Kukar, beritaalternatif.com – Ketua Persatuan Cendekiawan Muslim Irak di Provinsi Diyala, Jabbar Al Mamouri menyebut Dinas Intelejen Rezim Zionis (Mossad) memiliki pangkalan di lima provinsi lain, selain Erbil.
Situs berita Al-Maloumah melaporkan, Al Mamouri mengatakan, informasi yang tersedia menunjukkan bahwa markas rahasia Mossad difokuskan pada lima target utama mereka.
Ciri-ciri yang paling menonjol adalah hasutan, perselisihan etnis dan sektarian, kebencian, pembunuhan, korupsi, penggunaan narkoba yang meluas, dan pesta pora di kalangan anak muda.
“Rakyat Irak tidak percaya pada upaya otoritas Erbil untuk menyangkal keberadaan pangkalan Mossad, karena mereka menyadari bahwa pangkalan tersebut telah ada selama bertahun-tahun, dan penjualan minyak ke Israel adalah bukti terbaiknya,” kata Al Mamouri.
Menyusul serangan IRGC di pangkalan Mossad di Erbil, beberapa sumber melaporkan tewasnya sejumlah perwira militer Israel. Setelah tersiar kabar ini, Gubernur Erbil membantah keberadaan markas Mossad di provinsi tersebut.
Pada hari Minggu, Direktorat Jenderal Hubungan Publik Korps Garda Revolusi Islam dalam sebuah pernyataan mengumumkan pihaknya menembakkan sejumlah rudal ke Pusat Strategis Zionis di Erbil, wilayah Kurdistan Irak tepat mengenai sasaran.
Sebelumnya, dua orang perwira IRGC gugur dalam serangan rudal rezim Zionis ke pinggiran Damaskus di Suriah.
Salah satu surat kabar Amerika Serikat (AS) mengutip seorang pejabat Washington, mengatakan, target rudal IRGC meliputi rumah-rumah yang dijadikan lokasi aktivitas Mossad di Erbil.
The Washington Post, Minggu (13/3/2022), melaporkan, seorang pejabat AS yang mengutip percakapan dirinya dengan rekan dari Irak mengatakan, target-target rudal Iran meliputi rumah-rumah yang tampaknya dijadikan lokasi aktivitas sel Mossad.
Menurut Washington Post, pemerintah Wilayah Otonomi Kurdistan Irak membantah jika ada sel Mossad di wilayahnya, tapi mereka tidak mempublikasikan satu pun foto lokasi ledakan.
Di sisi lain, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price mengatakan, tidak ada fasilitas AS yang rusak atau personel yang terluka. Pihaknya tidak menemukan indikasi bahwa serangan diarahkan ke AS.
Sementara penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan menuturkan, pihaknya mengecam serangan yang dilakukan Iran. Saat ini, AS masih mengumpulkan informasi terkait target sebenarnya dari serangan tersebut.
Kataib Hizbullah Irak mengumumkan, operasi menyerang pangkalan canggih rezim Zionis di Erbil oleh pasukan Iran yang menewaskan dan melukai sejumlah perwira Israel adalah operasi yang membawa kabar fase konfrontasi dalam bentuk yang lain.
Unit anti-terorisme pemerintah Kurdistan Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Erbil diserang oleh 12 rudal balistik dari timur Minggu dini hari.
Serangan ini merupakan aksi balas dendam terhadap rezim Zionis. Sebelumnya, rezim Zionis melakukan beberapa tindakan sabotase terhadap Republik Islam Iran dari wilayah Kurdistan Irak.
Oleh karena itu, dalam serangan tersebut, dua pangkalan Mossad di Erbil, Irak, menjadi sasaran rudal. Sembilan perwira Zionis tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan itu.
Serangan ini penting untuk dibahas dalam beberapa dimensi: pertama, serangan ini menunjukkan bahwa Republik Islam Iran sangat serius dalam menjamin keamanannya dan setiap tindakan yang menargetkan keamanannya tidak akan dibiarkan begitu saja.
Republik Islam Iran telah membuktikan strategi ini berkali-kali sebelumnya, termasuk serangan rudal ke pangkalan AS Ain al-Assad di Irak.
Sebuah pernyataan dari Korps Garda Revolusi Islam mengatakan, keamanan dan perdamaian tanah air Islam adalah garis merah Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dan tidak seorang pun akan diizinkan untuk mengancam atau menyerangnya.
“Sekali lagi, kami memperingatkan rezim kriminal Zionis bahwa pengulangan kejahatan apa pun akan disambut dengan balasan yang keras, tegas dan destruktif,” ungkap IRGC dalam sebuah pernyataan kepada rezim Zionis.
Kedua, dalam serangan Minggu dini hari, Korps Garda Revolusi Islam hanya menargetkan pangkalan Mossad dan tidak menargetkan markas Irak atau AS.
Unit anti-terorisme pemerintah Kurdistan Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Erbil diserang oleh 12 rudal balistik dari timur pada Minggu dini hari.
Karenanya, propaganda media dan perang psikologis musuh dalam hal ini tentang menargetkan Amerika atau Irak menjadi tidak dapat diterima.
Ketiga, serangan ini menunjukkan penguasaan akurat intelijen Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran. Karena mereka mengetahui dengan tepat di mana markas pasukan Zionis Israel di Erbil dan hanya menargetkan markas Mossad dengan rudal.
Keempat, serangan-serangan ini menunjukkan penargetan yang tepat dari rudal Iran karena tidak ada warga sipil yang terluka atau pasukan dan lokasi lain yang ditargetkan oleh rudal selain pasukan dan lokasi Mossad. Hal ini menunjukkan kemampuan militer Republik Islam Iran.
Kelima, serangan rudal ke markas Mossad di Erbil tersebut tidak terhubungan dengan operasi Israel baru-baru ini di Suriah, dan Republik Islam Iran akan membalas lebih tegas operasi Israel itu di lain waktu.
Dua komandan Korps Garda Revolusi Islam gugur syahid dalam operasi Zionis Israel baru-baru ini di Suriah.
Keenam, para pejabat Irak dan pejabat pemerintah daerah di Kurdistan memprotes serangan roket IRGC ke pangkalan Israel di Erbil, sementara Republik Islam Iran telah berulang kali memperingatkan tindakan anti-Iran Zionis Israel di wilayah Kurdistan Irak.
Selain itu, geografi Irak secara umum telah banyak digunakan oleh musuh-musuh Republik Islam Iran dalam beberapa tahun terakhir, termasuk aksi teror terhadap Syahid Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam, oleh pasukan AS di pagi hari tanggal 3 Januari 2020.
Sehingga tuduhan tentang pelanggaran kedaulatan Irak oleh Iran tidak benar. Karena rezim Zionis dan pemerintah AS menggunakan geografi Irak, termasuk wilayah Kurdistan, untuk mengejar tujuan anti-Iran mereka. (parstoday)