“Dan Kami tetapkan kepada Bani Israil dalam al-Kitab: Kalian akan mengadakan kerusakan di bumi sebanyak dua kali dan akan membuat kesombongan yang besar. Namun apabila datang janji yang pertama, Kami utus hamba-hamba Kami yang memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Maka mereka menggeledah sekitar rumah, dan itu merupakan janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami kembalikan padamu serangan terhadap mereka, dan Kami bantu kamu dengan harta dan anak-anak, serta Kami jadikan kamu golongan yang banyak. Jika kamu berbuat baik, maka kamu telah berbuat baik untuk diri kamu, namun jika kamu berbuat jahat, maka untukmu juga. Maka apabila datang janji yang terakhir, mereka pasti memperburuk wajah-wajah kamu, dan mereka pasti masuk masjid seperti mereka memasukinya sebelumnya, lalu mereka pasti memusnahkan apa yang kamu sombongkan semuanya. Mudah-mudahan Tuhanmu memberi rahmat padamu. Jika kamu kembali melakukannya, Kami pun kembali menyiksamu, dan Kami jadikan neraka Jahanam sebagai penjara bagi orang-orang kafir.” (QS. al-Isra’: 4-8)
Ayat-ayat suci di awal surat Al-Isra’ mengenai peranan Yahudi di akhir zaman dan era kebangkitan Al-Mahdi as. menerangkan sejarah Yahudi dan nasib mereka di masa depan. Mereka akan menyebabkan kerusakan di tengah-tengah umat manusia, dan sebagai hukuman, Allah akan mengutus sebuah kaum yang akan mengalahkan mereka. Setelah itu, Allah memberikan kemenangan kepada orang-orang Yahudi atas kaum tersebut, namun mereka gagal memanfaatkan harta dan dukungan yang diberikan dengan baik. Kemudian, mereka kembali membuat kerusakan dengan kesombongan, dan sebagai akibatnya, Allah mengirimkan kaum tersebut untuk kedua kalinya, menimpakan siksaan yang lebih berat dalam tiga tahap. Kaum yang pertama kali diutus Allah berhasil mengalahkan mereka dan menguasai Masjidil Aqsa.
Ada pertanyaan penting apakah kerusakan kedua dan siksaan yang dijanjikan sudah terjadi. Sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa keduanya telah terjadi, di mana siksaan pertama dilakukan oleh Nebukadnezar dan siksaan kedua oleh Tithus, Romawi. Namun, pendapat yang benar adalah bahwa siksaan pertama atas kerusakan pertama telah terjadi di pertengahan sejarah Islam oleh kaum Muslim. Allah memberikan kesempatan kedua kepada orang-orang Yahudi untuk mengalahkan kaum Muslim ketika mereka menjauhi Islam dan menyebabkan kerusakan kedua sambil bersikap sombong. Siksaan kedua akan datang ketika orang-orang Islam kembali kepada agama mereka. Hal ini sesuai dengan hadis-hadis suci yang menyatakan bahwa kaum yang akan diutus Allah untuk menaklukkan Yahudi pada kali kedua adalah Al-Mahdi as. dan para sahabatnya.
Sejarah menunjukkan bahwa Yahudi telah membuat banyak kerusakan di masa lalu dan sekarang. Siksaan kedua yang dijanjikan Allah terhadap mereka akan terjadi oleh tangan kaum Muslim, dan inilah yang akan mengakhiri siklus kerusakan mereka.
Janji Ilahi untuk Menundukkan Mereka Secara Permanen
Allah Swt berfirman: “Ketika Tuhanmu menyetujui untuk mengutus kepada mereka orang yang menawarkan kepada mereka azab yang buruk sampai hari Kiamat, sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat menghitung, dan juga Dia Maha Mengampuni dan Mengasihi. Kami pisah-pisahkan (kedudukan) mereka di bumi (menjadi) beberapa bangsa; ada di antara mereka orang-orang salih, dan ada pula yang tidak demikian. Kami uji mereka dengan kebaikan dan keburukan supaya mereka (insaf) kembali.” (QS. al-A’raf: 167-168)
Arti dari ayat-ayat di atas adalah bahwa Allah telah menetapkan bahwa Dia akan menundukkan orang-orang Yahudi melalui hukuman yang buruk yang akan terus berlanjut hingga hari Kiamat. Hukuman tersebut akan cepat datang, namun Allah juga Maha Pengampun dan Pemurah. Allah telah memecah-belahkan mereka di bumi menjadi beberapa kelompok, termasuk orang-orang yang benar-benar saleh dan yang tidak. Mereka diuji dengan baik dan buruk untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk bertobat.
