BERITAALTERNATIF.COM – Muhammad Alfin selaku demisioner Ketua Umum Komisariat Fakultas Agama Islam (FAI) turut bergabung dalam perhelatan pemilihan Ketua Umum (Ketum) HMI Cabang Kutai Kartanegara (Kukar) periode 2025-2026.
Alfin sendiri telah mengikuti Basic Training (LK I) di Komisariat FAI dan lulus di angkatan 105 dan intermediate Training Nasional Cabang Paser, Tanah Grogot di Tahun 2022.
Saat ini Alfin mengedepankan untuk melakukan kolaborasi antara komisariat yang ada dan ia berkomitmen secara khusus terhadap komisariat yang tengah dibekukan yaitu Komisariat FKIP. Selain itu, ia berharap siapa pun yang nanti akan memimpin tentunya akan memiliki kekuatan besar untuk merangkul arah organisasi ke depannya dan merangkul setiap bendera yang ada bukan hanya condong kepada satu komisariat.
Menurutnya, saat ini HMI masih kurang dalam hal komitmen antar pengurus dan kesadaran mereka terhadap peran dan tugas mereka di organisasi yang kemudian mempengaruhi roda organisasi dan regenerasi ke depannya. Tentu saja harus ada yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan pengetahuan yang ada kepada para kader berikutnya agar roda organisasi bisa dibawa ke arah yang lebih baik. Adapun beberapa indikator yang ia rasa mempengaruhi adalah kurangnya pemberdayaan dan apresiasi terhadap keder-kader yang mempunyai skill yang harus mereka kembangkan namun tidak ada wadah untuk mengembangkannya sehingga mereka merasa HMI kurang relevan untuk diikuti.
Menindaklanjuti masalah tersebut, Alfin menyebutkan jika ia akan lebih mengapresiasi terhadap setia skill yang dimiliki. Seperti memberikan fasilitas inventaris yang memadai bagi kader yang tertarik terhadap programer, atau pun memberikan ruang bagi kader yang cenderung lebih agamis yang memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi organisasi.
Meskipun saat ini HMI juga terus melakukan berbagai upaya untuk bisa meningkatkan kemampuan kadernya, Alfin menilai ketua umum cenderung untuk berjalan sendiri dan lebih sering melakukan reshuffle akibat tidak adanya komitmen dari pengurus sehingga yang terkena dampak adalah komisariat yang ada di bawahnya.
Dalam visi misi yang ia tampilkan, bagi Alfin yang terpenting adalah bagaimana menjadi pemimpin yang menginspirasi dan membangun organisasi yang kuat mellaui pemberdayaan bersama dan melalui kolaborasi yang baik. Adapun beberapa skill khusus yang harus dikembangkan adalah bagaimana membangun potensi dan kemampuan anggota melalui pelatihan dan pendampingan, membangun kepercayaan dan kesadaran bersama melalui komunikasi terbuka dan transparan sehingga bisa membuat kepercayaan antara pengurus melalui kerja sama yang ada serta kedekatan emosional yang tidak akan menimbulkan kesalahpahaman antara pengurus maupun para kader di bawah mereka yang akan dibina.
Pada kontestasi ini, Alfin menawarkan komitmennya sebagai ketua atau pun pengurus bagi siapa pun nanti yang akan terpilih. Sebab, menurutnya seluruh kandidat yang ada saat ini telah ideal dan layak untuk menjadi pengurus melihat pengalaman pengalaman mereka yang luar biasa dan setiap kandidat pun memiliki skill yang luar biasa.
Jargon “Berdaya Bersama” yang ia bawakan adalah bagaimana agar semua orang bisa saling merangkul dan berdaya bersama membangun organisasi lebih kuat dan lebih solid dan berintegritas dalam melakukan porgram-program kerja ke depannya.
Apabila diberi kesempatan menjadi ketua umum, program pertama yang akan ia lakukan di awal masa kepengurusan adalah melakukan pembenahan terhadap internal internal komisariat. Ia melihat saat ini ada banyak komisariat yang tidak terfasilitasi dengan baik dan banyaknya komisariat yang mengeluh karena tidak adanya pengurus cabang yang turun ke komisariat. Sehingga, sampai saat ini ia melihat jika banyak komisariat yang melaksanakan program kerja yang bersifat mandiri dan terlepas dari program cabang. Contohnya seperti komisariat yang tertinggal saat ini, Komisariat FKIP, Komisariat Faperta, maupun Komisariat Teknik yang tidak memiliki wadah untuk memfasilitasi kadernya sehingga mereka cenderung tidak bisa melakukan pengembangan skill atau pun pembinaan pembinaan khusus mengenai kemampuan dan produktivitas anggotanya.
Terutama, ia memprioritaskan untuk bisa memberikan fasilitas terhadap keperluan administrasi yang menjadi kebutuhan penting dalam menjalankan roda organisasi ke depannya. Sehingga, untuk mencapai hal tersebut Alfin berupaya untuk bisa selalu melakukan komunikasi yang baik antara ketua-ketua yang ada di tingkat komisariat. Karena, apa pun kegiatan yang dilakukan di komisariat juga merupakan bagian dari kegiatan dari HMI Kukar.
Alfin akan terus berupaya untuk selalu bersama mereka dan mendengarkan setiap keluh kesah mereka sama rata tanpa condong ke salah satu komisariat saja terutama komisariat asalnya. Ia merasa dengan adanya komunikasi yang berjalan lancar di antara setiap komisariat kepada cabang, akan mampu menjadi jawaban dari bagaimana membentuk HMI yang lebih solid dan bisa berdaya bersama.
Baginya, siapa pun yang terpilih nanti, Alfin akan terus bersikap sportif sebagaimana gentleman yang berani maju dan berani menerima kekalahan yang menjadi konsekuensi dari setiap kontestasi dan tidak membawa perasaan terhadap apa pun yang terjadi di masa pemilihan seperti saat ini. Ke depannya, ia akan siap untuk terus membersamai dengan komitmen yang ia miliki dan skill yang ia kuasai di kepengurusan selanjutnya.
Ia berpesan kepada seluruh kader untuk bisa terus bersemangat dan saling merangkul satu sama lain dan jangan sampai karena hal-hal yang terjadi di dalam momentum satu tahun sekali ini membuat retak apa yang telah dibangun sebelumnya. Dengan bersama, tentunya ada harapan-harapan yang bisa ia bangun ke depannya. Catatan-catatan yang kemudian bisa membangun HMI Cabang Kukar baik internal di atasnya maupun internal di bawahnya.
“Apabila kita bisa melakukan yang terbaik, maka nama HMI-lah yang akan harum dan apabila kita salah langkah maka HMI pula yang akan dipandang sebagai organisasi yang buruk.”
Penulis: Hanna