Search
Search
Close this search box.

Seorang Anak Meninggal di Danau Danur Dana Desa Perjiwa, Busur Kukar: Harusnya Lubang Bekas Tambang Tidak Dijadikan Obyek Wisata

Sekretaris Jendral Bubuhan Suara Rakyat Kukar, Muhammad Kaisar. (Dok. Berita Alternatif)
Listen to this article

BERITAALTERNATIF.COM – Sekretaris Jendral Bubuhan Suara Rakyat (Busur) Kukar Muhammad Kaisar mendorong Dinas Pariwisata Kukar mendata dan mengevaluasi obyek wisata di Kukar.

Hal itu sebagai bentuk respons Busur Kukar atas kematian seorang bocah berusia 11 tahun di obyek wisata danau bekas tambang di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang.

Kaisar pun meminta pemerintah daerah memperhatikan standar keamanan serta keselamatan untuk pengunjung obyek wisata di Kukar.

Advertisements

“Setelah kejadian ini, Dinas Pariwisata perlu mendata dan mengevaluasi ulang keberadaan seluruh destinasi wisata yang ada di Kukar. Apakah sudah layak dioperasikan atau tidak,” imbuh Kaisar, Rabu (28/6/2023).

Ia menganggap kejadian yang menimpa seorang bocah tersebut merupakan suatu ironi. Sebab, wisatawan yang mestinya berkunjung ke obyek wisata untuk bersenang-senang malah pulang membawa duka.

“Hal ini seharusnya tidak terjadi jika manajemen keamanan dan keselamatan berjalan dengan baik di sana,” tuturnya.

Untuk menyelamatkan citra obyek wisata di Kukar, Kaisar juga mendorong Dinas Pariwisata Kukar memberikan edukasi kepada pengelola destinasi wisata di Kukar tentang keamanan dan keselamatan bagi pengunjung.

Busur Kukar menilai ada indikasi kelalaian pengawasan dari Pemkab Kukar di balik kematian seorang bocah di Danau Danur Dana Desa Perjiwa.

“Ketakutan kita, wisatawan akan trauma untuk berkunjung jika keselamatan dan keamanannya tidak terjamin,” ujarnya.

Diketahui, obyek wisata Danau Danur Dana merupakan kolam bekas tambang yang pengoperasiannya tidak memiliki izin dari Pemkab Kukar.

Kaisar menyarankan pemilik tambang melakukan reklamasi serta pemulihan lingkungan terlebih dahulu sebelum memanfaatkan lubang eks tambang sebagai destinasi wisata.

“Kita heran juga, kok bisa mendapat dukungan dari pemerintah untuk dijadikan destinasi wisata? Harusnya logika yang dipakai pemerintah dalam konteks ini, habis tambang terbitlah reklamasi, bukan habis tambang terbitlah destinasi baru,” pungkas Kaisar. (rh/fb)

Advertisements

Kunjungi Berita Alternatif di :

Bagikan

Advertisements

BERITA TERKAIT

Advertisements

BERITA ALTERNATIF

POPULER BULAN INI
INDEKS BERITA