Search
Search
Close this search box.

Sehat dan Higienis

Ilustrasi bayi sehat. (The Asian Parent)
Listen to this article

Oleh: Ibrahim Amini*

Pakaian bayi mesti didesain sesuai dengan cuaca dan iklim lingkungan di sekitarnya. Pakaian tersebut mesti dibuat sedemikian rupa sehingga bayi tidak berkeringat saat cuaca panas dan kedinginan saat cuaca dingin. Katun sederhana dan lembut sangat ideal bagi bayi.

Pakaian itu juga harus tidak ketat, agar tidak menghambat gerak bayi. Selain itu, mengganti pakaian yang ketat juga akan menyusahkan bayi dan menyulitkan ibu. Orang biasanya membungkus bayi dengan pakaian ketat sehingga anggota tubuhnya tak dapat bergerak. Tentu saja ini bukan praktik yang baik dan berbahaya bagi bayi. Karena, kebebasan bayi menjadi terkekang. Praktik ini akan menghambat pertumbuhan normal bayi.

Advertisements

Seorang penulis Barat menulis, “Tak lama setelah keluar dari rahim ibu, anak ingin menggerakkan anggota tubuhnya dan menikmati kebebasannya. Namun kebanyakan ibu justru mengekangnya dengan pakaian ketat. Mereka meletakkan bayi terlebih dahulu, lalu membungkusnya dengan pakaian dan bahkan mengikatkan sabuk kepadanya, sehingga bayi tak dapat bergerak. Karenanya, pertumbuhan anak—yang semestinya dinamis pada periode ini—menjadi sangat lambat dan terhambat. Di negara-negara yang tidak melakukan praktik ini, ternyata anak-anaknya mengalami pertumbuhan yang normal, sehingga orang-orangnya pun secara umum kokoh, sehat, dan kuat. Sebaliknya, di daerah yang mempraktikkan pengekangan bayi tersebut, muncul berbagai cacat fisik seperti pincang, kerdil, dan lain-lain. Dapatkah orang membayangkan dampak pengasuhan seperti itu bagi pikiran dan jiwa anak? Pikiran pertama yang dirasakan anak adalah merasa terpenjara karena tak dapat bergerak bebas. Kondisi anak menjadi lebih buruk ketimbang seorang tahanan. Anak pun menjadi berang, serta mulai menangis dan berteriak. Bayangkan bila anggota tubuh Anda terikat: tidakkah Anda akan menangis dan berteriak!”

Anak juga manusia. Ia memiliki perasaan dan sensasi. Ia juga ingin bebas dan nyaman. Ketika kebebasannya terkekang dengan membungkusnya secara ketat, tentu ia akan merasa sakit. Namun ia tak mampu melawan, sehingga satu-satunya reaksi yang bisa dilakukannya adalah menangis. Hal ini akan menekan pikirannya dan akhirnya membuatnya jengkel, kesal, dan berwatak keras.

Pakaian bayi juga harus terjaga bersih. Kapan saja pakaiannya basah (karena terkena kencing), harus segera diganti. Kaki bayi mesti dicuci dalam interval waktu tertentu, dan badannya pun mesti diusap dengan minyak zaitun agar kulitnya tidak kering. Setelah beberapa kali kencing, bayi mesti dimandikan agar terhindar dari berbagai penyakit. Selain itu, ia juga akan tampil bersih, rapi, dan menarik dipandang mata siapa saja yang melihatnya.

Rasulullah Saw bersabda, “Islam adalah agama kebersihan. Oleh sebab itu, kalian mesti bersih. Karena hanya orang bersihlah yang memasuki surga.”

Rasulullah Saw juga bersabda, “Bersihkan anak-anak dari kotoran. Bila tidak, setan akan mencium mereka, sehingga mereka akan memperoleh mimpi buruk, dan malaikat pun menjadi gelisah.”

Mengkhitan Anak

Mengkhitan anak lelaki juga merupakan perintah Islam. Ini penting bagi kesehatan dan kebersihan anak. Pekerjaan ini akan menghindarkan anak dari terjangkiti penyakit kelamin. Pengkhitanan dapat ditunda sampai setelah masa balita, namun sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah bayi lahir. Namun demikian, Islam menganjurkan agar pengkhitanan dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran.

Imam Ja’far Shadiq berkata, “Lakukan pengkhitanan pada anak lelakimu di hari ketujuh setelah kelahirannya. Ini yang terbaik baginya. Ini juga bermanfaat bagi pertumbuhan dan pengasuhannya. Sungguh, bumi membenci urine (air kencing) seseorang yang belum dikhitan.”

Rasulullah Saw bersabda, “Bayi mesti dikhitan pada hari ketujuh kelahirannya, agar memperoleh pertumbuhan dan pengasuhan yang sehat.

Mencukur Rambut dan Akikah

Mencukur habis rambut bayi pada hari ketujuh juga merupakan ajaran Islam. Dan berat total rambut hasil pencukuran tersebut merupakan standar bagi berat emas atau perak yang mesti disedekahkan.

Pada hari yang sama, akikah juga sebaiknya dilakukan, yaitu memotong seekor kambing atau domba, lalu dagingnya dibagikan kepada fakir miskin, atau dapat pula dalam bentuk mengundang mereka dalam sebuah jamuan makan. Akikah merupakan sedekah yang baik dan dapat mencegah setiap kejahatan yang akan menimpa anak.

Bayi yang baru lahir begitu lembut. Ia memerlukan segenap perawatan dan perhatian orang tuanya. Fondasi kesehatan dan kebahagiaan mesti diletakkan sejak awal. Tanggung jawab ini berada di pundak orang tua.

Orang tua, yang merupakan penyebab hadirnya anak di dunia ini, memikul tanggung jawab untuk menjadikannya seorang yang kokoh dan sehat. Bila orang tua melalaikan tugas ini, kelak mereka akan dimintai pertanggungjawabannya.

Menghindarkan Anak dari Penyakit

Anak selalu dikepung oleh kemungkinan terjangkit penyakit. Ia dapat terhindarkan dari semua itu melalui perawatan yang baik. Penyakit yang dapat menjangkiti anak di antaranya adalah polio, bisul-bisul, campak, dipteri, sawan, kalazar, dan lain-lain. Karenanya, vaksin terhadap penyakit-penyakit tersebut mesti diberikan kepada bayi.

Bila penyakit sampai menjangkiti anak disebabkan keteledoran orang tua, maka kelak mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt dan nurani mereka pun akan mengutuk mereka.

Mesti dipahami bahwa orang tua bertanggungjawab dalam memperhatikan kebugaran anak-anaknya, agar tumbuh menjadi manusia sehat. (*Tokoh Pendidikan Islam)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA