BERITAALTERNATIF.COM – Anggota DPRD Kaltim dari Dapil Kukar Salehuddin mendorong Pemprov Kaltim mengurai berbagai persoalan pendidikan di Bumi Etam.
Ia mengungkapkan bahwa DPRD dan Pemprov Kaltim menetapkan APBD 2024 sebesar Rp 20,675 triliun pada Rapat Paripurna ke-36 yang dilaksanakan di Gedung DPRD Kaltim, Kota Samarinda, Senin (25/9/2023) malam.
Kata Salehuddin, anggaran di bidang pendidikan mencapai 20,69 persen dari APBD Kaltim atau senilai Rp 4,17 triliun.
Anggaran yang dinilai Salehuddin sangat besar tersebut diharapkannya dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah pendidikan di Kaltim.
Ia menjelaskan, terdapat beberapa hal yang harus menjadi fokus Pemprov Kaltim, salah satunya terkait lahan SMA, SMK, dan SLB yang belum tersertifikasi.
“Kemarin kami tekankan diproses laporan Banggar yakni akselerasi persiapan sertifikasi lahan beberapa sekolah. Kami menemukan ada sekolah negeri sudah sekian tahun namun memiliki lahan yang belum ada legalitas sertifikatnya. Ini akan menjadi perhatian kita,” tegasnya.
Anggota dewan dari Partai Golkar ini mengaku akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kaltim dan BPKAD untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sertifikasi lahan, lanjut dia, bertujuan mengembangkan status sekolah-sekolah di Kaltim.
“Kita punya kesempatan untuk mengembangkan sekolah. Kita juga punya dana alokasi khusus agar sekolah tersebut bisa dibantu setidaknya harus punya syarat yaitu sertifikat,” jelasnya.
Salehuddin juga mendorong Dinas Pendidikan Kaltim menggunakan dana pendidikan untuk beasiswa para pelajar Kaltim.
Langkah ini, sambung dia, sebagai bagian dari investasi jangka panjang pemerintah daerah untuk mengembangkan SDM Kaltim sehingga bisa berdaya saing dalam menyongsong pemindahan IKN dari Jakarta ke Nusantara.
“Pemprov harus konsen mengurusi dan mengembangkan SDM,” sarannya.
Dia juga mendorong Pemprov Kaltim mengurai angka putus sekolah yang tergolong tinggi di Kaltim.
Berdasarkan data yang dihimpunnya, sekitar 5.000 orang pelajar yang putus sekolah di tingkat SMA dan SMK.
“Yang sekolah cuma sudah berhenti itu sangat banyak,” pungkasnya. (rh/fb)