Search

Haidir Bedah Potensi Sektor Pelayanan dan Jasa di Kecamatan Tenggarong (1)

BERITAALTERNATIF.COM – Pemerintah daerah dapat mengembangkan sektor distribusi, pendidikan, pariwisata, dan pelayanan/jasa di Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Hal ini dikatakan pengamat ekonomi dan politik Kukar, Haidir. Dalam artikel ini, kami menerbitkan bagian pertama hasil wawancara dengan akademisi dari Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) tersebut terkait potensi sektor pelayanan/jasa di Tenggarong.

Apa yang dimaksud dengan pelayanan/jasa?

Advertisements

Kita harus menyamakan persepsi kita bahwa jasa adalah sektor yang secara umum orang memahaminya sebagai komoditi yang tidak menggunakan atau mengandalkan barang.

Jasa sebenarnya dikategorikan produk. Barang juga produk. Jadi, produk ada dua: barang dan jasa. Barang cenderung dinikmati orang dari aspek materiilnya. Sementara jasa, dalam asumsi umum orang, yang dinikmati adalah non-materiil. Artinya, ada pelayanan yang didapatkan dari situ.

Tetapi secara khusus, mau produk berupa barang ataupun jasa, pasti tidak bisa dilepaskan aspek barangnya. Di jasa, ada barang juga yang melekat. Misalnya, jasa angkutan. Jasa angkutan sangat bergantung pada alat angkut. Alat angkut itu barang. Bagus atau tidak bagusnya alat angkut akan menentukan pelayanan yang diberikan kepada konsumen.

Misalnya dokter. Dokter itu diasumsikan orang, dia membuat sebuah produk dalam bentuk jasa. Tetapi, sehebat apa pun dokter, orang pasti akan melihatnya dari aspek barang yang dia miliki, terutama obat-obatan yang dia berikan.

Artinya, membedakan satu dokter A dengan dokter B dari aspek pelayanannya terletak pada obatnya ampuh atau tidak. Obatnya itu mujarab atau tidak. Di obat itulah orang melihatnya.

Sama halnya dengan jasa angkutan udara. Pada jasa angkutan pesawat terbang, barangnya itu pesawat terbang. Maka ada klasifikasi berbeda antara pesawat terbang Garuda, Lion, Batavia, dan Citilink. Itu adalah barang-barang yang menjadi alat angkutnya.

Hal itu menentukan kualitas pelayanan dari jasa angkutan pesawat terbang. Sehingga tarif Garuda dengan totalitas di mana dia terbang, jalur mana ia terbang, ketinggiannya berapa, dan yang utama pesawatnya secanggih apa, senyaman apa kalau dinaiki, itu berpengaruh kepada tarif yang harus dibayar oleh konsumen untuk menikmati jasa itu.

Bagaimana pandangan Anda terkait sektor pelayanan/jasa di Tenggarong?

Hal yang sama ketika kita bicara tentang pelayanan/jasa di Tenggarong. Ia melekat pada barang-barang apa, produk-produk dalam bentuk materiil apa, yang akan diberikan kepada masyarakat atau konsumen. Ini sangat menentukan.

Karena itu, banyak hal yang akan ditawarkan di Tenggarong. Misalnya fasilitas wisata. Wisatanya dilihat lagi apa yang ditawarkan. Tidak mungkin tak melekat pada barang di Tenggarong. Ada wisata Pulau Kumala, Waduk Panji Sukarame, fasilitas jalur transportasi, dan kendaraan-kendaraan yang akan digunakan. Semuanya menjadi tolak ukur untuk menentukan seberapa potensial Tenggarong memberikan pelayanan pada sektor jasa.

Misalnya, sektor pariwisata di Tenggarong harus kita bandingkan dengan yang lain. Dengan begitu, akan ada komparasi atau perbandingan bagaimana kondisi Pulau Kumala. Pengelolaannya, nilai-nilai ekonomisnya, nilai-nilai budayanya, jangkauannya, dan seterusnya, yang menjadi kualifikasi yang menentukan bahwa Pulau Kumala layak untuk memiliki nilai jual.

