BERITAALTERNATIF.COM- Dalam pidato pada Sabtu malam 22 Juli, Sayyid Hasan Nasrallah menyebut sikap Pemerintah Irak terhadap penistaan Alquran sebagai salah satu sikap terpenting di tengah negara-negara dunia.
“Negara-negara Islam harus mengusir para Dubes Swedia dari wilayah mereka dan mengambil sikap serius terhadap masalah ini,” kata Sayyid Nasrallah, diberitakan al-Alam.
“Kami akan menindaklanjuti masalah pengusiran Dubes Swedia dari Lebanon,” imbuhnya.
Sekjen Hizbullah mengatakan bahwa Pemerintah Denmark telah merilis statemen yang mengecam penistaan hal-hal sakral, namun ia menegaskan bahwa sekadar merilis statemen masih tidak memadai.
“Saya menasihati Pemerintah Swedia untuk berkonsultasi dengan para pakar hukum agar tahu arah mana yang sedang ia tuju,” kata Sayyid Nasrallah.
“Jika Pemerintah Swedia masih melanjutkan jalan ini, ia akan dideskripsikan sebagai ‘pemerintah yang memerangi Islam dan Muslimin.”
“Bila Mossad adalah pelaku penistaan ini, gerakan semacam ini akan berlanjut.”
Ia menegaskan, jangan sampai kita membiarkan sejumlah pihak di Lebanon memanfaatkan situasi ini untuk mengail di air keruh.
Di bagian lain pidatonya, Sayyid Nasrallah menjelaskan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, AS secara terang-terangan menjalankan proyek penyebaran LGBT.
“AS bertekad menyebarkan LGBT di negara ini dan dunia. AS menginstruksikan para Dubesnya untuk berupaya menyebarkan LGBT,” tandas Sayyid Nasrallah.
“AS ingin menampakkan LGBT sebagai hal normal. Washington telah memusatkan upaya untuk menyebarkan LGBT di tengah anak-anak dan remaja.”
Menurutnya, AS akan memaksa negara-negara yang membutuhkan bantuan untuk menjalankan proyek penyebaran LGBT.
“Dahulu masyarakat Barat secara umum berpegangan dengan tradisi, bahkan memiliki aturan yang melindungi kesucian diri. Mereka dahulu tidak seamoral sekarang. Komunitas Kristen dahulu menganggap suci lembaga pernikahan dan menolak perzinaan,” papar Sayyid Nasrallah.
“Perselingkuhan telah menjadi hal lumrah di tengah masyarakat Barat dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah struktur tidak wajar yang disebabkan hilangnya fondasi emosional. Para periset Barat sendiri mengatakan bahwa masyarakat Barat tengah menuju kehancuran. (*)
Sumber: Poros Perlawanan