Sejarah telah menjadi saksi pelaksanaan janji Allah ini terhadap orang Yahudi, kecuali pada masa nabi-nabi seperti Musa, Yosua, Daud, dan Sulaiman as. Di luar periode tersebut, orang-orang Yahudi telah ditundukkan oleh berbagai bangsa dan mengalami berbagai cobaan.
Meskipun sebagian mungkin berpendapat bahwa dalam beberapa dekade terakhir, orang-orang Yahudi tidak pernah ditundukkan atau menerima hukuman yang buruk, khususnya dalam hubungan dengan Muslim Palestina, hal ini dapat dijelaskan dengan fakta bahwa zaman ini adalah pengecualian bagi mereka. Zaman ini adalah masa pengembalian dominasi dan kebanggaan mereka, sebagaimana yang dijanjikan dalam firman Allah.
Dalam hadis-hadis suci dari para Imam Ahlulbait, disebutkan bahwa janji Ilahi ini telah terwujud bagi orang Yahudi, dan janji penundukan mereka yang kedua akan terjadi melalui tangan kaum Muslim. Dengan demikian, penafsiran zaman ini sebagai pengecualian dari janji Allah untuk menundukkan mereka menjadi jelas.
Majma’ al-Bayan mengutip ijma’ (kesepakatan) para mufasir dalam menafsirkan ayat ini dan menegaskan bahwa umat Muhammad Saw adalah yang dimaksud dalam ayat ini, sesuai dengan riwayat dari Imam al-Baqir as. Dan dengan demikian, janji Ilahi akan terpenuhi melalui tangan kaum Muslim.
Janji Allah untuk Memadamkan Api Mereka
Allah Swt berfirman: “Dan berkata orang-orang Yahudi bahwa tangan Allah ini terbelenggu, (justru) tangan-tangan mereka-lah yang terbelenggu, dan mereka dilaknat karena apa yang mereka katakan. Tetapi kedua tangan Allah terbuka untuk memberi infak menurut kehendak-Nya. Dan Dia akan menambah banyak darinya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (berupa) durhaka dan kekufuran, dan Kami timpakan di antara mereka permusuhan dan kebencian hingga hari Kiamat, setiap kali mereka menyalakan api peperangan lalu Allah memadamkannya. Mereka membuat kerusakan di bumi, sedangkan Allah tidak menyukai orang-orang yang merusak itu.” (QS. al-Maidah: 64)
Allah berjanji untuk memadamkan api peperangan yang mereka nyalakan, baik sebagai pihak yang terlibat langsung atau yang menggerakkan pihak lain untuk berperang. Janji ini tidak dapat dikecualikan, karena digambarkan dengan kata “setiap kali mereka menyalakan.” Sejarah masa lalu dan masa modern menunjukkan bahwa mereka sering kali berperan dalam memicu konflik dan perang. Namun, Allah selalu memenuhi janji-Nya dengan memadamkan api perang tersebut.
Penyulutan api perang oleh mereka sebagai upaya untuk menciptakan kerusuhan dan konflik adalah hal yang selalu Allah hentikan sesuai dengan janji-Nya. Ini adalah bukti bahwa Allah tidak menyukai perusak dan pencipta kerusakan di bumi. Allah, dengan kemurahan-Nya, melindungi kaum Muslim dan umat manusia dari tipu daya orang Yahudi, memadamkan api peperangan yang telah menciptakan kerusakan besar di dunia. Allah mencapai ini dengan menciptakan permusuhan dan konflik internal di antara mereka, sesuai dengan firman-Nya yang menyatakan bahwa Dia memasukkan permusuhan dan kebencian di antara mereka. (*) Disarikan dari buku Imam Mahdi: dari Proses Gerakan hingga Era Kebangkitan – Prof Ali Qurani.
Sumber: Safinah-Online