Waduk Panji Sukarame juga demikian. Ketika kita hanya berkecimpung pada fasilitas-fasilitas yang terbatas itu, apakah ini memiliki nilai kompetitif untuk menjadi daya tarik dan value yang layak bagi masyarakat yang ingin menikmati fasilitas itu?

Dengan keterbatasan-keterbatasan itu, maka value tersebut mungkin didapatkan masyarakat. Sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh ke Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta. Mungkin itu bisa didapatkan di Tenggarong ketika itu lebih bagus dibandingkan fasilitas-fasilitas di daerah-daerah lain.

Ketika value itu tidak berbanding, maka tidak akan ada kemungkinan daya tarik. Dia harus memiliki nilai lebih dari potensi-potensi daerah mana pun yang mencoba menjadi konsumen dari pelayanan jasa di bidang wisata. Misalnya Waduk Panji Sukarame. Ini harus memiliki nilai kompetitif.

Mungkin banyak dokter di Tenggarong. Tapi, tidak sedikit orang Tenggarong yang berobat ke Samarinda. Kenapa? Karena value yang diberikan dokter di Samarinda, misalnya kecanggihan dia mendeteksi penyakit, ketepatan dia mendiagnosis penyakit, kemudian ketepatan obat yang dia berikan, mujarabnya obat yang diberikan, kemudian cara berkomunikasi yang ia berikan, yang mungkin lebih baik daripada dokter-dokter di Tenggarong.

Value ini yang menyebabkan terjadi perbedaan-perbedaan. Jarak mungkin menjadi relatif bagi orang. Apalagi untuk hal-hal yang sangat prinsipil seperti kesehatan. Jarak mungkin 50 kilometer hingga 150 kilometer menjadi relatif kalau orang memiliki harapan untuk bisa sembuh ketika harus keluar Tenggarong. Ketika ia tidak memiliki asa itu saat berobat di Tenggarong, maka orang akan menempuh jarak yang lebih jauh untuk berobat di luar Tenggarong, meskipun banyak dokter, tenaga-tenaga medis, dan rumah sakit di Tenggarong.

Orang Tenggarong mungkin akan memilih Rumah Sakit Darjad Samarinda atau Rumah Sakit AW. Sjahranie. Karena apa? Ada value lebih yang dimiliki oleh dunia medis di luar Kukar.

Ini sekadar contoh. Saya tidak bermaksud membuat kesimpulan bahwa dokter Samarinda lebih baik daripada Tenggarong. Saya tidak dalam posisi bermaksud demikian. Tapi saya bertujuan membawa kita pada cara berpikir komparatif terhadap teori-teori pelayanan dan jasa. Sehingga kita berbicara tentang harapan tentang pengembangan pelayanan dan jasa di Tenggarong, maka sudah semestinya kita mengevaluasi, menginventarisir potensi yang bisa dijadikan sebagai sumber-sumber pelayanan/jasa. Potensi-potensi apa saja yang dimiliki Tenggarong untuk menjadikan ia mampu memberikan pelayanan kepada publik.

Bagaimana pandangan Anda tentang pelayanan/jasa sektor pariwisata di Tenggarong?

Pariwisata sekelas Pulau Kumala bisa saja ditemukan di tempat lain. Tapi ada beberapa hal yang khas yang dimiliki oleh Tenggarong.

Obyek wisata religi misalnya. Ada di Kelambu Kuning, seperti kuburan Pangeran Noto Igomo. Kemudian ada beberapa sultan di situ. Ada pula yang di dekat Museum Mulawarman. Itu wisata-wisata religi khas bagi Tenggarong, yang relatif tidak dimiliki oleh daerah lain. Namanya Pangeran Noto Igomo, itu kan satu-satunya tokoh. Dia tidak mungkin menjadi dua, tiga, atau empat. Banyak orang yang diwalikan.

Di Jawa ada sembilan wali. Kemudian di beberapa daerah lain di Indonesia ada tokoh-tokoh daerah yang memang diwalikan dan dihormati. Makamnya sering dikunjung. Tetapi, itu khas mereka. Khas masing-masing daerah.

Di Kukar ini ada yang namanya Pangeran Noto, Sukma Wira, Sayid Muhammad Salehuddin, raja-raja Kutai seperti Raja Sulaeman dan sebagainya, yang juga dianggap sebagai orang yang alim di sejarah kita. Ini menjadi daya tarik untuk dijadikan sebagai obyek wisata religi, yang akan memberikan pelayanan terhadap pengembangan spiritual masyarakat.

