Oleh: Dina Sulaeman*
Subuh ini saya buka Twitter, di list “trends for you“, muncul kata “Syiah”. Pas dicek, oalaa, ada yang lagi viral rupanya. Jadi ceritanya, ada warga Bandung yang ngintip dari jendelanya, kegiatan di gedung seberang jalan. Dari seberang jalan yang kelihatan kayak gini:
Si perekam berimajinasi macem-macem (seperti terdengar di video). Video amat viral: diupload ulang dalam berbagai versi, ada yang dikasih musik horor, jadi tambah seram. Para narator dan komentator berimajinasi: ritual apa neh? nyembah setan ya? Media-media resmi juga ikut memberitakan.
Di media-media disebutkan, gedung yang berlokasi di Jalan Gerlong Bandung itu milik yayasan Syiah. Anehnya, media-media itu tidak atau belum melakukan tugas jurnalisme resmi mereka: datang dan wawancara langsung ke pemilik gedung. “Kalian lagi ngapain sih? Beneran enggak sedang nyembah setan?”
Saya, sebagai orang yang pernah bertahun-tahun tinggal di Timur Tengah, sering blusukan ke sana-sini, langsung paham apa yang sebenarnya terjadi. Jadi, saya coba ceritakan apa yang saya tahu.
Tentu, kita tunggu media-media melakukan tugas jurnalismenya: wawancara langsung ke pemilik gedung.
Karena kejadiannya di seputar tanggal 10 Muharam, sudah pasti itu peringatan Asyuro. Dua hari yang lalu saya cerita soal Asyura di Lebanon.
Salah satu tradisi Asyuro (selain bagi-bagi minuman yang saya cerita di atas) adalah menyanyikan lagu/qosidah sedih (bahasa Arab: “ma’tam“) sambil memukul-mukul dada. Namanya tradisi, di Timteng emang kalau sedih, tradisinya memukul-mukul dada.
Ada yang bilang, enggak boleh itu. Soal boleh atau enggak boleh, ini diskusi bidang fiqih, bukan wilayah saya.
Saya pengamat geopolitik Timteng, jadi mau cerita saja apa adanya. Setahu saya, ulama-ulama di Timteng melarang aksi-aksi melukai diri yang dilakukan kelompok-kelompok ekstrem, tapi sekedar menepuk-nepuk dada, dibolehkan.
Video ini contoh lagu/qosidah/ma’tam yang dilakukan di Iran, kalian bisa lihat, emang ruangnya gelap dan orang-orang memukul-mukul dada.
Kalian bayangin, kalian ngintip dari jendela di seberang jalan, yang kelihatan mungkin tangan-tangan mereka saja. Tapi ini lampunya biru, enggak merah (kek di video yang viral itu).
Kalau ini video dari makam Al Husain di Karbala, Irak. Kalimat-kalimat yang diucapkan adalah duka cita atas kematian Al Husain yang dibantai di Karbala. Bisa terlihat mereka bergerak ritmis, bareng-bareng menepuk-nepuk dada. Kalau dibilang tarian, bisa juga kali, kayak tari Saman dari Aceh gitu.
Jadi jelas ya, bukan ritual penyembah setan. Emang sih, kalau belum tau budaya orang; belum pernah mempelajarinya di YouTube, atau blm jalan-jalan ke luar negeri, kadang jadi kuper dan gampang berimajinasi aneh-aneh. Yuk biasakan cari tahu dulu sebelum berkhayal dan melempar tuduhan, takut dosa.
Info tambahan: yang datang berziarah ke makam Al Husain di Karbala, boleh siapa saja, bukan cuma orang Syiah. Ada youtuber-yutuber bule dengan subscriber jutaan yang datang ke Karbala. Misalnya, Drew Binsky: atau Jay Palfrey.
Ada yang lupa: tradisi menepuk-nepuk dada untuk mengenang kematian Al Husain (dan Al Hasan; keduanya cucu Nabi Muhammad saw) menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Di video ini, tarian dari Aceh yang menepuk-nepuk dada mengenang Hasan dan Husein. (*Pengamat Geopolitik Timur Tengah)