Angeles. Hal ini terjadi saat ia berharap bisa memenangkan nominasi Partai Demokrat dalam pemilihan presiden.
Usai pidato kemenangannya di Hotel Ambassador, Kennedy berencana keluar melalui dapur yang terhubung dengan aula utama. Saat itu, seseorang bernama Sirhan Sirhan (nama lengkap Sirhan Bishara Sirhan), seorang pemuda Palestina, menembaknya beberapa kali. Kennedy terluka parah dan meninggal pada tanggal 6 Juni setelah dibawa ke rumah sakit. Lima orang lainnya juga terluka dalam serangan ini.
Sirhan langsung ditangkap di lokasi kejadian. Awalnya, dia mengaku memutuskan membunuh Kennedy karena dukungannya terhadap rezim Zionis. Pengadilannya pada tahun 1969 menghasilkan hukuman seumur hidup.
Sirhan hingga saat ini masih hidup. Ia dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1944 di Quds. Dia awalnya dijatuhi hukuman mati atas pembunuhan Kennedy, namun pada tahun 1972 hukumannya dikurangi menjadi penjara seumur hidup. Pada bulan Agustus 2021, Komisi Pembebasan Bersyarat California menyetujui pembebasan bersyaratnya, tetapi keputusan tersebut memerlukan persetujuan akhir. Pada Januari 2022, Gubernur California Gavin Newsom menolak pembebasan bersyarat. Pada Maret 2023, permohonan pembebasan bersyaratnya kembali ditolak. Sirhan yang berusia 80 tahun masih di penjara.
Investigasi resmi atas pembunuhan Kennedy dengan cepat diselesaikan dan Sirhan diidentifikasi sebagai satu-satunya pelaku pembunuhan tersebut. Namun sejak awal, banyak orang dan kelompok yang meragukan kesimpulan tersebut. Beberapa pertanyaan kunci yang masih tersisa adalah:
Pertama, sudut tembakan. Laporan pemeriksa medis menunjukkan bahwa peluru yang membunuh Kennedy ditembakkan dari jarak dekat dan dari belakang kepalanya. Sementara itu, saksi mata melaporkan Sirhan berada di depan Kennedy.
Kedua, jumlah peluru. Senjata Sirhan adalah pistol berkapasitas delapan peluru, namun beberapa saksi dan ahli berpendapat ada lebih dari delapan peluru yang ditembakkan. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya penembak kedua.
Ketiga, motif Sirhan yang sebenarnya. Meskipun awalnya dia menyatakan motifnya, dia kemudian menyatakan di pengadilan dan wawancara bahwa dia tidak ingat apapun tentang kejadian tersebut.
Teori Konspirasi
Pembunuhan Robert F. Kennedy, seperti pembunuhan kakak laki-lakinya John F. Kennedy telah menjadi platform spekulasi dan teori konspirasi. Beberapa teori tersebut adalah:
Pertama, keberadaan penembak kedua. Berdasarkan bukti audio dan keterangan beberapa saksi, sebagian meyakini ada orang lain yang juga hadir di lokasi kejadian dan berusaha menembak. Teori ini belum sepenuhnya dikonfirmasi atau dibantah.
Kedua, keterlibatan badan intelijen. Beberapa ahli teori percaya bahwa organisasi seperti CIA atau FBI mungkin terlibat dalam pembunuhan tersebut, terutama karena ancaman yang dianggap Kennedy terhadap struktur kekuasaan.
Ketiga, cuci otak. Teori ini mengklaim bahwa Sirhan dihipnotis atau dicuci otak dan digunakan sebagai “korban” untuk menutupi penembak sebenarnya.
Konsekuensi dan Dampak Politik
Kematian Robert F. Kennedy memberikan pukulan telak terhadap gerakan reformis dan politik progresif di Amerika. Banyak pendukungnya percaya bahwa ia dapat mengakhiri Perang Vietnam, mengurangi kesenjangan sosial dan ras, dan menciptakan reformasi struktural di bidang keadilan sosial dan ekonomi.
Pembunuhan Kennedy juga menyebabkan Partai Demokrat berada dalam krisis. Pada pemilihan presiden tahun 1968, setelah Kennedy dilengserkan, Partai Demokrat gagal menghadirkan calon yang kuat dan mempersatukan. Hubert Humphrey yang diumumkan sebagai kandidat Partai Demokrat menggantikan Kennedy, gagal menang melawan kandidat Partai Republik, Richard Nixon. Kegagalan ini membuka jalan bagi masuknya Nixon ke Gedung Putih dan menyebabkan perubahan besar dalam kebijakan dalam dan luar negeri Amerika.
Pembunuhan Kennedy juga melambangkan berakhirnya era harapan dalam politik Amerika. Pada tahun 1960-an, keluarga Kennedy adalah simbol perubahan dan kemajuan, dan kematian Robert Kennedy membuat banyak orang kecewa dengan kemungkinan perubahan radikal dalam struktur kekuasaan Amerika.
Di sisi lain, kejadian ini membuat perdebatan mengenai keamanan tokoh politik, peran media dalam membentuk opini publik, serta pengaruh organisasi intelijen dalam politik dalam negeri Amerika semakin serius diangkat.
Selain itu, gerakan sipil dan anti-perang yang menaruh harapan besar pada kepemimpinan Kennedy perlahan-lahan dilemahkan oleh kekosongan kepemimpinan ini.
Kesimpulan
Robert F. Kennedy, dijuluki Bobby, Senator Negara Bagian New York dan adik dari John F. Kennedy, Mantan Presiden AS, adalah salah satu tokoh politik terkemuka pada tahun 1960-an.
Kehidupan dan kematiannya merupakan simbol dari era pergolakan AS di pertengahan abad ke-20. Pembunuhannya pada 5 Juni 1968 tidak hanya menjadi titik pahit dalam sejarah politik negara, namun juga masih menjadi isu kontroversial.
Juga pembunuhan Robert F. Kennedy berada dalam aura ketidakpastian dan banyak pertanyaan yang muncul sehubungan dengan hal ini. Meskipun penyelidikan resmi mengidentifikasi Sirhan sebagai satu-satunya penyebab insiden ini, berbagai bukti dan teori masih menantang kesimpulan tersebut.
Terlepas dari siapa atau kelompok apa yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, kematian Kennedy melambangkan hancurnya harapan bagi reformasi sosial dan politik pada salah satu masa paling bergejolak dalam sejarah Amerika.
Terkait alasan Trump ingin membeberkan informasi terkait kasus ini di hari-hari pertama masa jabatan keduanya sebagai presiden, para pengamat menilai keinginan tersebut terkait dengan alasan politik, pribadi, atau media. Dia mungkin ingin mengurangi tekanan media atau politik saat ini terhadap dirinya sendiri atau Partai Republik dengan menarik perhatian publik terhadap kasus-kasus ini.
Selain itu, pengungkapan dokumen-dokumen tersebut dapat menjadi alasan untuk mempertanyakan badan-badan keamanan dan intelijen seperti CIA atau FBI, yang telah berulang kali dituduh Trump berpihak pada elit Demokrat atau “pemerintahan tersembunyi.” (*)
Sumber: Mehrnews.com