Wisata-wisata lain, ada hiburan malam, tempat-tempat nongkrong, dan segala macam, hampir semua daerah memiliki itu. Tapi kita mempunyai hal-hal yang khas. Atau seperti Waduk Panji Sukarame, banyak wisata-wisata yang seperti itu. Di Balikpapan, Samarinda, dan Sangatta juga ada. Tetapi enggak ada kekhasan di situ.

Walaupun demikian, untuk konsumsi lokal, tetap harus dikelola dengan baik, agar orang-orang Tenggarong tidak lagi berkunjung ke Samarinda atau Balikpapan untuk sekadar mengunjungi model wisata yang kayak Waduk Panji Sukarame. Kalau menginginkan wahana-wahana, orang-orang Tenggarong bisa pergi ke Pulau Kumala.

Tetapi, harus tetap dikelola sehingga mempunyai daya tarik yang memiliki ciri khas. Itu ada di wisata-wisata religi. Wisata religi ini tidak hanya terkait muslim.

Wisata sejarahnya juga penting. Misalnya Kerajaan Mulawarman, Kerajaan Muara Kaman, kemudian situs-situs kerajaan di Kutai Lama dan Museum Mulawarman. Ini semua sejarah. Tinggal nanti dikembangkan. Beberapa hal itu harus ditata ulang. Di Museum Mulawarman itu ada beberapa peninggalan. Tidak boleh terbatas, kumuh, dan tidak terurus. Agar ada daya tarik tersendiri.

Dengan sendirinya, ketika memiliki obyek wisata seperti itu, kebutuhannya apa? Infrastruktur yang harus dibenahi. Jangan sampai tukang ojek iuran untuk menyemen jalan. Karena apa? Pemerintah daerah tidak bisa lagi berbuat untuk memperbaiki jalan-jalan berlubang di Tenggarong. Hal seperti itu tidak boleh lagi terjadi kalau kita ingin mengembangkan wisata di Tenggarong.

Seluruh fasilitas atau akses-akses infrastruktur harus bagus untuk sampai ke obyek wisata. Berapa pun indahnya bayangan orang terkait obyek wisata, bila jangkauannya tidak memungkinkan, maka akan tetap sulit untuk dikunjungi. Karena itu, orang-orang akan cenderung mencari alternatif. Namanya wisata, orang akan mencari alternatif seandainya itu tidak bisa diakses secara nyaman.

Kesadaran masyarakat juga harus ditumbuhkan bahwa Tenggarong ini menjadi pusat kunjungan banyak pihak. Tapi, satu sisi juga daerah kita ini menjadi daerah transit dari beberapa daerah lain dan kecamatan. Orang mau ke Kota Bangun, Tabang, dan seterusnya, dia paling mudah melewati jalur Tenggarong. Orang mau ke Bulungan, Kutim, Bontang, dan sebagainya, tidak jarang melewati Kukar terlebih dulu.

Artinya, sebagai daerah transit, maka ini daerah yang sebenarnya akan disinggahi oleh banyak pihak. Mereka mungkin tidak bermukim. Tapi mereka cenderung untuk beristirahat di sini. Masa istirahat mereka itulah yang menyebabkan ada kebutuhan-kebutuhan yang memang diperlukan para pihak yang melewati Tenggarong ini.

Apa kebutuhannya? Banyak sekali. Baik kebutuhan kuliner, hiburan maupun obyek wisata. Bisa saja nanti orang dari Balikpapan yang mau ke Sangatta, tapi dia singgah ke Museum Mulawarman, makam aulia, dan seterusnya. Orang-orang akan data ke sana.

Kebutuhan itulah yang harus dideteksi oleh pemerintah daerah. Pemerintah harus menyediakan apa yang dibutuhkan di tengah masyarakat kita. Jangan sampai kita membiarkannya secara alami. Harus ada policy yang dijalankan oleh pemerintah. (*)

Advertisements

Bagikan

Kunjungi Berita Alternatif di :

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements
POPULER BULAN INI
Advertisements
INDEKS BERITA